"Ah ... akhirnya. Tuan ...." Jehan tersentak ketika menoleh, orang yang hendak ia panggil ternyata tengah berkacak pinggang tepat di belakangnya.
"Ini, sudah beres." Raja langsung menggeser Jehan, dan memeriksa failnya, kalau-kalau mereka tetap tak bisa dibuka.
Namun, setelah hal buruk, hal baik pun menimpa Jehan. Yang diminta Raja benar-benar pulih, tak ada kekurangan. "Bagaimana? Aku lebih dari bermanfaat, 'kan?" celotehnya, tapi ocehannya tak digubris sama sekali. Raja pun menggotong gawainya, dan pindah ke kamar.
"Itulah contoh manusia, yang pas pembagian emosi sama Tuhan, tapi malah tidak hadir. Pergi begitu saja tanpa berterima kasih. Cih ... dasar!"
Mendengar gadis muda itu merutuknya, Raja berbalik dan mendelik. "Bilang apa kau tadi?"
"Memangnya apa yang kubilang? Mungkin pendengaranmu sudah mulai terganggu," jawab Jehan ketus, dan kini malah dia yang meninggalkan bosnya ke balkon.