Kehamilan???

" Bisa kita bicara diluar?" tanya seorang pria berjas putih. Calleb berjalan keluar kamar dan menuju ruang kerjanya.

" Siapa dia?" tanya pria itu. Calleb hanya diam.

" Demi Tuhan, Al! Dia hamil!" ucapnya lagi. Calleb menatap pria itu dan seketika matanya berbinar, senyuman tipis mengembang dibibirnya. Tapi senyuman itu yiba-tiba menghilang dan wajahnya berubah menjadi datar.

" Al!" panggil pria itu.

" Dia...pegawai gue!" jawab Calleb.

" Viola tahu?" tanya pria itu. Calleb mengangguk.

" Jangan bilang rencana lo sama dia yang..." ucap pria itu, Calleb mengangguk.

" Gila ya kalian! Apa lo gak berpikir gimana masa depan dia kalo sampe dia kehilangan anaknya? Dia akan hancur!" ucap pria itu.

" Gue gak bisa menolak, Her!" ucap Calleb datar.

" Gue harus ngomong dama dia," ucap pria itu sambil berdiri.

" Dokter Herlan!" panggil Calleb, tapi Herlan tidak perduli dan berlari keluar, Calleb mengejar Herlan. Ketika Herlan sampai didalam,

" Anda?" tanya Venus memandang Herlan. Calleb tiba juga di situ.

" Cal? Kamu disini? Ada apa ini?" tanya Venus bingung.

" Hai! Saya Herlan, sahabat Calleb!" ucap Herlan memperkenalkan diri.

" Wow! Orang seperti kamu punya sahabat?" tanya Venus tidak percaya.

" Hanya saya yang mau berteman dengan dia, lainnya gak kuat," tutur Herlan. Calleb sudah memasang wajah garangnya. Venus tersenyum.

" Saya Venus!" ucap Venus. Mereka berjabat tangan diiringi pandangan tajam Calleb. Venus hanya tersenyum. Herlan memandang Venus, pantas aja Dean tergila-gila, cantik sekali, seksi lagi! batin Herlan. Calleb berdehem melihat Herlan memandangi Venus. Herlan segera mengalihkan pandangannya.

" Nona Venus!" kata Harlan.

" Venus aja!" kata Venus balik. Calleb melotot karena ke-sok-akraban mereka. Mereka hanya senyum-senyum saja.

" Kamu...hamil!" ucap Herlan. Venus terdiam. Hamil? batin Venus. Dia menatap Calleb sambil memegang perutnya. Calleb membalas pandangan Venus dengan datar saja.

" Untuk mastiin kapan usia dan kira2 lahirannya, besok pergi ke rumah sakit. Gue pamit dulu! Ok, bro!" ucap Herlan, lalu mereka keluar dari kamar.

" Selamat ya, bu! Semoga nanti bayi sama ibunya sehat dan lancar persalinannya. Aamiin!" do'a Mbok mira. Venus mengangguk dan tersenyum tipis. Kemudian Calleb datang dan mbok mira pamit keluar.

" Kamu...gak suka aku hamil?" tanya Venus sedih.

" Aku kerja!" ucap Calleb lalu mencium kening Venus.

" Istirahat!" kata Calleb lagi. Venus hanya diam dan mengangguk. Dia tahu kalau kekasihnya itu terkejut dengan kehamilannya. Tidak lama kemudian mbok mira masuk sambil membawa makanan.

' Ibu makan dulu, nanti pingsan lagi. Bapak sampai panik tadi," ucap mbok mira. Pingsan? Jadi aku tadi pingsan? Makanya Calleb ada di rumah, batin Venus.

" She is pregnant!" ucap Calleb.

" What? Who? Viola?" tanya Gerry.

" Congragulation, Bos!" jawab Gerry.

" Venus!" jawab Calleb. Gerry menghentikan kegiatannya.

" Ve...Venus? Kalian?" tanya Gerry kaget.

" Puas, lo! Sekarang tinggalin dia!" ucap Gerry. Lalu dia keluar dari ruangan Calleb. No! Gue nggak bisa, gue cinta sama dia! batin Calleb.

" Gerry! Vee..." belum sempet Calleb bicara panjang, dia melihat seorang wanita berdiri di pintu ruangan Gerry.

" Viola?!" ucap Calleb, Gerry melihat ke pintu.

" Apa gue mengganggu?" tanya Viola sambil berjalan masuk. Lalu dengan penuh nafsu dia mencium bibir Calleb, tapi Calleb membalasnya dengan malas. Viola merasakan sikap Calleb yang aneh.

" Hai, Ger!" sapa Viola dan mencium pipi Gerry.

