Diliriknya kembali boneka itu, boneka cantik selayaknya orang cantik, bibirnya tipis ranum memerah, rambutnya blondi, pirang bagai ekor kuda.. satu yang paling disukainya apalagi kalau bukan tubuh yang ramping dengan payudara proposional.. betisnya jenjang.. perut dan pahanya langsing menggairahkan, matanya biru sempurna, seakan nyata.. dialah boneka yang selalu menemaninya ditempat tidur.. dengan lingerie paling sexy, menjadikan dia, boneka itu selayaknya istri baginya.. satu yang membedakannya hanyalah ia tak bisa merasakan desah nafas, sebagaimana layaknya seorang perempuan di tempat tidur.. karena itulah, meskipun namanya alat bantu sex, boneka itu tak pernah ia gunakan sama sekali.. hanya pajangan di tempat tidur.. hanya teman yang menemaninya di ranjang… benar-benar seorang teman.. tanpa pernah ia sentuh sama sekali.
Matanya tetap fokus kearah televisi plasmanya.. berita hari ini hanya soal kenaikan BBM, demo-demo berakhir ricuh semuanya bergelimpangan.. tak hanya sekedar gas air mata, polisi menghalau para demonstran dengan peluru karet.. karet yang mana entahlah.. selayaknya sebuah senjata, maka peluru apapun jenisnya akan dibuat dengan sangat mematikan oleh pembuatnya, hanya dengan satu tujuan.. melumpuhkan.. membinasakan…
Jika BBM naik.. maka alamat harga jual cheese cake juga harus naik, margin keuntungan tetaplah harus seimbang tentunya, satu yang menjadi persoalan adalah apakah para pelanggannya siap dengan kebijakannya nanti ?? pertanyaan itu kini menjadi titik fokus konsentrasinya, insting pengusahanya memeras otak secepat mungkin untuk segera merespon apa yang telah terjadi baru-baru ini…
Dimitri menghampiri laptopnya, memeriksa sesuatu.. neraca keuangan… selarut ini matanya dipaksa bekerja keras, kerja lalu kerja… di restoran.. di rumah.. tetap bekerja, harus tetap bekerja.. memang bisa saja ia memperkerjakan seseorang untuk mengurus semuanya itu, tapi pengalaman dalam bisnis dimasa lalu segera membuang jauh-jauh gagasan itu, susah untuk mendapatkan seseorang yang bisa dipercaya, kepercayaan itu mahal harganya, lebih baik ia yang mengontrol semuanya, menghindari resiko menghindari sesuatu yang buruk dikemudian hari… kebangkrutan itu, meski telah lama masih saja menjadi momok yang menakutkan baginya, bisnis itu kejam !!! dan ia selalu mengingat kata-kata itu selamanya….
Jika malam-malam dipaksa tetap bekerja, maka jatah jam tidurnya harus rela ia korbankan…. Istirahat tak lagi seindah istirahat… mengenang sesuatu, terhenyak betapa menyadari waktu berjalan begitu cepat, lima tahun tanpa istri yang mendampingi… dimitri telah lupa bagaimana nikmat hidup berumah tangga.. semuanya ia kerjakan sendiri.. seorang diri…dan lama-lama akhirnya terbiasa juga, menyeduh kopi sendiri, menanak nasi sendiri… mencuci baju sendiri.. memijiti diri sendiri…
Kadang di pagi buta, semua rasa yang ia rasakan tawar adanya… mencoba sekuat tenaga berusaha menutupi kesepiannya, tetap saja kerinduan itu mengetuk relung hatinya.. merindukan sang mantan istri, istri yang jauh disana.. yang ia simpan hanya dalam kenangan, dari yang terbaiklah maka segala yang baik akan terjaga kualitas kebaikannya, dan dari yang terburuklah maka apapun yang dicoba untuk baik akan tetap terasa buruk dan busuk…
Kesepian ia, tapi kesakitan itu tetap menjaga gengsinya agar ia segera melupakan segalanya, hanya waktu yang akan membakar semua kesakitan dimasa lalu, hanya waktu yang akan memberangus segala mimipi buruknya tentang masa lalu, jadi laki-laki itu harus Bengal !!! tak boleh lemah… tak harus dilemahkan.. bukan tanpa usaha sebenarnya agar ia segera mencari pendamping yang baru, tapi yang barupun tak pernah menampakan batang hidungnya, hampir putus asa rasanya… jika saja bukan karena satria anaknya yang selalu menguatkan dan menyadarkannya, mungkin ceritanya akan berbeda…
Masa depan dimulai ketika ada niat untuk menghadapi masa depan itu sendiri, Dimitri paham.. Cinta tak harus melemahkannya…..
