Sifat Keras Kepalanya

Di kamar Chi Yi yang berada di lantai dua.

Su Jieyu tampak berdiri di hadapan Chi Yi, tangannya memegang sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi dan sangat cantik. Dia memberikan kotak itu kepadanya, "Yi yi, ini adalah hadiah yang aku bawa dari Inggris untukmu. Bukalah, coba lihat apakah kamu akan menyukainya?"

Chi Yi sama sekali tidak melihat ke arah Su Jieyu, dia duduk di atas sofa sambil memainkan permainan di ponselnya, sementara mulutnya mengunyah permen karet. Dia bersikap seolah tidak mendengar ucapan gadis di depannya.

"Chi Xiaosi..." Chi Zuxu mengerutkan dahinya karena tidak senang. Kali ini Chi Yi mengangkat kepalanya dan memandangnya. "Ambil hadiahnya!" Perintahnya dengan sangat tegas.

Mata jernih Chi Yi memandang Chi Zuxu, lalu dia melihat sekilas ke arah Su Jieyu yang dari tadi berpura-pura tersenyum dengan manis. Dia menjulurkan tangan dengan acuh dan mengambil hadiah itu. Kemudian, tanpa melihat lagi dia melemparkan hadiah tersebut ke tong sampah yang berada di sampingnya, "Setiap kali pulang dari luar negeri, ayah dan ibuku selalu membawakan barang seperti itu untukku. Laciku sudah penuh, tidak ada tempat lagi untuk barang seperti itu."

Su Jieyu berusaha menahan dirinya, melihat Chi Yi yang berlagak sombong, dia hampir saja tidak dapat menahan emosi. Senyum yang sejak tadi terpasang di wajahnya dengan terpaksa pun perlahan menghilang, air mukanya berubah menjadi tidak bersahabat.

"Pungut lagi barang itu!" Suara memerintah yang dingin tersebut memecahkan suasana hening di dalam kamar Chi Yi. Suara itu adalah milik Chi Zuxu. Suaranya dingin bagaikan es, nada bicaranya yang keras sama sekali tidak dapat dibantah.

"Aku tidak mau!" Rupanya, sikap Chi Yi lebih keras daripada Chi Zuxu. Karena dimanja sejak kecil, dia tidak pernah takut akan siapapun, meski itu adalah paman ketiganya.

"Chi Xiaosi…" Wajah tampan Chi Zuxu yang dingin berubah menjadi suram, dengan suara yang dingin dia memperingatkan Chi Yi, "Jangan menggunakan sikapmu yang keras kepala itu untuk menantang kesabaranku."

Chi Yi sedikit merasa takut ketika Chi Zuxu memelototi dirinya. Sebenarnya, dia seperti harimau kertas, jika orang lain bersikap galak padanya, maka dia akan melunak layaknya buah kesemek yang sudah matang. Tetapi kali ini, di hadapan Su Jieyu, dia tidak mungkin punya muka untuk memungut kembali barang itu, menurutnya hal itu sangat memalukan. Akhirnya, dia hanya diam saja, tidak bergerak dan tidak bersuara sama sekali.

"Zuxu, jangan terlalu keras kepadanya. Chi Yi hanyalah seorang anak kecil yang masih tidak mengerti. Kita bisa menasehatinya pelan-pelan." Su Jieyu berusaha membela Chi Yi. 

Tetapi di mata Chi Yi, Su Jieyu sedang berpura-pura baik terhadapnya. Kita bisa menasehatinya pelan-pelan? Kita siapa yang dimaksud gadis itu? Selain itu, siapa yang mau dinasehati olehnya? Memangnya apa status Su Jieyu menasehatiku? Apakah dia adalah bibiku? Mimpi saja sana! Pikirnya.

Tiba-tiba Chi Yi merasa sangat marah, lalu dengan tidak suka dia berteriak kepada Su Jieyu, "Aku sama sekali tidak membutuhkan barang itu! Di mataku barang itu seperti sampah! Aku tidak butuh! Masih ada lagi, aku memang tidak tidak tahu diri, tetapi kamu tidak punya hak untuk memberitahuku! Kalau kamu ingin masuk menjadi keluarga Chi, kamu harus menunggu aku mati!" Usai Chi Yi melampiaskan kekesalannya, dia langsung keluar dari kamar.

"Kamu…" Wajah Su Jieyu yang kesal mendengar kata-kata Chi Yi langsung berubah menjadi pucat.

Garis wajah Chi Zuxu yang indah itu menjadi tegang dan tatapan matanya menjadi suram. Dia membungkukan badan untuk mengambil hadiah yang dibuang Chi Yi dari tempat sampah, lalu mengembalikannya kepada Su Jieyu yang ada di depannya, "Lain kali kamu tidak usah membelikan apa-apa lagi"

"..." Su Jieyu menggigit bibir bawahnya. Wajahnya yang pucat sangat tidak enak dilihat.

"Aku mewakili sifat Chi Yi yang keras kepala meminta maaf padamu. Dia masih kecil, dia tidak bermaksud seperti itu, jadi jangan kamu masukan ke hati ya."