#7."Kita bisa membuktikan nilai kita, dengan menunjukkan risiko yang bersedia kita ambil."
"Haissh,dasar anak tidak berguna"ucap pak Will kesal.
"Sudahlah"ucap pak jer menenangkan pak Will.
"Telpon lagi"ucap pak Will.
"Untuk apa?"tanya pak jer.
"Kau bodoh ya,negosiasikan"jawab pak Will kesal.
"Hmm"ucap pak jer sinis.
Didepan warung makan itu sudah ramai sekali orang yang melihat keempat ,tiga laki-laki dan 1 perempuan yang sedang diikat didalam warung tersebut.pak Will dan pak jer tidak bisa bernegosiasi lagi karena,pria itu sudah melepaskan anak sekolah.jadi mereka harus menjadi sandera.
Gas sudah menyebar keruangan tertutup itu,membuat semuanya sesak nafas.dan tidak berdaya.
"Yaampun aku akan mati sekarang"ucap Julian dengan wajah kehabisan nafas.
"Bertahan Jul"ucap Nia menyemangati.
"Pak lepaskan kami"ucap Kevin kesal.
"Tidak"jawab pria itu singkat.
"Kalau ingin mati,mati saja sendiri pak"sambung kevin.
"Aku kehilangan semuanya,mereka merenggut segalanya dariku."ucap pria itu pelan.
"Mereka harus mengganti semua ini"sambung pria itu sambil memegang pisau.
"Aishh,gila"ucap aric dengan sesak.
"Baiklah,jika kau lepaskan kami,kami akan membantumu"ucap Nia.
"Hah,bagaimana mungkin"ucap pria itu sinis.
"Aku tidak pernah percaya lagi"sambung pria itu.
Telepon berdering.
Tetapi dari mereka berlima hanya pria itu saja yang bisa mengangkat.karena keempatnya diikat.
Pak Will dan pak jer berusaha bernegosiasi kembali.
"Apa"ucap pria itu bernada tinggi.
"Aku mohon kau lepaskan mereka"ucap pak Will seberang telepon.
"Heh,tidak bisa."ucap pria itu.
"Baiklah aku akan membunuh salah satu dari mereka dan melemparnya keluar."ucap pria itu.
"Jangaannn"teriak pak Will ditelepon.
"Pak Will tolong kamu,aku sudah tidak tahan lagi"teriak Julian.
"Berisik"teriak pria itu.
"Kau ingin mati"ucap pria itu menodongkan pisau.
Kevin dan Julian berusaha membuka ikatan tapi tidak bisa begitu juga aric dan Nia.
Kevin dan Julian menjadi gila sesaat.
"Kalau ini lepas aku akan menghajarmu"ucap Julian kesal.
"Apaa,kau mengancam ku"ucap pria itu teriak.
"Iya,aku akan mematahkan kakimu"sambung Kevin dengan nada tinggi.
"Lakukan sekarang"ucap pria itu.
"Siall"ucap Kevin.
Kevin dan Julian mulai menjadi ganas seketika dengan tangan terikat.
Membuat pria itu menjauhi mereka.
Pria itu kembali duduk dan melihat keempat dari mereka.
"Aku tau kisahmu berat pak,tapi dengan cara ini tidak akan memberikan apapun buatmu"ucap Nia pelan.
"Kumohon lepaskan saja kami"sambung Nia.
"Dasar bodoh"ucap aric disamping Nia.
"Heh,aku masih kesal Jangan berani mengatakanku."ucap Nia dengan nada tinggi.
"Apaa"ucap aric.
"Semuanya aku Yang salah,kau kemana haa"ucap Nia kesal.
"Kau tau betapa sakitnya hatiku,saat aku menerima pukulan,hinaan gara-gara kasus waktu itu."teriak nia.
"Bahkan kau tidak dapat menangkapnya waktu itu."sambung Nia.
"Heh,kan sudah ditangkap"jawab aric.
"Aku sedih kenapa kau berbuat seperti itu padaku."ucap Nia mengeluarkan air mata.
"Ya,apa-apaan kalian?"teriak pria itu.
"Kau yang diam"ucap Nia dan aric serentak dan saling menatap.
"Heh,kau yang ceroboh kenapa aku yang salah"ucap aric.
"Dasar gila,kau yang memintaku menunggu waktu itu haahh"ucap aric dengan nada tinggi.
"Kau ini,haissh aku ingin menjambakmu sekarang ini."ucap Nia menendang kaki aric.
"Kenapa kalian berdua kelahi?"tanya Kevin.
"Yang benar saja,kalian masih bisa kelahi keika mau mati?"tanya Julian kesal.
"Bicarakan ini nanti saja"sambung Julian.
"Aku minta maaf"ucap aric menenangi Nia yang menangis.
"Hatiku sakit aaa"ucap Nia sambil menangis.
"Laki-laki jenis apa kau ini?"tanya pria itu.
"Diam kau"jawab aric.
"Aishh,aku bilang aku minta maaf."ucap aric.
"Aku minta maaf"ucap aric.
"Terserah kau."jawab Nia.
"Hei,bergerak bersama dan tangkap pria itu"ucap Kevin berbisik pelan.
