Venus menatap Calleb dengan pandangan penuh cinta. Dia seakan sudah terbius dengan ketampanan Bosnya itu. Tanpa berlama- lama, tangan kiri Calleb masuk ke dalam bra Venus dan memutar- mutar puting susu Venus. Venus terkejut merasakan sensari yang belum dia rasa lagi. Kemudian tangan Calleb mengeluarkan dada Venus dan menghisap puting susunya sehingga tanpa bisa ditahan Venus menggelinjang keenakan sambil mendesah. Mendengar desahan Venus, Calleb semakin bernafsu, dia menarik baju Venus hingga kancingnya terlepas dan terlihat dada Vrnus menyembul dari branya. Dengan cepat Calleb menurunkan kedua tali bra Venus. terlihatlah dua gunung kembar yang masih padat. Lalu Calleb meremas-remas dada Venus dan menghisap putingnya secara bergantian. Venus semakin mendesah dengan keras.
" Aahhhh...!"
Calleb lalu melepas kedua tangan Venus dan membuka kait branya. Disaat Venus masih menutup matanya dan merasakan sisa kenikmatan, Calleb membuka rok Venus perlahan agar Venus tidak merasakan. Calleb melumat lagi bibir Venus, Venus membalas dengan penuh gairah. Venus merasa ada yang meraba bagian bawah tubuhnya, dia akan melepaskan ciumannya, tapi Calleb tidak memberinya kesempatan. Jemari Calleb telah menyentuh vagina Venus dan memainkan klistorisnya. Venus memeluk Calleb, tubuhnya langsung tegang merasakan sensasi yang luar bisa nikmat. Desahan Venus semakin keras dan cepat secepat permainan jemari Calleb. Kaki Venus terasa lemas, dengan cepat Calleb menahan tubuh Venus dan mengangkatnya ke atas ranjang. Calleb yang melihat Venus menegang-tegangkan badannya, dengan cepat menarik celana Venus dan membuka kaki Venus. Vagina merah Venus terlihat menggiurkan bagi Calleb. dengan cepat dia menghisap dan memainkan vagina Venus. Venus bertambah tegang, tubuhnya bergetar hebat dan secepat kilat jemari Calleb masuk dan mengaduk-aduk vagina Venus.
" Aahhhhhhh...Calllll!" teriak Venus. Calleb tahu kalo Venus sudah mencapai klimaksnya. Calleb melepas seluruh pakaiannya, Mr.P nya sudah tegang sejak tadi. Dia mendekati Venus yang tidur menghimpit badannya. Perlahan Calleb memutar tubuh Venus dan membuka kakinya. Venus yang masih lemas karena sudah mencapai puncak, menurut saja dengan apa yang Calleb lakukan.
" Aku mau masuk!" ucap Calleb lembut. Venus tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Calleb. Tiba-tiba dia merasakan sakit dibagian vaginanya.
" Ahhh...sakitttt!" rintih Venus. Calleb heran, tidak mungkin dia masih gadis, batin Calleb. Venus berusaha mendorong tubuh Calleb, tapi kalah dengan kekuatan Calleb. Calleb memaksakan miliknya masuk, sempit sekali, batin Calleb.
" Sakittt Callll!" rintih Venus lagi. Tapi Calleb seakan tidak memperdulikan Venus, akhirnya dia memaksa masuk miliknya dan Calleb merasa ada cairan yang keluar dari vagina Venus. Keluar juga pelumasnya, lalu Calleb menggoyang tubuhnya naik turun.
