Penyesalan Yang Mendalam

"Jasmin…. Jasmin…." Saat memanggil nama Jasmin, hati Yun Che sangat sesak. Tingkat keganasan serangan racun mematikan kali ini sepuluh kali lebih kuat dari serangan empat bulan lalu. Lagipula, terakhir kali, walaupun hanya membunuh dua orang Tingkat Batin Sakti tetapi telah membuat dia menderita kesakitan. Kali ini, dalam sekejab dia membunuh naga Tingkat Kaisar Sakti! Intensitas Kekuatan Sakti yang dia gunakan sungguh berbeda seperti langit dan bumi.

Jasmin bukannya tidak tahu efek dari membunuh naga api ini. Tetapi dia tetap menyerang karena jika tidak, Yun Che akan mati. Dan ketika Yun Che mati, dia juga akan ikut mati.

Penyesalan yang sangat dalam membuat hati Yun Che seperti ditusuk duri tajam… Sepanjang proses memasuki gua naga api, Jasmin tiga kali terus menerus mencegahnya dan juga memperingatkan dirinya bahwa pusaka naga sejati memiliki kekuatan yang ditanam didalamnya; yang berarti bahwa pusaka itu tidak boleh diambil. Tetapi dia tetap berjalan masuk tanpa peduli… Malahan dia merasa berani dan hebat, tetapi dia melupakan satu hal; dia bukan lagi Yun Che yang suaranya bergema diseluruh benua sebelumnya, tetapi malahan hanya seorang yang dianggap remeh yang berada di level keempat Tingkat Dasar Sakti. Apa yang dia hadapai merupakan Binatang Kaisar Sakti yang menakutkan. Bahkan sedikit saja kurang hati-hati, dia akan kehilangan nyawanya dan menyeret Jasmin juga ikut kehilangan nyawa bersama dirinya.

Akibat inilah yang akhirnya terjadi.

"Maafkan saya Jasmin… Maafkan…. Maafkan…. Saya seharusnya mendengarkan kamu, tidak seharusnya saya bertindak semberono…" Sementara tangannya merasakan perubahan tubuh Jasmin, hati Yun Che semakin sesak. Dia meminta maaf kepada Jasmin berulang kali… Tetapi tidak peduli berapa kali dia meminta maaf dan menyesali keadaan ini, semuanya tidak bisa dipulihkan ke kondisi semula.

Bibir Jasmin bergerak sedikit, tetapi suara yang keluar terlalu kecil untuk didengar.

Tubuhnya semakin dingin dan tanpa disadari sudah berubah menjadi semi-transparan.

Meskipun tubuh Jasmin hanya sebagian berbentuk transparan yang tergantung pada kekuatan hidup Yun Che tetapi dirinya tetap merupakan inang jiwa Jasmin. Jika tubuhnya menghilang maka jiwa Jasmin akan lenyap karena tersebar dan menghilang seluruhnya diganyang racun mematikan.

"Jasmin!! Jasmin!!"

Yun Che mengertakkan giginya saat tangan kirinya dengan putus asa memancarkan kekuatan pemurnian dari Mutiara Racun Langit. Tangan kanannya terus mengguncang tubuh Jasmin, sangat berharap membangkitkan kesadarannya walaupun tanda-tandanya sangat kecil. Akhirnya, dia melihat bibir pucat Jasmin yang menakutkan terbuka dan tertutup kembali. Yun Che terpaku sesaat, kemudian segera meletakkan telinganya dekat dengan bibirnya.

"Saya… tidak ingin… mati.... Belum… membalas dendam… ibu… kakak laki-laki… Belum… membunuh… mereka semua… Saya… tidak ingin… mati…."

Suara Jasmin sangat lemah dan hampir mustahil mendengar dengan jelas bahkan dari dekat. Suara lemah ini, membuat suasana dalam hati Yun Che sangat bergelora.

Ketika Jasmin pertama kali muncul didepan matanya empat bulan lalu, dia merasakan sejenis perasaan akrab yang tidak dapat dijelaskan dari dirinya…Sejenis perasaan yang sangat akrab bagi dia sepanjang beberapa hari itu… Dia begitu muda dan sangat cantik bahkan menyebut dirinya sendiri seorang puteri; dia kelihatannya bertumbuh dihujani cinta kasih dari puluhan ribu orang… Tetapi, mata indahnya selalu memancarkan pandangan dingin dan tidak peduli. Ketika membunuh orang, wajah lembutnya tidak ada sedikitpun tanda takut atau simpati, malahan terlihat kejam… tidak berubah dan acuh tak acuh.

Kali ini, dia akhirnya mengerti mengapa dia sangat akrab dengan perasaan dirinya yang mirip dengannya disaat awal pertemuan itu…

Itu adalah rasa benci!

Di Benua Awan Biru, ketika dia berusia tujuh belas tahun, dia hidup di bawah bayangan Guruya yang diperlakukan seperti anjing sampai mati. Saat itu, hanya rasa benci, rasa benci yang tak berdasar, mengalir keluar dari dalam hatinya… Sepanjang hari-hari itu, ekspresi di matanya; ketidakpeduliannya, kekejamannya… Mungkin, sangat mirip dengan dengan apa yang dia lihat sekarang pada Jasmin.

