Venus masih tidak percaya pada apa yang terjadi semalam. Pagi ini dia pergi jogging dengan Nina di taman kota. Tapi sepanjang rute jogging, yang ada dipikiran Venus hanyalah rasa lembut bibir dan lidah Calleb.
" Venus!" panggil Nina sambil memegang pundak Venus. Venus jadi kaget dengan apa yang Nina lakukan.
" Apa'an, sih, Nin? Bikin kaget aja, deh!" jawab Venus.
" Kamu tu yang apa'an? Kamu nyadar nggak kalo dari tadi aku tarik kesana kesini biar nggak tabrakan sama orang?" kata Nina.
" Masak,sih?" kata Venus.
" Masak...masak...masak air sana! Dasar, ya!" kata Nina jengkel. Tiba-tiba ponsel Venus bergetar. Venus menyalakan ponselnya, ada WA dari...BOS SOMBONG? Hah? Calleb? Yang bener? Serius? Venus mengerjap-kerjapkan matanya.
" Ap'an, sih? Kayak orang rabun aja! Siapa emang yang WA?" kata Nina heran melihat tingkah sahabatnya. Venus menggelengkan kepalanya, lalu membuka WAnya.
* Ke kantor jam 9
Yang bener aja, inikan hari minggu. Nggak, ah! Aku masih malu sama kejadian semalam. Mau ditaruh dimana muka ku. Tapi kalo nggak datang, dia ke Kos lagi nanti. Aarrggghhhh! Kenapa, sih, kamu bikin berantakan hatikuuuuu! batin Venus.
* Iya, Bos! balas Venus
" Nin! Balik, yuk! Jam 9 aku harus lembur, Pak Gerry minta laporan semalam dikirim hari ini," jelas Venus.
" Gila, ya! Minggu gini kamu masih disuruh kerja juga? Terus kapan kamu istirahatnya?" kata Nina kesal.
" Gimana lagi? Aku cuma pegawai biasa, Non! Bukan istri Bos!" kata Venus. Lalu mereka pergi cari sarapan dan langsung pulang.
Venus sudah berdiri didepan pintu ruangan Calleb. Venus menghembuskan nafas kuat-kuat sebelum mengetuk pintu. Tok! Tok!
" Masuk! ucap Calleb. Venus membuka pintu dan masuk.
" Selamat...," Venus menghentikan sapaannya saat melihat kening Calleb berdarah.
" Kening Bos kenapa?" tanya Venus. Calleb menatap Venus.
" Gak papa!" jawab Calleb.
" Gak papa gimana? Orang berdarah gitu!" ucap Venus panik, dia memang gak bisa melihat orang terluka. Dengan cepat dia menghampiri Calleb dan mengambil tissue dimeja, lalu ditempelkan ke kening Calleb yang berdarah Calleb diam saja sambil melihat tingkah Venus.
" Nggak sakit, apa?" tanya Venus. Calleb menggelengkan kepalanya.
" Dimana kotak P3K?" tanya Venus.
" Dikamar!" jawab Calleb.
" Dimana? Disini?" tanya Venus menunjuk ke pintu yang ada di belakang meja kerja Calleb. Calleb mengangguk.
" Pegang ini!" perintah Venus pada Calleb agar memegang tissue yang menempel pada keningnya. Tanpa permisi Venus membuka pintu itu sambil menarik pergelangan tangan Calleb. Lalu dia melihat disekeliling kamar dan menemukan kotak P3K di samping lemari pakaian.
" Duduk disini!" perintah Venus lagi, agar Calleb duduk dikursi makan. Venus mengambil peralatan yang dibutuhkan dan mulai merawat luka Calleb.
" Ini bisa inveksi, Bos! Apa Bos nggak lihat kalo darahnya gak mau berhenti? Kalo sampe kehabisan darah gimana?" kata Venus marah sambil terus mengobati luka Calleb. Calleb hanya memperhatikan saja apa yang dilakukan Venus. Tidak! Kejadian semalam adalah bagian dari rencana, tapi tidak untuk dimasukkan hati. Setelah selesai merawat luka Calleb, Venus mencuci tangannya di wastafel. Tiba-tiba dia merasa ada yang memeluknya dari belakang dan tangannya melingkar dipinggangnya. Venus tersentak, dia mematikan kran air dan membalikkan badannya. Calleb sudah ada didepannya, memeluknya. Venus mencoba untuk melepaskan diri, tapi Calleb lebih kuat. Calleb menatap Venus dengan mesra, Venus yang merasa aman bila Calleb bersamanya, membalas tatapan Calleb. Akhirnya kejadian semalam terjadi lagi. Kali ini ciuman keduanya terasa panas, Calleb yang telah lama menahan hasratnya, hari itu begitu tinggi gelora hatinya. Setelah puan berciuman, Calleb berpindah mencium leher Venus dengan lembut dan meninggalkan tanda disana. Venus yang belum pernah merasakan disentuh pria, merasakan kenikmatan baru, dia menutup matanya, menahan nafas dan suaranya, takut didengar Calleb. Bibir Calleb berpindah ke telinga Venus dan tulang selangkanya dan meninggalkan banyak tanda disana. Venus masih menahan suaranya. Calleb jadi penasara, kenapa Venus hanya diam saja. Dengan perlahan tangan Calleb meraba dada Venus. Venus terkejut dan membuka matanya, dia menahan tangan Calleb, Tapi Calleb tidak mau berhenti. Dia mendorong tubuh Venus ke dinding kamar, kedua tangan Venus diangkat keatas dan ditahan dengan tangan kanannya. Lalu kedua kaki Venus dihimpitnya.
" Saya mau kamu!" ucap Calleb lembut.