Jangan Melakukan Hal Yang Memalukan Lagi!

'Li Beinian, kamu benar-benar… arogan!'

Li Xueqing ingin mengatakan itu tapi tidak satu katapun yang keluar dari mulutnya.

Kemudian Li Beinian mengambil kotak obat dan terus berjalan menaiki tangga tanpa memalingkan kepalanya.

Li Xueqing merasa tidak rela Li Beinain pergi begitu saja sehingga dia bangkit berdiri menahan rasa sakitnya dan duduk di atas sofa kemudian menelpon Li Haoran.

Celananya berlubang, lengan bajunya juga robek.

Saat dia melepaskan bajunya ada darah segar yang mengalir di tubuhnya.

Li Beinian merawat lukanya, dia menggertakan gigi menahan rasa sakitnya. Saat ia sedang memberikan obat pada lukanya tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Keluar!"

Itu adalah suara Li Haoran.

Li Beinian mengenakan pakaiannya lagi lalu dia berjalan ke arah pintu dan melihat wajah Li Haoran yang penuh dengan kemarahan.

Li Haoran berjalan masuk ke dalam kamar Li Beinian dan melihat kotak obat yang ada di atas kasurnya kemudian melihat penampilan Li Beinian lalu dengan penuh amarah berkata, "Apa papa tidak memberimu makan yang cukup sehingga kamu harus mencuri? Dasar tidak tahu malu!"

Mendengar perkataan itu Li Beinian langsung mengetahui bahwa Li Xueqing telah melakukan sesuatu.

Lalu Li Beinian tertawa sinis dan berkata, "Jika anda begitu mempercayai putri tiri anda untuk apa anda datang kemari dan bertanya kepadaku?"

"Masih berani menjawab?! Sudah membuat malu di depan keluarga Mu hingga keluarga Mu bertanya kepada papa, apa papa tidak memberimu makanan dan uang yang cukup hingga kamu harus mencuri dan tertangkap polisi. Papa mau menaruh wajah papa dimana?!"

"Jika anda begitu yakin maka anggap saja aku pencuri." kata Li Beinian sambil melihat ke arah Li Haoran, "Lagi pula sejak awal anda sudah memilih untuk percaya kepadaku. Silahkan keluar dari sini tuan Li."

"Kamu…" kata Li Haoran dengan penuh kemarahan karena mendengar Li Beinian mengatakan 'Tuan Li'.

"Lupakan, anda bisa tetap di sini aku yang akan pergi."

Li Beinian menggunakan sepatunya dan berjalan pergi.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Li Haoran sambil menutup pintu menghalangi Li Beinian untuk pergi.

Li Beinian menghentikan langkah kakinya kemudian dia tertawa seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar kemudian bertanya, "Memangnya anda akan percaya jika aku mengatakan yang sebenarnya?"

Li Haoran tidak menjawab tapi malah kembali bertanya, "Siapa yang datang menjemputmu?"

"Mu Donglin." Li Beinian melihat ke arah Li Haoran kemudian dengan santai berkata lagi, "Calon menantu anda."

Li Haoran tertegun dan bertanya, "Mana mungkin?"

'Mu Donglin tidak menyukai Li Beinian, setelah pertemuan keluarga yang kedua kalinya, tidak peduli seberapa keras kakeknya memintanya untuk menemui Li Beinian dia tidak bersedia, tapi sekarang dia malah datang membantu Li Beinian?'

Kemudian Li Beinian seolah mengetahui isi pikiran Li Haoran dan menjawab, "Maaf tapi memang dia orangnya."

Li Haoran terdiam sebentar kemudian bertanya lagi, "Apa yang dia katakan?"

"Dia bilang aku membuatnya malu."

Wajah Li Haoran terlihat suram kemudian dia bertanya lagi, "Lalu apa lagi?"

"Tidak ada."

"Dia tidak mengatakan tentang menyukaimu atau hal semacamnya?"

"Tidak."

Li Haoran terlihat lebih lega lalu dia memperingatkan Li Beinian, "Lebih baik kamu menceritakan yang sebenarnya, tidak peduli apapun yang terjadi kelak kamu akan menikah dengan Mu Donglin. Kedepannya kamu harus lebih memperhatikan sikapmu, papa hanya bisa membantumu sampai di sini."

Li Beinian merasa perkataan Li Haoran sedikit konyol lalu dia berkata, "Aku tidak pernah mengatakan aku mau menikah dengannya."

"Bukan kamu yang membuat keputusan itu." kata Li Haoran sambil melihat ke arah Li Beinian, dia tidak terlihat seperti sedang memandang putrinya sendiri tapi lebih terlihat seperti melihat Li Beinian sebagai sebuah alat, "Kakekmu sudah tidak muda lagi, tidak mudah baginya untuk mengatur pernikahan ini jika kamu tidak memanfaatkannya kamu menyia-nyiakan usaha kakek."

Li Beinian terdiam sesaat, perkataan Li Haoran memang benar.

Li Beinian bisa saja tidak mempedulikan Li Haoran tapi tentu dia akan memikirkan kakeknya.

"Mulai hari ini kamu tidak boleh keluar rumah, belajarlah untuk mempersiapkan ujian kelulusan SMA." kata Li Haoran dengan wajah dingin lalu berkata, "Jika kamu memerlukan apapun katakan saja, jangan melakukan hal yang memalukan lagi!"