Venus membuka matanya, dia menyalakan Hp dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat. Dia merasa seluruh tubuhnya sakit terutama bagian kewanitaannya. Perlahan dia bangun sambil menggigit bibirnya menahan sakit, lalu membuka jendela kamarnya. Dia duduk didekat jendela dan mengingat kembali kejadian kemarin. Airmatanya menetes dikedua pipinya, dia telah lalai menjaga kepercayaan orang tuanya, kegadisannya terenggut oleh Bosnya sendiri, orang yang dicintainya. Apa yang harud dikatakan kepada mereka kalo dia pulang suatu hari. Diambilnya ponselnya dan di buka, banyak pesan dan panggilan masuk...dari Pak Gerry, kamu kemana Cal? batin Venus. Ponselnya berdering, tertera nama Pak Gerry di layar.
" Halo, Pak!...Maaf saya kesiangan, Pak!...Saya ijin ya, Pak! Agak nggak enak badan...Nggak ada apa- apa...Bener...Ok, mkasih, Pak!" lalu Venus menutup telponnya. Dia mencari WA Calleb, tidak terlihat kapan dia terakhir OL. Dimana kamu, Cal? Please, jangan hancurkan cintaku, batin Venus.
Sementara itu di Villa, terdengar desahan dan erangan di sebuah kamar.
" Come on Baby! Come on! Faster!
" Sorry, La! Gue capek!" ucap si pria.
" What? What do you said?" tanya si wanita. Plakkk! Sebuah tamparan cukup keras menempel di wajah pria tersebut yang mengakibatkan pipi si pria menjadi merah membekas telapak tangan. Wanita itu menatap si pria dengan tatapan penuh kebencian, lalu dia mendekat dan duduk dipangkuan si pria. Mereka berdua ternyata telah telanjang. Wanita itu menciumi pria tersebut, bahkan dia mencoba menggesek-gesekkan bagian bawahnya ke milik si pria, tapi si pria tidak bergeming. Wanita itu menjadi marah dan tersinggung, lalu dia menampar pria itu berkali-kali.
" Brengsek lo, Calleb! Gue benci lo! Lo sudah ngerendahin gue!" teriak wanita tersebut marah.
" Sorry, Viola! Gue bener-bener capek!" ucap Calleb pelan. Viola menghentikan tamparannya. Sudut bibir Calleb berdarah akibat tamparan Viola.
" Fuck you!" kata Viola, lalu dia turun dari ranjang dan memakai pakaiannya. Lalu dia duduk di balkon kamarnya dan menyalakan rokoknya.
" Ok, gue maafin lo! Kita balik dan terusin rencana kita," ucap Viola. Calleb turun dari ranjang dan berdiri, lalu memakai pakaiannya. Calleb menelpon Gerry.
" Gerry! Gimana kantor?...Ok...Apa? ...Kapan?...Ok! Besok gue datang..."
" 2 hari!" potong Viola.
" 2 hari!" kata Valleb. Lalu dia mematikan ponselnya.
" Kalo same gue tahu lo beneran suka sama dia, dia akan mati. Lo denger, Baby! Kita mampir ke rumah kakek dulu," ancam Viola. Calleb terdiam dan mengangguk. Vee...! Apakah gue bikin lo sakit? Sorry! batin Calleb.
Setelah istirahat sehari, Venus memutuskan untuk masuk kerja. Dia sangat merindukan Calleb, walau belum ada kabar sampai sekarang, mungkin dia sibuk, batin Venus. Sesampainya di kantor Venus membereskan berkas laporan yang belum selesai. Beberapa saat kemudian Gerry datamg.
" Sudah sehat?" tanya Gerry. Viola kaget dan langsung berdiri.
" Sudah, Pak! Trima kasih atas perhatiannya," jawab Venus.
" Masuk ke ruanganku!" kata Gerry. Venus mengangguk dan mengikuti Gerry. Dada Venus berdebar saat masuk ke ruangan Gerry, dia berjalan ke sofa yang telah diduduk i Gerry, tapi matanya melirik sesaat ke arah pintu ruangan Calleb. Apakah dia sudah datang? Mungkin dia lagi sibuk! batin Venus. Gerry yang melihat tingkah Venus sedikit cemburu. Kamu belum tahu saja kalo siapa dia sebenernya, batin Gerry.
" Hari ini jadwal kita padat, Bos...lagi cuti...jadi kita yang pergi," kata Gerry sambil menekankan beberapa kata. Raut wajah Venus terlihat kecewa mendengar kata-kata Gerry. Cuti? Kemana? Sama siapa? batin Venus bertanya-tanya.
