#5."Dalam hidup, kita mungkin pernah merasa kehilangan. Tapi kita akan mendapatkan lebih kelak."
"Astaga,bagaimana mungkin mereka melakukan itu disini"ucap pak Will langsung berjalan keluar.
"Apa yang kau lakukan?"tanya Nia sambil mendorong tubuh aric yang dikenal orang Arion kebelakang.
"Kau gila"sambung Nia langsung meninggalkan aric.
Aric melihat Nia berjalan kesal dari belakang.aric tersadar.
"Aku harus melakukan itu supaya kau tidak menyebut nama aric lagi."ucap aric pelan.
Nia kembali kekursinya dan memikirkan kejadian tadi.nia bergedik ngeri dengan kelakuan aric yang tiba-tiba menciumnya.kemudian Nia menggelengkan kepalanya.
Dari kanan datanglah aric.langsung duduk dengan tenang seperti tidak terjadi apa-apa.aric langsung mendorong kursinya sehingga dekat dengan nia.nia yang melihat nya mengeluarkan penggaris panjang.
"Heh jaga jarakmu."ucap nia.
"Aku hanya ingin memberikan ini"aric meletakkan susu coklat diatas meja Nia.
"Dasar sensitif."ucap aric langsung mendorong kursinya kebelakang.
Semuanya berkumpul kedalam markas mereka kembali,menyelidiki pelapor yang semalam.julian dan Kevin menjelaskan dengan detail.sehingga membuat pak Will puas mengambil kesimpulan.
"Kalian pergi kesana kembali dan tanya apa masih ada yang mengganggunya."ucap pak Will kepada Nia dan aric.
"Siap pak."Nia dan aric bergegas langsung meninggalkan mereka dan pergi kerumah pelapor.
Sepanjang jalan mereka hanya terdiam.pelapor menyambut kedatangan Nia dan aric.pelapor mengatakan bahwa sipengancam ingin bertemu dengannya.nia membuat rencana aric harus menjadi pasangan dari sipelapor ketika bertemu nanti.tetapi aric bilang itu akan bahaya.karena pengancam bisa melukainya langsung.mereka pun langsung mengikuti pelapor.
Sesampainya ditempat pelapor dan pengancam bertemu,Nia dan aric memasang alat perekam kepada pelapor.nia duduk disisi kiri sedangkan aric duduk membelakangi pelapor.
Nia memberikan kode untuk tetap tenang dan jangan panik.semuanya mengikuti arahan Nia.
Datanglah pengancam menggunakan setelan hitam.nafas pelapor seperti ketakutan.
Nia mengatakan untuk berusaha tenang.
"Aku sudah bilang jangan ganggu aku"ucap sipelapor.
"Aku ingin kita kembali saja."jawab pengancam sambil melihat sekeliling nya.
"Dengar,aku sudah mau nikah,jadi lepaskan saja aku."ucap pelapor dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tidak bisakah kau mengabulka. Satu permintaanku."ucap pengancam.
"Tidak,aku tidak akan melakukan apa-apa,berhentilah disini."ucap pelapor langsung keluar.
Sipelapor berlari dan langsung masuk ke mobil yang sudah ditunggu oleh Nia dan aric.sebelum itu Nia memberikan aba-aba untuk langsung keluar.nia dan aric menunggu dimobil.
Setelah masuk kemobil,sipelapor sangat ketakutan.nia menenangkan pelapor.
Nia dan aric mengantarkan sipelapor sampai kerumah.tetapi Nia menarik aric dan mengajak aric menjaga rumah sipelapor.nia mengatakan firasatnya buruk jika ditinggalkan pelapor sendiri.
"Kau datanglah ketaman ditengah kota,aku akan menunggumu"sipelapor membaca pesan dari sipengancam.
"Jika kau datang aku akan mengakhiri ini."sambung pesan selanjutnya.
Didalam mobil Nia dan aric memerhatikan sekitarnya.mulai dari cctv yang sudah tersambung kelaptop mereka.nia dan aric berwaspada didalam mobil.
"Apakah ada tanda-tanda?"tanya Nia sambil menyender dimobil.
"Tidak."jawab aric singkat.
"Kita pulang saja"ucap aric.
"Jangan"Nia menarik tangan aric yang memegang kemudi.
"Dia akan menelpon kita kalau terjadi sesuatu nanti."ucap aric.
"Tidak,aku tidak ingin pulang"ucap Nia melawan aric
"Kumohon sekali ini saja."ucap Nia memohon.
"Hmm"jawab aric.
Aric melihat kearah cctv dan belum ada pergerakan yang terjadi didepan rumah sipelapor.aric mendengar dengkuran Nia membuat aric kesal.aric langsung melemparkan jaket kewajah Nia untuk menutupi dengkuran Nia.
Nia sepertinya sangat letih.handphone Nia berdering tapi tidak terdengar karena disilent begitu juga dengan handphone aric.
Sipelapor mengirim pesan bahwa dia akan pergi menuju sipengancam.sipengancam mengatakan bahwa ini kali terkahir mereka bertemu.
Sipelapor menunggu jawaban dari Nia dan aric tetapi tiada langsung.
Nia tiba-tiba tersentak begitu juga melihat Aric yang ikut tertidur.nia melihatnya langsung menjitam aric.