" Aaaaahhhh, please, Cal! Stop it! Sakit Cal!" teriak Venus sambil menangis. Tapi Calleb tidak menghiraukan, dia semakin cepat melakukannya dan beberapa menit kemudian masuklah cairan putih Calleb ke rahim Venus. Lalu dia mencabut miliknya dan berbaring disamping Venus. Venus menagis meratapi dirinya, kesucian yang dia jaga selama ini, terenggut begitu saja karena cinta yang dia rasakan. Venus menarik selimut dan menutupi tubuhnya, dia membalikkan tubuhnya, membelakangi Calleb. Calleb lalu berdiri, memakai celana dalamnya dan pergi ke kamar mandi. Kenapa gue merasa bersalah setelah melakukan ini? Ma'afin gue Vee, gue emang binatang, gue memang pria yang lemah dan tak berguna, batin Calleb. Dia memukul-mukul dinding kamar mandi hingga tangannya berdarah. Sementara itu, begitu melihat Calleb masuk kamar mandi, Venus bangkit dari tidurnya, walau terasa sakit dan perih, dia berjalan tertatih-tatih mengambil pakaiannya dan memakainya, lalu dia mengambil jaket Calleb dan pergi meninggalkan kantor. Gue harus minta ma'af sama Venus, batin Calleb. Calleb kaget melihat Venus tidak ada di tempat tidur. Dia berlari keluar kamar sampai luar ruangan Gerry, Venus juga tidak ada. Lalu dia menyalakan laptopnya, dilihatnya Venus sedang berjalan di lobby kantor. Calleb mengambil ponselnya dan menelpon security.
" Angkat, you idiot!" ucap Calleb. Setelah beberapa menit, baru ada yang mengangkat telpon
" Halo!" jawab Security. Tapi terlambat, Calleb telah melihat Venus masuk ke dalam taksi.
" Brengsek!" teriak Calleb lalu melempar ponselnya ke tempat tidur. Gue harus ketemu dia sekarang juga. Lalu Calleb mencari ponsel yang dia lempar ke tempat tidur tadi. Ditariknya selimut yang dipakai Venus tadi, betapa terkejutnya Calleb saat dia melihat noda darah ditempat tidurnya.
" No! Ini nggak bener! Viola bilang dia sering gonta-ganti pacar dan dia sudah gak gadis lagi. Arrrrggghhhh! Sialan lo Violaaaaa!" teriak Calleb.
" She is a virgin!" kata Calleb. Calleb langsung pulang ke rumah dan menemui Viola yang sedang bersantai dikolam renang.
" What the fuck...who do you think you are? Lo pikir lo siapa teriak-teriakin gue!" balas Viola sambil menampar Calleb.
" Jangan pernah lo mengulanginya lagi, ato lo akan tau akibatnya," ancam Viola.
" Dia masih gadis! Lo bilang dia sudah nggak," ucap Calleb.
" Oww...lo sudah tidurin dia? Gimana rasanya? Nikmat bukan? Lo pasti mendesah kenikmatan," ucap Viola.
" Hentikan! Lo udah bohong sama gue. Nggak mungkin Venus membuat Dean bunuh diri!" ucap Calleb.
" Mesra sekali lo sebut nama dia! Jangan bilang kalo lo jatuh ke dalam muslihatnya juga," ucap Viola sambil mendekati Calleb. Viola memeluk Calleb dan mencium bibirnya, Calleb diam saja tidak membalas.
" Don' t you ever think to fallin love with her! Gue akan bunuh dia," ucap Viola marah.
" Gue sudah ngerelain lo bermesraan sama dia, tapi gue nggak rela kalo milik gue diambil orang lain," kata Viola tegas.
" Anter gue ke Villa!" perintah Viola.
" Gue ada meeting besok," ucap Calleb.
" Batalin!" perintah Viola. Calleb tidak bisa menolak perintah Viola, dia takut sesuatu terjadi pada Venus. Calleb menelpon Gerry agar kembali hari ini juga, karena dia akan keluar kota untuk beberapa hari. Gerry marah-marah karena pekerjaannya belum selesai, tapi dia tidak berani menolak perintah Bos.
Sementara itu Venus tidak pulang ke Kos, dia pergi ke Hotel. Dia sengaja mencari Hotel yang langsung masuk mobil, karena dia tidak bisa berjalan jauh dengan keadaannya yang seperti ini. Setelah masuk kamar, Venus langsung melepas pakaiannya, dilihatnya di kaca almari, tubuhnya penuh dengan tanda merah. Bahkan bagian bawahnya juga, lalu dia masuk kamar mandi dan berendam dengan air hangat. Venus menangis mengingat kejadian yang baru saja dialaminya, Dia telah mencemarkan nama baik keluarganya. Bagaimana kalau dia hamil? Nggak! Itu nggak boleh terjadi, batin Venus.