Tetapi, saat itu, dia telah berusia tujuh belas tahun dan terhitung sebagai seorang dewasa. Tetapi Jasmin… baru berusia tiga belas tahun. Dia tidak dapat membayangkan jenis rasa benci apa yang mengendalikan seorang gadis, yang seharusnya menjadi seorang malaikat berubah menjadi setan yang tidak peduli dan kejam.

Dalam gumamannya baru saja, cara dia menyebut dirinya berubah menjadi 'saya' bukan 'puteri ini'. Penemuan ini juga membuat hati Yun Che kacau. Karena Jasmin sekarang hampir kehilangan kesadarannya, jadi perkataan yang diucapkannya sesungguhnya keluar dari jiwanya. Ini artinya dua kata 'puteri ini' sesungguhnya bukan kebiasaan dia menyebut dirinya tetapi sepertinya dia sengaja menyebut dirinya demikian. Sepertinya jika menggunakan dua kata ini, dia terus mengingatkan dirinya tentang sesuatu.

Perasaan intim karena mereka bernasib sama tumbuh dari dalam hati Yun Che, terjalin bersama rasa bersalah dan penyesalannya yang dalam. Dia mulai menggoyang tubuh Jasmin dengan lebih kuat dan berteriak keras : "Jasmin, bangun! Kau tidak boleh hilang kesadaran! Bukankah kita telah membuat janji? Kau memberi saya seperangkat Nadi Sakti baru, tetapi saya belum menyelesaikan apa yang saya harus lakukan bagimu…. Apakah kau ingin meninggalkannya seperti ini!! Juga… Kau adalah guruku, tetapi kau belum mengajarkan apa-apa kepadaku… Sebagai guruku, kau tidak boleh bertindak tidak bijaksana seperti itu! Bangun, tolong bangun!!"

Tetapi tidak peduli bagaimana cara Yun Che menggunakan Mutiara Racun Langit dan menggoyangnya, Jasmin tidak merespon sama sekali. Wajah imutnya kehilangan warna terakhirnya dan tubuhnya menjadi semakin transparan. Meskipun mustahil menyentuh wujud tubuhnya, Yun Che dapat melihat dengan jelas tanah dibawahnya, permukaan tanah, melalui dadanya.

Gelombang rasa dingin terkumpul dalam hati Yun Che, bahkan giginya hampir hancur karena bergemeretak terlalu kuat. Dia dengan keras memukul dahinya tetapi rasa sakit akut dalam hatinya tidak reda sedkitpun… Ini salahmu! Mengapa tidak mendengar perkataan Jasmin! Hidupmu bukan hanya milikmu, tetapi juga hidup Jasmin… Akhirnya, kau bahkan membutuhkan Jasmin untuk menyelamatkan hidupmu dengan hidupnya! Kau adalah orang yang membunuhnya!!

Yun Che mengertakkan giginya dan mengutuk dirinya sendiri. Dari dahinya yang lecet dan berdarah yang dipukul sendiri olehnya, setetes darah perlahan menetes turun dan jatuh mendesis di tanah. Saat dia melihat tetes darah itu dengan cepat mengering, Yun Che tiba-tiba terdiam : "Darah… Benar, darahku!!"

Jasmin mengisap darahnya untuk menghubungkan hidupnya denganku; tubuhnya juga terlahir dari darah dan kekuatan hidupku. Pada saat yang sama, tubuhku telah menyatu dengan Mutiara Racun Langit sehingga darahku mungkin memiliki sifat untuk menahan racun yang sangat mematikan!

Setelah mendapatkan seberkas harapan, Yun Che tidak berani ragu bahkan sedetik pun. Dia menjulurkan lengan kirinya dan segera mengirisnya dengan ujung jari tangan kanannya, dan luka terbuka yang panjang dan dalam segera memancarkan darah. Segera, dia menggunakan jarinya dengan hati-hati membuka bibir Jasmin yang tanpa warna sedikitpun sehingga memungkinkan darahnya mengalir kedalam bibirnya, tetes demi tetes. Bersamaan dengan itu, dia menggunakan tangannya meremas bahunya untuk membuat darah lebih cepat mengalir keluar.

Jasmin, saya tidak akan membiarkan kau mati… Saya benar-benar tidak akan membiarkan!

Bahkan ini adalah janji yang aku buat di masa lalu, tahun itu…..

Darah segar segera menetes jatuh dan masuk kedalam bibir Jasmin yang terbuka. Tetapi, butiran darah perlahan mengalir keluar dari ujung sebelah kanan… Jasmin sudah kehilangan kesadarannnya dan tidak bisa lagi menelan.