Merasa pegal karena harus duduk dimeja kerjanya, Dimitri perlahan beranjak menuju tempat tidur, Laptop masih berada ditumpuan lengannya.. melirik kesebelah kiri, wajah boneka itu tetap saja bergeming, memberikan senyumnya yang indah namun pelit.. Dimitri membalas senyum itu, senyum seperti biasanya.. lalu mencoba merasakan nyaman dengan sandaran punggungnya, melirik kembali pada Bonekanya, reflek Dimitri menarik selimut yang terletak diujung ranjang, lantas menyelimuti boneka itu dengan manjanya.. menikmati moment kemesraan yang biasa ia lakukan di tempat tidur.. antara dia dan boneka itu, telah terjadi satu kontak rasa yang aneh, ia adalah obat segala obat untuk penyakit aneh tanpa nama, ia adalah teman paling setia untuk satu hubungan pertemanan yang aneh pula.. yang jelas Dimitri tak bisa merasa tidur pulas jika boneka itu tak menemaninya, hanya sekedar menemani tanpa harus berbuat lebih..
Suatu waktu pernah ia merasa kelelahan sepulang kerja.. lantas sekoyong-koyong tubuhnya ambruk rebah ditempat tidur tanpa sempat melepas sepatu dulu, kantuk menyerangnya tanpa ampun… 15 menit kemudian ia merasa berada di satu dunia yang baru, yang jauh lebih indah… padang rumput menghampar luas, sungai bening mengalir tenang.. pohon-pohon apel tumbuh subur.. berbagi lahan dengan tanaman lainnya, anggur.. pear.. semangka air.. lechi, jeruk.. juga beberapa buah beraneka rupa..sungai-sungai mengalirkan air susu.. putih kental dan manis.. ada padang gandum, pohon-pohon coklat meneduhi.. rumput menghijau luas.. itukah surga ?? Dimitri tau ia sedang bermimpi.. tapi dalam mimpi itu satu yang membuatnya takjub adalah melihat boneka karet itu menjelma perempuan cantik.. seperti nyata, segalanya terasa nyata.. boneka itu seperti seorang supermodel.. seperti gadis-gadis paddock sirkuit MotoGP.. seperti artis-artis Film.. seperti diva pop dunia.. seperti beyonce.. seperti katty perry..seperti bunga citra lestari.. lantas tersenyum kepadanya, dimitri membalas senyum itu… sederhana…
Setelah mimpi di malam itu, maka hari-harinya menjadi lebih berwarna meski masih terlihat abu-abu.. setidaknya lebih indah daripada hitam pekat.
Jam 9 berangkat ke restoran kecilnya, melihat persediaan keju, tepung, telur dan aneka bumbu-bumbu juga yang lainnya.. memeriksa pembukuan di Komputer.. mengecek karyawannya.. lalu pulang di malam hari.. mencoba untuk tidur, apalagi kalo bukan tidur disamping boneka karetnya yang paling cantik.. lantas menjadi kebiasaan, mencoba sekuat hati membiasakannya…
Tapi untuk malam ini, bonekanya tak banyak membantu.. setidaknya membantu menghidupkan sesuatu, tetap saja kelu itu hadir ditengah perasaan hampa yang ia rasakan.. merindukan sang mantan istri terasa lebih menyakitkan ketika segala yang ada disekelilingnya membisu tanpa memberi respon padanya, Dimitri merasa menjadi patung bagi sekitarnya.. seperti layaknya boneka karet yang juga tak bisa bergerak sama sekali, ia pun berubah menjadi seperti boneka, boneka karet jantan..
