Tinggal Adrian, Indra dan pak Sigit di ruang rapat. Adrian terdiam sejenak, ia masih tidak menyangka orang yang begitu dekat dengan keluarganya begitu tega mengkhianatinya.
"Apa yang sebenarnya kalian inginkan?" Adrian membuka pembicaraan.
"Kau bukan orang bodoh yang tidak mengerti apa keinginan kami, nak!" timpal pak Sigit.
"Kalian ingin harta? berapa yang kalian inginkan?"
"Apa kau pikir kami serendah itu? kau pikir bisa melakukan apa saja dengan uangmu itu hah?" Indra naik pitam, ia mencengkram leher Adrian. Tapi mudah saja bagi Adrian melepaskan diri "aku memang bukan kakak kandungmu, tapi aku tetap anak mama Mila. Kau merebut semua kebahagiaan ku, kau merebut Mama ku!" pletakk, Adrian memukul kepala Indra dengan buku sampul merah.
"Kau baca!" Indra mengambil buku itu dan membacanya.