Yun Che mengerutkan kencang alisnya. Setelah ragu sesaat, dia mengangkat tangan kirinya, menggigitnya sampai luka dan mengisapnya dengan kuat. Setelah dia mengisap hampir setengah mulut, dia menurunkan tubuhnya dan membuka dengan lembut bibir Jasmin dengan tangannya : "Jika kau dapat bangun, tidak peduli bagaimana kau akan menghukumku setelah kejadian ini, saya akan menerimanya dengan ikhlas…

Ditengah-tengah gumamannya, Yun Che menurunkan kepalanya, dengan lembut menutupi bibir Jasmin dengan bibirnya dan dengan hati-hati menyalurkan darah dari mulutnya, tetes demi tetes, masuk ke mulut Jasmin. Menggunakan nafas dengan cermat, dia meniup darahnya, membuat itu mengalir turun ke dalam mulut Jasmin, masuk kedalam tubuhnya.

Meskipun mulut Jasmin sangat pucat, tetapi tetap halus dan lembut tiada cacat, yang membuat Yun Che memiliki keinginan tak terkontrol untuk tetap mempertahankan posisi itu selama mungkin. Sekali sesuap darah selesai dimasukkan, Yun Che kembali mengisap paksa darahnya. Setelah mengisap sesuap darah, dia kembali dengan hati-hati memasukkan kedalam mulut Jasmin.

Setelah mengulangi proses ini beberapa kali, luka di lengannya mulai sembuh, membuat kecepatan isap darahnya menjadi semakin perlahan. Yun Che segera mengulurkan tangan kirinya dan mengiris luka lain yang dalam disebelah kanan luka pertama; dan darah segar sekali lagi, bercucuran seperti sungai…

Darah terus dimasukkan kedalam mulut Jasmin. Ketika lima jalur bekas luka muncul di lengan Yun Che, diperkirakan seperlima darah dari tubuhnya masuk ke tubuh Jasmin. Rasa pusing muncul dari otak Yun Che. Tetapi pada saat ini, dia tiba-tiba melihat bahwa tubuhnya tidak berubah lagi menjadi transparan dan mulai muncul sedikit demi sedikit. Serangan racun mematikan dirasakan oleh Mutiara Racun Langit mulai mereda, seperti api yang disiram hujan.

Berhasil… Apakah saya berhasil!!

Gelombang perasaan terkejut menggelorakan hati Yun Che. Tanpa ragu sedikitpun, dia menjulurkan lengannya sekali lagi dan mengiris luka keenam. Seluruh lengannya telah mati rasa, meskipun demikian hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan dan kegembiraan… Jika darahnya memang dapat menyelamatkan dirinya, kenapa pelit dengan hal itu?

Jika tubuh manusia kehilangan lebih dari seperlima volume darahnya dalam waktu singkat, itu bisa mengakibatkan kegagalan fungsi tubuh; lebih dari sepertiga, dapat mengakibatkan shok; lebih dari setengah dapat mengakibatkan kematian….

Yun Che yang memiliki keahlian medis sangat tinggi, mengetahui dengan jelas hal ini; tetapi gerakannya, dari awal sampai akhir, tidak sedikitpun tertunda atau ragu saat dia terus menambahkan irisan luka pada lengannya, iris demi iris.

Ketika dia akhirnya tidak dapat menahan lagi pusing di otaknya, pandangannya menjadi kabur dan memutih, seperti mau pingsan dia tergeletak di dinding batu dibelakangnya…

Ditengah kesadarannya yang kabur, bayangan seorang gadis yang dia selalu berusaha lupakan, perlahan muncul…

Sepanjang tujuh tahun dia hidup dalam kebencian, dalam rangka memperoleh kekuatan lebih besar, dia dengan putus asa berlatih setiap hari sampai seluruh tubuhnya compang-camping dan selalu hampir mati berulang kali… Setiap saat, gadis itu selalu mengobati dengan lembut lukanya, membawa makanan lezat untuknya, memperbaiki pakaiannya yang buruk dan membuat dia tertidur nyenyak… Dan keesokan harinya, gadis itu diam-diam melihatnya pergi…

Selama periode waktu ini, gadis itu satu-satunya yang berlaku hangat dan membuat dia tertidur nyenyak.

Tetapi, sepanjang waktu itu, hanya ada kebencian dalam hatinya. Selain berjuang kembali ketika dia penuh luka dan memar, dia tidak pernah memberikan gadis itu rasa persahabatan, tidak pernah membawa dia sebuah hiasan rambut dan tidak pernah membuat janji apapun dengan dirinya; dia bahkan tidak pernah memperlihatkan sebuah senyum…

Sampai hari ketika gadis itu meninggalkan dia selamanya, saat terbaring dilengannya. Pada saat itu, ekspresi dalam mata dan suaranya, merupakan rasa sakit yang sangat bernilai, yang menusuk hatinya, dan tak terlupakan seumur hidupnya…

"….Dalam hatiku, ada banyak luka… seperti di tubuhmu… Tetapi… Saya tidak menyesal… menjadi gadis yang menemanimu saat kau sendirian… Meskipun itu menyakitkan… itu juga sangat membahagiakan…"

"…. Kakak Yun Che… dikemudian hari, ketika kau sendiri dan ada seorang gadis yang ingin berada di sampingmu… Maka dia… pastilah seorang malaikat yang dikirim surga untukmu… Jangan lukai lagi hatinya… oke…?"