Melawan Alpha Wolf

Alpha wolf yang sedang dalam kondisi marah berubah menjadi setinggi 2 meter pada bagian pundaknya. Ukuran tersebut merupakan sesuatu yang wajar bagi seekor alpha wolf. Namun sesuatu yang wajar tersebut merupakan hal menakutkan jika seseorang tak memiliki kekuatan untuk melawannya.

Ajie yang sedang berhadapan dengan alpha wolf, mengangkat kedua tangannya di depan tubuhnya dan bersiap untuk menerima serangan.

Ajie tahu, ini akan menjadi serangan yang menyakitkan. Meskipun ia tahu, dia takkan bisa menghindari serangan itu. Serangan dari alpha wolf terlalu cepat untuk bisa dihindari.

Melihat Ajie yang sedang kesulitan Izan tak tinggal diam. Ia segera membantunya dengan menembakan panahnya ke arah kepala alpha wolf.

Dong!

Panah yang Izan tembakan di tepis dengan mudah! Alpha wolf tak terluka sama sekali!

Bukannya membantu Ajie, Izan malah membuat alpha wolf semakin marah. Alpha wolf mengangkat kaki kanan depannya tinggi-tinggi. Lalu terbentuk sebuah pusaran angin disaat ia mengangkat tangannya.

Bahaya! Alpha wolf dapat mengendalikan elemen angin! Serangan yang ia berikan akan semakin kuat. Ajie takkan selamat dari serangan tersebut. 90% ia akan mati saat menerima serangan dari alpha wolf.

Apakah aku akan baik-baik saja setelah menerima serangan ini? Apakah aku akan terluka parah? Atau bahkan aku akan mati? Itu lah yang terpikir dalam pikiran Ajie saat melihat serangan tersebut.

Javar yang melihat hal tersebut tak tinggal diam. Dia berusaha berlari mendekati Ajie sekuat tenaganya. Dia tahu dia tidak akan sempat mencapai Ajie dengan kecepatannya yang sekarang. Disaat itulah ia teringat kata-kata yang diberikan oleh pak Rovel.

Apa sebenarnya keinginan terbesarnya?

Javar akhirnya mengerti keinginan terbesarnya. Ia hanya ingin terus bersama teman-temanannya! Hanya sesederhana itu keinginan dia. Untuk bersama teman-temannya, ia harus bisa melindungi mereka! Meskipun nyawa taruhannya!

Setelah ia menyadari keinginan terbesarnya, sesuatu yang janggal terlepas dari dalam diri Javar. Kekuatan yang selama ini bersembunyi dalam tubuh Javar akhirnya menunjukan dirinya.

[PROTECTOR RULE]!!

Dengan menggunakan dirinya sebagai pusat, ia bisa mengalihkan seluruh serangan musuh ke arah tubuhnya!

Tangan alpha wolf yang sedang berayun ke arah Ajie, tiba-tiba lepas kendali. Hanya membutuhkah jarak sehelai rambut untuk dapat melukai Ajie. Namun, disaat-saat penting itulah serangan tersebut berubah arah.

Miss!

Kekuatan yang Javar keluarkan berhasil mengubah arah serangan dari alpha wolf dan membuat Ajie selamat dari serangan tersebut. Alpha wolf segera memalingkan pandangannya dari Ajie dan melihat ke arah Javar yang berada di sebelah kirinya dengan tatapan tajam.

Ajie yang melihat hal tersebut terkejut. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana mungkin serangan monster tersebut tak dapat mengenai ku? Jarak ku dengan monster sangatlah dekat. Sangat tidak mungkin monster tersebut gagal dalam menyerangku. Pikir Ajie secara cepat.

Namun pemikiran tersebut hilang seketika itu juga. Alpha wolf yang gagal menyerang Ajie dan mengalihkan pandangannya, memberikan celah bagi Ajie untuk menyerang balik. Tak menunggu lama, Ajie langsung mengayunkan dual daggernya ke arah leher monster tersebut secara menyilang.

Slash slash!

Ajie berhasil melukai alpha wolf tersebut. Namun meskipun begitu, dia tak dapat memberikan luka yang dalam. Bulu dari alpha wolf terlalu tebal!

Sial! Monster apaan ini? Serangan yang kuat dan cepat, bulu yang tebal, gerakan yang lincah hal apa yang kurang darinya? Pikir Ajie.

Alpha wolf yang menyadari bahwa dirinya telah dilukai, segera melihat kembali ke arah Ajie. Ia mengangkat kaki kanan depannya, lalu di ayunkan ke arah Ajie.

Namun kali ini berbeda. Dengan jeda satu serangan dari alpha wolf, Javar berhasil berada di samping Ajie dan siap memblokir serangan.

Clang!

