Selamat malam Rinar !!

Selamat malam Rinar ! selamat malam cintaku !!

Bulan, sepi, angin…. Kau merasakannya Rinar ? kesunyian ini adalah bahasa yang sempurna, meski tanpa kata-kata, air sungai yang mengalir pelan, setetes embun jatuh dari ujung daun, malam akhirnya berwarna kelam, hanya ada satu, dua, tiga bintang yang bersinar keperakan, bulan yang sabit, bulir-bulir keringat, nafas kegelisahan… dan kita yang terbenam..

Dibalik jendela.. aku menyaksikan keajaiban ini Rinar ! opera Tuhan tentang malam, tentang lakon hidup para makhluknya.

Aku yang telah memburumu dari satu padang rumput yang maha luas… aku yang telah mengejarmu sejauh perjalanan panjang ini, jalan seperti tak berujung itu akhirnya memberiku bahagia yang sempurna… kau adalah bidadariku malam ini…

Biarkan malam, biarkan saja dingin.. biarkan mereka mengembara dalam waktu, menemukan cinta, menemukan keabadian dalam sketsa pertemuan kita, untuk kerinduan yang sayu Rinar !!

Telah dua puluh lima menit yang lalu kita diam dalam pelukan,dalam hangat perapian.. perlahan aku beranjak menuju dapur, membuatkan capucino panas, membawakanmu biscuit dan sepiring wafer susu kesukaanmu, engkau tersenyum manis dalam raut kemanjaan, senyum yang selalu membuatku bahagia, dan di sofa itu kembali kita saling menatap, diam.. menemukan pantulan tubuh dibulatnya kedua bola mata kita, memahami bahasa tubuh…

"jangan menatapku seperti itu beibh… !! aku malu.." rengekmu dalam kemanjaan.

Dan kulihat dirimu semakin cantik dengan kimono hitam berhias bunga sakura, tampak betapa anggun dirimu dalam kontras warna kulitmu dengan kimono itu, dan aku tersenyum setelah dirimu tersenyum, cantik dalam hasrat cinta yang bersemi di taman-taman kerinduan, lantas aku kembali memelukmu, mendekapkan kehangatan seorang wanita, mencintaimu untuk kesekian kali…

Diatas Sofa itu kita saling berpelukan merapatkan tubuh kita, ku kecup keningmu.. sementara diluar hujan belum juga selesai, membasahi bumi sedari tadi.. api dalam tungku perapian menghangatkan kita, membuat kayu dengan cepat menjadi abu.. sementara kita telah diam dalam pelukan, memejamkan mata, merasakan cinta dalam tubuh kita yang merapat.

Tidakkah kau merasakannya Rinar !!? kesunyian ini, lagu sepi malaikat penjaga malam, denting itu Rinar !? suara-suara itu ? tetesan air hujan.. gemericiknya terdengar jelas ketika tetesanya menghujam atap rumah ku.. hemhh.. aroma ini, hawa yang mengendap-ngendap sejauh perjalanan beratus-ratus mill, berjinjit pelan, menuju kesini, kearah kita… menyapa kita entah untuk apa ??

Aku melihat ratusan perahu datang dan pergi, seperti menyaksikan harapanku sendiri, ia timbul lalu tenggelam kedasar sungai.. begitulah kiranya, sepanjang hayat aku tetap setia menunggumu, menantikan cinta, diatas dermaga kayu ini, yang mulai rapuh hampir putus asa.. dermaga adalah penantian yang panjang, sebelum akhirnya suatu hari yang lalu sebuah perahu membawamu kepadaku.

Selamat datang disungai.. mari berjalanlah pelan kearahku, kita akan menikmati malam ini berdua saja, menghabiskan kerinduan ini dalam sebuah pelukan yang hangat.

"kenapa sich beibh !!? kamu kaya orang linglung gitu…?"

Jemarimu lembut membelai keningku, menyeka bulir-bulir keringatnya, lantas aku menyentuh tanganmu, menuntunnya membelai pipiku… aku menyukai saat-saat seperti itu, menyukai lembutnya telapak tangan seorang perempuan membelai pipiku…

"Mau kah kau menikah denganku Rinar !? "

Setelah itu kamu hanya diam, menikmati

hening yang sangat lama…. Aku tetap setia menunggu jawabanmu, menunggu kepastian darimu…

"Arya... !"

"kenapa Rinar ?"

Adakah sesuatu yang memberatkanmu sayang !!? aku tau endingnya terlalu cepat, tapi aku telah yakin dengan ucapanku, aku telah yakin dengan cinta ini, pun begitu terhadapmu.. keyakinanku telah membuncah, kau adalah wanita terhebat itu… wanita untuk aku jadikan istri, ibu dari anak-anakku kelak…

"Apa jawabannya harus sekarang ??"

Terbengong-bengong sepertinya, tapi aku melihat kejujuran dimatamu…

"Iya sayang…. !"

Aku tak'kan membiarkanmu lepas… apa yang telah aku cengkram takkan mungkin aku lepaskan kembali..

"aku mau… Ar… !

"apa… ?? gak kedengeran akh…."

"ikh.. kamu ko gitu ??"

"aku gak denger Sayang !!!"

"beibh…. !!!!"

Tinju mesra itu menghantam bahuku, aku tau hari ini jawabannya adalah iya… seperti keyakinanku terhadapmu selama ini, cintamu tidak main-main terhadapku..

"makasih…."

Membuncah dalam harapku segala yang indah akan menjadi tampak semakin nyata.. anggukan mu menandakan setuju tanpa ragu.. membayangkan kamu akan menjadi istriku, menjadi ibu untuk anak-anakku.. cinta ini terlalu indah…

Hanya pelukan, dan aku merasakan kembali detak jantungmu ketika tubuh kita saling merapatkan kembali.. ada kebahagiaan disana, ada keyakinan disana… I LOVE YOU… Rinar !

.............................................….

"Rinar… !!"

"iya sayang !!"

"Nanti kamu jadi kan ikut ke rumah ku..? Mamah ku udah nanyain terus.."

"Iya jhodi.. Pasti.."