Tong Lele menggenggam tangan pemilik kantin sambil bergumam padanya, "Paman, karena sudah melihat betapa lucunya kami, berikan kami gratisan paman..."
"Apakah kalau lucu bisa diolah menjadi makanan?" Kata penjual itu dengan galak. Tapi, tidak peduli seberapa galaknya, sebenarnya baru pertama kali ini dia melihat anak yang begitu lucu dan tampan, membuat rasa marah seperti menghilang.
"Bukankah paman baru saja mengatakan kalau kami begitu imut, kemudian memberikan kami potongan harga. Jadi, sekalian saja beri kami gratisan paman!" Kata Tong Lele sambil merayu penjual itu. "Baru pertama kali ini, aku memakan telur yang rasanya begitu enak. Dan demi paman, saya datang ke sekolah Mocheng untuk memakan ini." katanya lagi. Lalu dia melanjutkan kata-katanya, "Paman, anda begitu tampan. Istri anda kelak, pasti juga akan memberimu seorang bayi yang tampan dan imut sepertiku."
Penjual itu merasa sangat marah, dia memang sering bertemu dengan orang dewasa yang sengaja tidak membayar atau hutang. Tapi, dia baru pertama kalinya bertemu dengan anak kecil yang imut dan centil, bahkan sengaja tidak membayar ketika membeli sesuatu. Akhirnya hati penjual itu luluh dan dia memberikan makanan itu kepada mereka secara gratis.
Penjual itu yang awalnya marah, tiba-tiba menjadi lunak lalu berkata pada Tong Lele dan Mo Lisi, "Ya sudah lupakan! Aku akan memberi kalian makanan dan minuman tadi dengan gratis. Tapi kalian harus membantu paman mencuci piring, baru boleh pulang setelah selesai, dan jangan sampai pecah. Kalau pecah, aku akan membawa kalian kepada guru."
Dengan patuh Tong Lele segera mengiyakan, lalu menarik tangan Mo Lisi untuk segera membersihkan piring. Kemudian, dengan malu-malu Mo Lisi berkata, "Lele, aku tidak bisa mencuci piring."
"Aku akan mengajarimu bocah bodoh!" Kata Tong Lele sambil mengangkat piring, lalu menaruhnya ke wastafel, dan membuka keran air. Mereka berdua menggulung lengan bajunya, kemudian mencuci piring itu bersama-sama.
"Lele, Kamu sangat hebat. Kita sudah makan dengan total harga 30.000 yuan, tapi tidak perlu memberi uang. Hanya cukup membayar dengan mencuci piring." Kata Mo Lisi sambil membawa piring dengan kuat dan memasukkannya ke dalam air di wastafel.
Gesekan antar piring itu terkadang mengagetkan Mo Lisi, tapi dia tetap harus menyikat lagi, kemudian dia berkata lagi, "Lele, Bagaimana cara berbicara dengan penjual seperti itu, hingga akhirnya dia memberikan harga gratis. Apa tipsnya?"
"Kamu harus keluar, berjalan melewati sungai dan danau, agar kamu tidak menjadi anak yang terus-terusan di dalam rumah." kata Tong Lele. Kemudian dia mengangkat tangannya yang penuh dengan busa sambil menunjuk ke arah dinding, "Lagi pula, apa kamu tidak melihat tempat ini? dindingnya saja dipenuhi dengan gambar bayi." katanya lagi.
"Memang sangat banyak, tapi tidak ada yang setampan kita" Kata Mo Lisi dengan percaya diri. Namun, hal itu membuatnya berpikir sejenak, kemudian dengan wajah yang tampak sedikit takut dia berkata, "Apa maksudnya ini semua? Apakah penjual itu adalah seorang pedofil?"
"Dasar bodoh! Penjual itu sedang berharap untuk punya anak! Mungkin dengan meletakkan foto bayi, bisa membuat hatinya sungguh-sungguh dalam berharap dan berdoa. Dari yang aku duga, ini adalah kelemahannya" kata Tong Lele. Lalu, dia melihat Mo Lisi yang mencuci piring dengan kaku, kemudian dia berkata lagi, "Jangan kamu pikir, kamu bisa mencuci piring jika gerakanmu kaku seperti ini. Kamu sudah makan paling banyak, jadi kamu juga harus mencuci lebih banyak piring."
"Iyaaa..." Jawab Mo Lisi dengan malas, namun dia merasa menemukan hal yang menyenangkan ketika bersama Tong Lele. Semakin membuatnya yakin kalau Tong Lele adalah saudaranya.
Setelah Mo Lisi dan Tong Lele selesai mencuci piring, mereka mendengar suara ribut, "Biarkan aku pergi! Suamiku, bagaimana kamu bisa begitu kejam dengan anak-anak! Mereka berdua adalah anak yang sangat lucu dan tampan!" kata seorang perempuan.
"Istriku, mereka setelah makan tidak bayar. Sebenarnya ini adalah cara satu-satunya untuk mereka, karena setelah makan mereka tidak membayar." Jawab penjual itu sambil memainkan game...