Naluri… tiba-tiba sesuatu menggerakkannya, cursor di laptopnya menunjuk satu file, dengan sedikit tekanan, file itu terbuka… foto-foto sang mantan istri yang masih disimpannya.. foto-foto kelahiran anak pertamanya, moment indah itu berhamburan… rindu ini terasa menyesakan dada, sakitnya seperih sayatan kulit bambu yang terkelupas, tipis setipis silet.. memberinya luka, memberinya kepedihan… muak ketika ia tersadar bahwa dirinya masih bisa merindukan sang mantan, seolah-olah hidup tanpa perlawanan.
Menyerah begitu saja.. merindukannya adalah mengulang masa lalu.. dan masa lalu adalah sesuatu yang teramat sangat ia jauhi… mendendam dilubuk hatinya, pengkhiatan itu kini terasa hanya pahit racunnya saja.
Mati untuk mati dan hidup untuk hidup, kiranya segala yang tersisa dimasa sekarang adalah limpahan aib dari masa lalu, mengerang segalanya terasa menyakitkan… masa lalu adalah masa lalu yang takkan mungkin hadir untuk sesuatu yang akan menjadi bagian bagi masa depannya… kerja keras, sekeras batu karang, melupakan dia yang telah menyakitinya.. selayaknya sampah ia sadar ia yang harus terbuang dari kehidupan itu..
Kesalahan dimasa lalu tidak untuk ditutup-tutupi atau pula dibawa pura-pura selesai.. apapun itu hadapi saja, manis atau pun pahitnya itu hanya persoalan rasa..
Sebelum beranjak tidur, sebelum kantuk benar-benar menenggelamkan matanya… mencari hiburan walau hanya sebentar saja, lantas searching youtube, dengan subyek.. "LUKIE BAND" ia benar-benar kagum dengan keempat personil band indie itu…sang gitaris juga sebagai Frontman ia memegang gitar sambil memoncongkan mulutnya didepan Mick berteriak-teriak tanpa beban… vokalnya melengking, menghujam semua telinga yang mendengar… sang basis dengan style kemeja flannel kotak-kotak hanya menunggu disatu sudut panggung dengan menebar senyum paling manis bagi penggemarnya, gitaris kedua dengan gagahnya ia memainkan melodi mengikuti harmonisasi lagu.. berjingkrak-jingkrak kegirangan sendiri… dan yang paling belakang adalah seorang drummer wanita dengan rambut berkuncir kuda, yang menggebuk drum dengan begitu beringasnya… berlomba-lomba dengan keringatnya yang jatuh bercucuran.. jika kita melihatnya memegang stik drum, maka semua suami didunia ini pasti takut kalau pulang terlambat kerumah… wajah boleh saja imut.. pipi boleh terlihat chubby menggemaskan.. tapi caranya menghajar drum, membuat semuanya bergidik merinding ketakutan..
Puas melihat video Lukie band… mata dimitri dihajar kantuk secepat hantaman stik drum menggebuk keningnya.. lantas ambruk, seambruk-ambruknya..
.......................................................................................…
Hari selasa.. adalah jatah libur kerja baginya, Jhody tau selasa adalah neraka, ia tak bisa menjumpai kekasih hatinya.. Rinar.. tidak berjumpa dengannnya adalah membiarkan dia seharian penuh menghabiskan waktunya bersama Arya.. berdua mereka melayani pembeli.. yang satu memasak adonan kue.. yang satu mengantarkannya kepada para pembeli..
Selasa adalah hari paling menyedihkan baginya, dihari itu seolah-olah kutukan menghampirinya dengan santai, seolah-olah segala kemurungan selalu menghantuinya setiap setik setiap menit..
Menunggu waktu yang berjalan melambat.. sangat lambat… detik jarum jam bergerak kepayahan.. sementara bekicot melesat berlari secepat kilat, wajah Jhodi hanya tampak kemuramam… ikan memphisnya berenang kegirangan, ikan kokinya yang berpasangan acuh tak acuh terhadap dirinya..
Stik Playstation bergeletakan dimana saja.. DVD pLayer yang lupa dimatikan meskipun film telah berhenti berputar 2 jam yang lalu.. sisa abu rokok berceceran di karpet bludrunya.. tempat tidur yang lembab.. dan mata yang sembab..
Kesepian ia.. seolah-olah tak bisa berbuat apa-apa, terlalu monoton.. terlalu biasa hidupnya, tanpa Rinar.