"Aaaahhh"teriak aric mengusap dahinya.
"Kau ini gila"sambung aric memarahi Nia.
"Aku menyuruhmu mengawasi cctv,kenapa tidur?"tanya Nia kesal.
"Ahh 15 panggilan dari sipelapor."ucap Nia terkejut.
"Aku juga"ucap aric.
"Gawat dia mengatakan dia berjumpa sipengancam"ucap Nia.
"Apaa?"tanya aric
"Alamatnya?"sambung aric.
"Dia tidak memberikan alamatnya."ucap Nia khawatir.
"Angkatlah teleponku."ucap Nia kembali menelpon sipelapor tetapi tidak diangkat.
Nia dan aric mengecek media sosialnya,ada komentar terakhir.taman bunga dikoment postingan terbaru sipelapor.
"Taman bunga banyak"ucap Nia menggaruk kepalanya.
Nia dan aric bergegas melaju mobilnya dengan cepat.
"Aku tidak akan memaafkan diriku"ucap Nia mengigit jarinya.
"Ahh angkatlah"ucap Nia frustasi.
"Aric,bagaimana ini?"ucap Nia khawatir.
"Diamlah"ucap aric kesal.
Aric melihat Nia yang matanya berkaca-kaca.aric mencerna komentar dimedia sosial sipelapor.mengingat sipengancam seperti memberikan teka teki.
"Aku sudah sampai"sipelapor bertemu dengan sipengancam.
"Apa yang ingin kau katakan?"tanya sipelapor memberanikan diri.
"Aku ingin kau mati"ucap sipengancam langsung menikam perut sipelapor.
Orang yang berjalan kaki disekitar situ menyadari dan langsung berteriak.
"Taman bunga didekat kota."ucap aric.
"Cepatlah"ucap Nia.
Sesampainya mereka disana,aric dan Nia berlari mencari sipelapor.
Aric melihat keramaian orang,didaerah pohon besar ditengah.aric berlari diikuti dengan Nia dari belakang.
"Astaga,kau bangunlah"ucap Nia langsung mengangkat kepalanya dan menangis.
"Sadarlah"ucap Nia menahan darah yang keluar dari perut sipelapor.
Aric menelepon ambulance dan memberitahu kejadian kepada ketua tim mereka.setelah sampai dirumah sakit.aric melihat Nia yang tampak tertekan.
Nia tidak bisa tenang.
"Dimana putriku"teriak seorang wanita paruh baya.
"Dimana?"tanya nya kepada dokter.
"Bu dia disini."ucap Nia menenangkan ibu sipelapor.
"Apa yang terjadi nak"ucap ibu sipelapor menangis.
"Kau,kaukan yang membuatku seperti ini."ucap ibu sipelapor memukul nia.
Nia menahan badannya,Nia merasa bersalah kepada sipelapor.
Datanglah seluruh tim 4 termasuk pak Will dan pak jer.
Pak Will mengehentikan kemarahan ibu sipelapor,Julian dan kevi membawa Nia keluar.pak jer mengusap wajahnya.
"Sudahlah"ucap Julian menenangkan Nia.
"Hmm,janga sedih lagi"sambung kevin merangkul Nia.
"Bagaimana bisa kalian tidak menjaga sipelapor?"teriak pak Will didepan Nia.
"Kenapa sampai seperti ini ha."sambung pak will. Menendang tong sampah ditepinya
"Heh sudahlah"ucap pak jer menenangkan pak Will.
"Maafkan aku pak"ucap Nia.
"Sudahlah"ucap pak jer.
Pak jer menarik pak willikut bersamanya kedalam.nia yang melihat itu langsung terdiam,aric hanya berdiam diri melihat kejadian itu.
Aric menyadari ini salahnya juga,aric melihat Nia.
"Lelaki itu dari dulu tidak pernah berubah"ucap Eric menggenggam tangannya. Sambil melihat pak Will.
Aric langsung pergi dan meninggalkan mereka.aric mengikuti pak Will dari belakang.ternyata pak Will berjumpa dengan mantan istrinya.aric langsung melaju mobilnya kembali kekosan nya.
"Dimana sigila itu?"tanya Nia kesal.
"Sudah,sudah"ucap Julian menarik tangan Nia.
"Aku sangat kesal padanya,bagaimana mungkin aku saja yang dimarahi tanpanya."ucap nia.
"Sabarlah,kau harus tahan itu."ucap Kevin.
"Kemana kau disaat seperti ini"ucap Nia didalam hatinya.
Nia kembali melihat sipelapor yang terbaring lemah dan belum menyadarkan diri.nia melihat ibu sipelapor.ibu sipelapor sangat kesal dengan Nia.
Nia menghembuskan nafasnya.pak jer duduk disamping Nia dan menenangkan Nia.
"Sudahlah,kita akan segera menangkapnya."ucap pak jer.
"Aku memang harus menangkapnya."ucap nia menggenggam tangannya.
"Istirahatlah"ucap pak jer.
Nia pun kembali kekosan nya,Nia mengingat kejadian yang tadi.
Nia mengelengkan kepalanya.
"Yatuhan,tolonglah aku"ucap Nia sambil menatap langit kelam ditemani sinar bulan.
🔹TO BE CONTINUED 🔹