Venus berjalan perlahan menuju balkon hotel dan Calleb mengikuti dari belakang lalu memeluk Venus dari belakang. Venus memejamkan matanya sesaat, lalu dia melepas pelukan Calleb dan berbalik menatap Calleb.
" Who am i?" tanya Venus. Caleleb tersentak mendengar perranyaan Venus. Dia tidak pernah menyangka did akan bener-bener menanyakan itu. Calleb hanya diam menatap Venus. Lalu dia mencoba mengecup bibir Venus, tapi Venus menahan bibirnya dengan tangan Venus.
" Answer me first!" ulang Venus. Calleb menatap Venus lembut.
" Stay like this!" jawab Calleb.
" Simpanan?...Pengecut!" ucap Venus. Calleb terdiam.
" Aku pulang!" ucap Venus sambil berjalan meninggalkan Calleb. Venus berharap Callen mencegahnya, tapi sia-sia, Calleb hanya diam saja. Venus kecewa dengan sikap Calleb. Setelah Venus pergi, Calleb mandi dan tiba-tiba memukul kaca hingga tangannya berdarah. Stupid man! batin Calleb. Gue bener- bener cinta sama lo Vee, ucap Calleb. Lalu Calleb hanya membalut lukanya dengan sapu tangan. Dia mengambil wiski yang ada di bar dan minum langsung dari botol.
" Lo bukan laki-laki Cal! Vee bener, lo pengecut!" ucap Calleb sambil terus minum.
Keesokan harinya Venus tetap bekerja walau hatinya hancur, tapi dia tidak boleh ikut hancur, orang tuanya masih membutuhkan dirinya, karena dia anak satu-satunya. Venus mengetuk pintu ruangan Gerry. Tok! Tok!
" Pak! Ini berkas untuk perusahaan yang akan...,"
" Brengsek! Kemana, tu, orang!" ucap Gerry marah. Venus tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Gerry marah-marah dan terlihat tegang.
" Apa ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Venus.
" Kayaknya nggak mungkin. Semua investor pada marah, karena telpon Bos nggak diangkat dan dia mggak hadir di pertemuan," kata Gerry.
" Permisi, Pak! pamit Venus.
" Brengsek lo Calleb! Bisa ngamuk klien kita?" kata Gerry. Apa dia masih disana? batin Venus. Tapi kenapa dia nggak masuk kerja? batin Venus lagi. Lalu Venus pergi meninggalkan kantor menuju Hotel Mercury. Tok! Tok! Venus mengetuk pintu.
" Cal! Cal! Kamu didalam?" panggil Venus. Lalu dia ke bagian receptionis, menanyakan tamu di kamar 5110. Kata mereka belum check out, lalu Venus minta tolong dibukakan kamar, karena dia Bosnya dan tidak masuk kerja. Sebenernya mereka tidak mau, tapi Venus bilang akan menanggung segala yang terjadi. Akhirnya mereka setuju dan membukakan pintu.
" Cal! Cal!" panggil Venus tapi tidak ada jawaban. Venus masuk ke dalam kamar, Calleb tidak ada, dia ke kamar mandi, juga tidak ada, malah dia melihat pecahan kaca dan darah. Cal! batin Venus. Venus berlari keluar menuju balkon.
" Cal!" panggil Venus. Venus melihat Calleb tergeletak di pinggir pintu luar. Venus meletakkan dua jarinya di depan hidung Calleb. Astaga, dia masih bernafas.
" Cal! Wake up! Cal!" Venus memukul- mukul pipi Calleb pelan, tapi Calleb tetap diam. Akhirnya Venus mengambil air dari kamar mandi dan menyiram Calleb pelan. Calleb terkejut dan terbangun.
" Kamu disini? Ahh!" ucap Calleb memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia mencoba berdiri tapi hampir terjatuh kalo Venus nggak membantu. Lalu Venus membawa Calleb ke kamar mandi dan mengguyur dengan shower. Calleb kaget dan berusaha keluar, tapi Venus mendorong lalu menciumnya, sehingga Calleb seperti terhipnotis, dia diam menikmati bibir Venus.