Cakar dari alpha wolf berbenturan dengan perisai milik Javar. Kali ini Javar telah memperkirakan kekuatan serangan monster tersebut. Javar memasang kuda-kuda sehingga ia tak mudah untuk terpental seperti tadi.

Melihat Javar yang tiba-tiba berada di depan Ajie, ia pun segera meloncat kebelakang lalu memfokuskan auranya ke ujung kedua daggernya.

Izan pun melakukan hal yang sama. Ia memfokuskan auranya ke ujung anak panahnya.

Ajie dan Izan memikirkan hal yang sama. Dengan menggunakan serangan biasa, mereka takkan mungkin bisa menembus bulu alpha wolf yang tebal. Dan juga alpha wolf memiliki reflek yang bagus, mereka harus menemukan waktu yang tepat untuk menyerang monster tersebut. Oleh sebab itu mereka berdua segera memfokuskan aura mereka ke ujung-ujung senjata mereka.

Membutuhkan waktu sekitar 5 detik bagi mereka untuk dapat mengubah aura yang awalnya bening menjadi aura berwarna. Selama 5 detik itulah Javar terus menahan serangan dari alpha wolf.

Clang clang clang!

Dalam satu detik saja Javar sudah menerima tiga serangan dari alpha wolf. Serangan yang cepat dan tanpa jeda. Javar harus terus berkonsentrasi untuk dapat menahan serangan monster tersebut.

Aku harus bisa, teman-teman ku sedang mengisi kekuatan mereka. Aku adalah pelindung bagi mereka. Tidak akan semudah itu mengalahkanku! Javar terus menyemangati dirinya sendiri.

1 detik, 3 detik, 5 detik, akhirnya Ajie dan Izan berhasil memfokuskan aura mereka!

Ajie dan Izan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang alpha wolf. Mereka menunggu disaat monster tersebut sedang memfokuskan serangannya kepada Javar. Disaat itulah kondisi terlemah dari monster tersebut. Dalam kondisi lemah itu lah, mereka segera menyerang monster tersebut secara bersamaan.

Clang!

Alpha wolf mengayunkan kaki kanan dan kirinya seara bersamaan, namun Javar dapat memblokir serangan tersebut dengan baik.

Sekaranglah kesempatan Ajie dan Izan untuk menyerang!

Dengan mengayunkan kedua dagger nya, Ajie mengarahkan senjatanya ke leher bagian bawah monster tersebut. Sedangkan Izan yang menembak dari kejauhan, mengarahkan panahnya tepat ke kepala alpha wolf.

Slash slash puk!

Serangan dari Ajie dan Izan berhasil mengenai sasaran mereka. Ajie yang mengarahkan dual daggernya ke arah leher alpha wolf, berhasil membelah setengah leher monster tersebut. Sedangkan Izan yang mengarahkan tembakannya ke kepala monster tersebut, berhasil menusukan panahnya tepat ke otak monster tersebut melalui matanya.

Darah bercucuran dari leher dan mata alpha wolf.

Apakah serangan kami berhasil? Apakah dia sudah mati? pikir Ajie dan Izan.

Tak menunggu lama bagi mereka untuk mendapatkan jawaban tersebut. Setelah sedetik menerima serangan dari Ajie dan Izan, monster tersebut terjatuh dan mati.

Ajie, Javar, dan Izan akhirnya bisa menghembuskan napas lega. Kejadian sebelumnya merupakan hal yang menegangkan bagi mereka, terutama Ajie. Jika alpha wolf berhasil menyerang kepala Ajie, dia akan terluka berat atau bahkan mati. Untung saja Javar berhasil mengalihkan perhatian monster tersebut sesaat, meskipun Ajie belum menyadari apa yang terjadi tadi.

Setelah melawan monster-monster tersebut, Ajie, Javar, dan Izan mengucurkan keringat dari seluruh tubuh mereka. Meskipun begitu, senyuman bahagia terlihat dari muka-muka mereka.

Pedang yang jatuh karena Javar lempar, segera ia ambil. Dual dagger yang berlumuran darah, segera di ayunkan untuk menghilangkan darah yang menempel pada dagger tersebut lalu memasukkan senjata tersebut kedalam sarungnya. Panah yang telah membunuh 3 monster, di taruh kembali ke belakang punggung Izan.

Clap clap clap!

Dari kejauhan pak Rovel mendekati Ajie, Javar, dan Izan. Ternyata selama ini dia memperhatikan mereka. Mereka pun sampai lupa jika mereka bersama dengan pak Rovel karena keseriusan mereka melawan monster-monster tersebut.

Pak Rovel berjalan melewati bangkai-bangkai monster tersebut lalu berkata, "Bagus bagus. Sepertinya seseorang telah membangkitkan [ZING WISH]!"