Dengan Strategi Cerdas, Hasil yang Didapatkan akan Berlipat Ganda

Suara Chi Yi semakin lama semakin kecil saat melihat wajah paman ketiganya berubah menjadi semakin suram. Apakah ada ucapanku yang salah? Pikirnya.

"Li Chenyu? Selingkuh? Berkhianat?"

"…..." Chi Yi menutup rapat mulutnya. Gawat! Permasalahan cintaku ketahuan, batinnya.

"Chi Xiaosi, apa yang sebenarnya kamu lakukan di sekolah?" Terdapat kemarahan besar di dalam mata Chi Zuxu yang kapan saja dapat meledak.

"Apa sekolah mengajarimu untuk pacaran? Atau mengajarimu berkelahi?! Ha?" Suara kemarahan Chi Zuxu dalam sekejap meninggi beberapa desibel, membuat tubuh Chi Yi gemetar. Dia tampak seperti seekor anak ayam yang sangat menyedihkan.

Sebenarnya Chi Zuxu ingin memarahinya lagi, tetapi melihat wajah Chi Yi yang penuh luka, dia berusaha menahan dirinya. Suaranya kemudian menjadi lebih lembut, "Sana, duduk di sofa."

"Baik." Chi Yi tidak tahu apa yang akan Chi Zuxu lakukan, tetapi dia pun tidak berani membantah. Dia akhirnya dengan gugup berjalan ke ruang tamu, sambil berjalan dia menggigit rotinya untuk mengurangi rasa takut.

Chi Zuxu pun segera mencarikan salep untuk mengobati luka Chi Yi. Kulitnya yang kencang dan putih seperti telur rebus, kini terdapat beberapa bekas tamparan yang terlihat sangat mengerikan. Matanya menjadi suram, lalu dia menarik wajah keponakannya itu kehadapannya, kemudian mengoleskan obat pada lukanya dengan sangat berhati-hati. Dahinya dikerutkan sehingga terdapat tiga garis di sana, dia bertanya kepada Chi Yi, "Anak kecil, siapa yang memukulmu? Pria itu?"

"He'em." Chi Yi menghela napas, kepalanya pun tertunduk lesu. Tetapi, saat mendengar Chi Zuxu memanggilnya 'anak kecil' dan juga mengoleskan obat pada lukanya, entah kenapa dia merasa seluruh lukanya sudah sembuh. Luka-luka itu tidak terasa begitu sakit lagi, suasana hatinya pun membaik.

"Tapi, keadaan pria itu juga tidak lebih baik dariku kok. Aku juga menamparnya beberapa kali!" Sejak dulu Chi Yi memang bukan orang yang mudah ditindas.

"Siapa yang memulai?" Tanya Chi Zuxu.

"A… aku." Chi Yi menjawab dengan jujur. Lalu dia langsung melanjutkan kalimatnya, "Tetapi dalam hal ini, aku tidak bisa disalahkan. Siapa suruh dia menghinaku!"

Chi Zuxu mengerutkan keningnya dan berkata, "Tapi kamu adalah anak perempuan, tidak boleh memukul pria dengan gegabah seperti itu. Pada akhirnya kamu sendiri yang akan rugi."

Usai menyelesaikan kalimatnya, Chi Zuxu dengan sengaja menggunakan kapas yang ada di tangannya untuk menekan-nekan luka di wajah Chi Yi. Dia meringis kesakitan, lalu menepis tangan besar pamannya itu, "Aw sakit… Sakit… Sakit…"

"Masih tahu sakit rupanya? Aku mau tahu, apa lain kali kamu masih berani berkelahi dengan orang."

"Kalau ada orang yang menindasku, apakah aku harus membiarkan hal itu terus terjadi?" Tutur Chi Yi.

Chi Zuxu memandangi Chi Yi, "Chi Xiaosi, apakah otakmu yang bodoh ini fungsinya hanya agar kamu terlihat keren?"

"..." Apakah ucapan itu merupakan sebuah sindiran, bahwa otakku tidak berguna? Batin Chi Yi.

"Jika kamu tidak dapat mengalahkannya, maka jangan menyerangnya. Dengan strategi yang cerdas maka hasil yang didapatkan akan berlipat ganda."

"Baiklah, aku janji kepadamu, lain kali aku akan berpikir terlebih dahulu, sebelum bertindak."

"..." Anak ini, benar-benar tidak dapat tertolong lagi! Pikir Chi Zuxu. 

***

Setelah mengoleskan obat di wajah Chi Yi, Chi Zuxu kembali ke kamarnya. Dia kemudian menelepon asistennya, Shi Rong.

"CEO Chi..."

"Tolong selidiki teman sekolah Chi Yi, namanya Li Chenyu. Periksa latar belakang anak itu."

"Baik, CEO."