" Ahhhh!" teriak Calleb pelan mengibaskan tangannya. Venus kaget, lalu dia menyadari bahwa luka di tangan Calleb pasti perih kena air. Venus membuka seluruh pakaian Calleb dan menggosoknya dengan sabun. Melihat pakaian Venus yang basah dan memperlihatkan bentuk tubuhnya, bagian bawah Calleb menegang. Venus terkejut saat membuka celana Calleb.
" Idiot!" ucap Venus lalu dia meninggalkan Calleb. Calleb tersenyum mendengar ucapan Venus. Venus lalu masuk ke bath up dan mengganti pakaian dengan jubah mandi yang panjangnya sebatas paha. Kemudian dia keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya di balkon. Setelah agak kering, dia masuk dan duduk di bar. Calleb keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk. Venus menatap Calleb dengan pandangan mesum. Astaga, kenapa jantung ini gak bisa berdetak normal aja, sih!
" Sudah?" tanya Calleb tiba-tiba.
" Idiot!" ucap Venus. Calleb terdiam. Dia mengambil pakaiannya dari dalam lemari. Dan memberi pakaian pada Venus.
" Apa ini?" tanya Venus. Calleb hanya diam dan berganti pakaian di dalam kamar mandi. Venus mengganti pakaiannya di kamar. Sialan! Darimana dia tahu ukuran pakaianku? batin Venus. Susah banget nih resleting, tiba-tiba dari belakang Calleb membantu menaikkan resleting Venus dengan perlahan. Venus menahan nafas, hembusan nafas Calleb menembus kulit punggung sampai lehernya dan membuat tubuhnya bergetar. Calleb mencium leher belakang Venus setelah resleting tersebut sampai atas. Venus mbalikkan tubuhnya. Mata mereka bertemu, Calleb bermaksud memeluk Venus, tapi Venus menghindar. Calleb tahu venus sangat kecewa padanya.
" Cal!" panggil Venus, Calleb keluar dari kamar ditarik Venus agar duduk di sofa.
" Tolong periksa luka ditangannya, dokter!" ucap Venus, dokter tersebut menghampiri Calleb. Pandangan Calleb tidak pernah lepas dari Venus. Tapi Venus tidak membalas tatapan Calleb, karena dia melihat dokter yang sedang merawat luka Calleb. Venus tahu Calleb sedang memandanginya. Setelah selesai, dokter itupun pamit.
" Halo!...Iya, Pak! Sorry, tadi ada urusan mendadak! Iya, Pak! Iya! Selamat Siang!"
" Kamu pasti belum makan? Kita makan dulu. Entah kenapa Calleb sangat menurut sama Venus. Dia seperti tidak berdaya menghadapi Venus. Lalu mereka berdua makan. Calleb kesulitan makan dengan tangan kanan akibat lukanya. Dia mencoba makan memakai tangan kirinya, tapi juga tidak bisa, karena yang mereka makan adalah sirlon steak. Venus melihat tingkah Calleb, akhirnya dia memberikan steak miliknya yang telah dipotong2. Calleb makan sambil menatap Venus.
" Apa diwajahku ada tompel, sehingga kamu menatap tanpa berkedip?" tanya Venus tiba-tiba. Calleb menggeleng.
" Kamu cantik!" jawab Calleb, yang membuat wajah Venus bersemu merah.
" Pergilah ke kantor, kasihan Pak Gerry, kena marah para investor," kata Venus. Calleb mengangguk dan berdiri dari mejanya kemudian berjalan ke arah pintu.
" Apa kamu gaka akan memakai dasi?" tanya Venus, Calleb menghentikan langkahnya dan memegang dadanya, lalu dia kembali ke Venus yang sudah memegang dasi. Venus memberikan dasi tersebut pada Calleb. Calleb menerimanya dan pergi ke kamar untuk berkaca. Caleb keluar dengan dasi yang belum dipakai.
" Gerry akan memasang!" ucap Calleb saat Venus melihat dasinya. Tiba-tiba Venus berdiri dan memakaikan dasi pada Calleb.
" Close your eyes!" ucap Venus. Calleb menutup matanya, Venus hampir tertawa melihat tingkah Calleb. Heran! Apapun yang aku suruh, dia langsung lakukan, batin Venus.