Kevin memberikan aba-aba,ketika pria itu berjalan kepintu,bergegas Kevin,Julian,Nia dan aric bergerak bersama dan menindih badan pria itu.pria itu tidak bisa bergerak sama sekali.
Sudah 5 jam mereka didalam,akhirnya bisa bergerak.kevin dan Julian menahan tangan dan kaki pria itu sedangkan Nia dan aric menduduki badannya.
Pak Will dan pak jer mengerahkan petugas untuk masuk.
Didalamnya sudah dipenuhi bau gas.
Setelah berhasil menangkap pria itu,mereka keluar dan diberikan oksigen.
Mereka terlihat sangat pucat.
Pak Will dan pak jer menyuruh mereka berisitirahat dan kembali kemarkas.
Kevin dan julian seketika terbebas dari segala macam masalah.
Nia dan aric hanya menatap sinis.
Setelah kembali kemarkas,pak Will mengatakan untuk berisitirah dirumah masing-masing.
Malam pun tiba,ibu Nia mengatakan bahwa dia akan datang kerumah nia.sedangkan Nia sekarang saja tinggal diatap dan telah ditipu.
Nia mencerna hal yang terjadi hari ini.nia merasa seperti mimpi untuk hidup tadi.
Namun Nia bersyukur.
Aric setelah pulang kekosannya bersama Julian dan Kevin langsung menghidupkan proyektor.dan menyalakan film kesukaannya saat bersama ibunya dulu.aric merindukan ibunya.
"Rion"panggil Julian langsung masuk kekamar aric tanpa mengetuk pintu.
"Kau tidak sopan ya."ucap aric langsung bangun.
"Maaf,apa kau baik-baik saja?"tanya Julian dengan handuk yang dipegangnya.
"Hmm"ucap aric singkat.
"Okee,aku permisi dulu, selamat beristirahat"ucap Julian langsung keluar dari kamarnya.
Tak lama kemudian aric memutuskan untuk kembali kemarkasnya untuk mengambil beberapa barangnya.aric bergegas pergi.sedangkan Nia sedang berbelanja makanan dan membeli es krim.setelah itu Nia kembali ketempat dimana dia menginap.yaitu diatas atap.
Sambil menunggu lampu hijau menyebrang menjadi hijau.
Dan memakan es krimnya.
"Hoh,Rion"ucap nia terkejut.
"Tenang saja aku sudah memaafkanmu"sambung Nia memakan es krimnya.
"Hmm"ucap Rion sambil melihat Nia.
"Hari ini berat bukan,lihat kelangit indah kan"ucap Nia sambil menunjuk kelangit malam bertabur bintang.
"Hmm"ucap aric melihat kelangit.
"Partnerku,tenang saja semua akan baik-baik saja,walaupun kita sering berkelahi karena hal kecil pun"ucap Nia sambil menepuk bahu aric.
"Mari bekerja dengan baik."sambung Nia tersenyum.
"Aku duluan,dahh"sambung nia.
Ketika ingin menyebrang,Nia tidak melihat motor yang melaju seketika Nia kehilangan keseimbangan dan aric langsung menangkap Nia dan membawa Nia kedalam pelukannya.
Es krim yang belum habis ,terjatuh.nia tersadar dan langsung mendorong aric.
Nia langsung mengambil belanjaan yang jatuh dan kembali.
"Ahh dasar aku ini"ucap Nia pelan kesal.
"Eskrimku"sambung nia.
Nia mempercepat jalannya dan bergegas kembali ketendanya.
Sesampainya ditenda,Nia membuka laci kecilnya dan mengambil liontin.
Liontin itu punya aric,ketika berlari dikoridor dan aric menjatuhkannya.nia ingin mengembalikannya tetapi keadaan waktu itu sangat tidak memungkinkan
"Aric"panggil Nia pelan.
"Kau dimana?"tanya Nia melihat liontin.
"Aku berkata kasar padamu,bahkan aku belum sempat minta maaf."ucap Nia menghembuskan nafasnya pelan.
"Aku akan mencarimu bahkan sampai keujung dunia."ucap Nia menggenggam liontin itu.
"Aku merindukanmu"ucap Nia pelan.
Keesokkan paginya Nia bangun dan membereskan peralatannya.
Kemudian Nia kembali bekerja.
"Apa ini?"ucap pak Will sambil melihat kedalam kotak besar dibelakan pintu.
"Siapa yang meletakkan ini"teriak pak Will.
"Hah,pakitu punyaku."ucap Nia menunduk.
"Aku diusir pak ditipu sama pemilik kosannya.aku tidak punya uang cukup untuk menyewa pak"ucap Nia jelas.
"Kumohon pak bantulah aku."ucap Nia memohon.
"Sekali ini saja sampai aku menunggu hajiku selanjutnya pak."ucap Nia menyatukan tangannya.
"Hmm,baiklah."ucap pak Will
"Terimakasih pak"ucap nia sambil tersenyum.
"Tapi.."ucap pak Will terputus.
"Apa pak?"tanya Nia.
"Jangan sampai ketahuan,kalau ketahuan habis kau"ucap pak Will.
"Siap pak."ucap Nia.
BERSAMBUNG〰️