" Bisa kita pergi sekarang?" tanya Gerry. Venus mengangguk tidak bersemangat. Setelah melakukan pertemuan bisnis di 3 perusahaan, mereka makan siang di sebuah resto langganan Gerry.
" Kamu mau pesan apa?" tanya Gerry.
" Sama saja, Pak!" jawab Venus tak bersemangat. Gerry penasaran dengan tingkah Venus, dia merasa pasti terjadi sesuatu saat dia di Aussie. Tapi Gerry takut dikira ikut campur masalah pribadinya. Tidak lama kemudian makanan yang dipesan datang.
" Silahkan Pak Gerry!" ucap Pelayan Resto. Gerry tersenyum dan mengangguk.
" Ayo! Kita makan!" ajak Gerry pada Venus. Venus sebenernya lagi malas makan, tapi perutnya lapar. Kryukkkk! Venus menatap Gerry, Gerry kaget mendengar suara perut Venus, lalu tersenyum. Venus merasa malu, lalu dia mulai makan. Ponsel Gerry berbunyi, pada layar tertera nama Bos, Gerry menatap Venus yang sedang makan. Angkat nggak, ya?batin Gerry. Dering Hp berhenti, ganti WA masuk. Dari Bos.
* Angkat!
Darimana dia tahu kalo gue nggak angkat? batin Gerry. Lalu ponselnya berdering lagi. Mau tidak mau Gerry harus mengangkatnya.
"Halo...Bos!" Jawab Gerry sambil menatap Venus.. Venus yang mendengar Gerry mengucap Bos, melambatkan gerak makannya sambil mencuri dengar.
" Iya, Bos! Sudah semua!...Iya, mereka setuju...tidak!...Siap, Bos!...Selamat Siang, Bos!"
Venus semakin kecewa karena Calleb sedikitpun tidak menanyakan dirinya. Dia mengakhiri makannya dengan cepat. Gerry semakin curiga dengan kelakuan Venus.
" Sudah?" tanya Gerry.
" Kenyang, Pak!" jawab Venus, lalu dia izin ke toilet sebentar. Venus memandangi WA Calleb. tapi tidak ada pesan darinya. Kenapa kamu bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa dengan kita? batin Venus. Airmatanya menetes.
Calleb berdiri diteras belakang rumah kakek Viola.
" Bagaimana kabar company, son?" tiba-tiba kakek sudah duduk dikursi teras. Calleb tersenyum dan duduk dikursi sebelahnya.
" Baik ,Kek!" jawab Calleb.
" Apa ada masalah dengan pernikahan kalian?" tanya kakek. Calleb tahu arah pembicaraan kakek viola. Calleb termasuk cucu menantu yang dekat dengan kakek mertuanya itu.
" Son! Kakek tahu temperamen Ola, kamu harus dapat memahami dia. Dia sangat mencintai kamu, son!" kata kakek. Kakek belum tahu saja apa yang direncanakan Viola! Kakek pasti marah nesar kalau tahu! batin Calleb.
" Iya, kek!" jawab Calleb.
" Ola tidak pernah mencintai seseorang seperti dia mencintai kamu, dia hanya bermain-main saja dengan yang lain," tutur kakek. Tapi gue...Vee! batin Calleb.
" Ola!" panggil kakek saat makan malam.
" Ya, kek!" jawab Viola.
" Temani kakek ke mamamu, ya!" ajak kakek.
" Ok! Kapan?" tanya Viola balik.
" Besok! Biasanya kan begitu," jawab kakek.
" No! Not tomorrow, kek! Minggu depan, ya!" ucap Viola.
" Apa kamu lupa, lusa ada acara keluarga?" jawab kakeknya.
" Ok, but Calleb has to come too!" ucap Viola. Calleb terkejut dengan ucapan Viola. Kakek menatap Calleb.
" No! Calleb banyak pekerjaan, salah kamu sendiri, dia kamu ajak kesini, padahal kakek tahu di kantor sedang sibuk," tutur kakek. Viola cemberut.
" Kakek ke kamar dulu!" pamit kakek. Setelah kakek pergi, Viola menarik Calleb masuk ke kamar.
" Apa lagi, La?" tanya Calleb malas.
" Jangan lo pikir gue gak akan mata-matain segala gerak-gerik lo," ancam Viola.
" Bukannya lo yang suruh gue jalani rencana itu sampai berhasil?" ucap Calleb santai.
" Iya! Tapi lo inget kata-kata gue!" kata Viola.