" Hai, Nyonya Bos!" jawab Gerry.

" Gue bawa dia masuk dulu, ya! Sudah 3 hari gue nggak makan pisang," ucap Viola sambil menggandeng tangan Calleb ke ruangannya.

" Ok, Nyonya Bos! Selamat bersenang-senang!" ucap Gerry. Kemudian Gerry meninggalkan kantor bermaksud mencari Venus. Sementara Calleb bingung, dia merasa sudah tidak tertarik lagi dengan Viola sejak Venus bersarang dihati dan pikirannya.

" Kita minum dulu!" ucap Calleb dengan membawa 2 gelas orange juz yang ad di lemari es. Setelah minum, Calleb dengan cepat melumat bibir Viola.

" Wow, you missed me, baby?!" ucap Viola. Tapi tidak lama kemudian Viola tertidur. Calleb dengan cepat mencubit beberapa bagian tubuh Viola dan memasukkan alat sex ke milik Viola. Dengan begini, dia pasti nggak curiga, batin Calleb. Lalu dia menelpon seseorang.

" Halo, Pak Gerry!...Iya, pak! Saya sedang dirumah saudara!...Iya, saya nggak apa-apa! ...Kenapa, Pak?...Nggak,saya baik!...Halo, Pak!...

" Ya, mati! Astaga, low bat!" ucap Venus.

" Ada apa, Bu? tanya mbok mira.

" Nggak mbok, Hp saya mati! Lupa dicas," jawab Venus. Diambilnya Power Bank dimeja dan di casnya Hp itu. Langkah seseorang terdengar menaiki tangga. Venus mengarahkan matanya ke tangga. Dilihatnya Calleb berjalan dengan wajah lesu. Apa dia bener-bener nggak suka, tahu aku hamil? batin Venus sedih. Calleb terus melangkahkan kakinya ke kamar, tanpa melihat kemana-mana. Venus menyusul pria yang sangat dicintainya itu.

" Cal!" panggil Venus. Tapi yang dipanggil tidak ada.

" Bu! Hpnya berbunyi!" kata mbok mira dari pintu kamar. Venus berjalan keluar dan mengambil Hpnya. Lalu dia menelpon Nina.

" Hai, girl! ...Iya, sorry! Banyak kerjaan! ...Aku? Ada,deh! Mau tau aja! ...Aku lagi sama dia! ...Dia! Cal! ...Bener! Swear! ...Siapa? ...Kenapa emang? ...Masak, sih? ...Siapa? Sudah lupa namanya! ...Iya! Anak brengsek dari kota itu kan? ...Apa? Meninggal? Serius?...Biar aja, siapa suruh ke PDan? ...Mentang-mentang kaya bisa beli gue? ...Udah, ah, ngomong yang lain aja,...

Tanpa sepengetahuan Venus, Calleb mendengar pembicaraan Mereka. Jadi bener, Venus yang sudah bikin Dean kecewa dan bunuh diri? Dan lo seakan gak perduli padanya sama sekali? Kenapa lo tega, Vee? Maafin, om, Dean! Om sudah bodoh tidak percaya sama Tantemu, batin Calleb. Calleb mengambil Hpnya dan menghubungi seseorang, kemudian dia meninggalkan Venus tanpa sepengetahuannya.

" Siapa, Bu, yang meninggal? Maaf saya jadi kepo? Kok,Ibu seperti nggak perduli ada yang meninggal," tanya Mbok mira sambil memijit kaki Venus.

" Itu mbok, waktu saya masih SMA di desa, ada anak orang kaya lagi main kerumah tetangga. Tuh, anak sombong banget, mbok! Mentang-mentang kaya, semua mau dibeli. Ya warung ibu saya, rumah saya, kambing bapak saya, semua deh. Bahkan saya juga mau dibeli, Mbok!" cerita Venus.

" Ya, ampun! Sombong sekali,Bu!" ucap mbok mira.

" Yang lebih parahnya lagi, saya pernah mau diperkosa mbok!" ucap Venus.

" Apa? Terus, Bu?" tanya mbok mira.

" Iya, untung saya bawa rantang, jadi saya pukul dia pake rantang, saya lari. Dia bilang suka sama saya, cinta sama saya, tapi dia mencium anaknya pak lurah, kalo saya nggak liat sendiri, saya nggak akan percaya mbok. Malah saya denger dari teman saya kalo dia sudah meniduri asih, anak tetangga saya, mbok!" jelas Venus. Mbok mira bengong.

" Waktu mau disuruh nikah, dia malah kabur balik kerumahnya, didatangi ke rumahnya, keluarganya malah mengusir mereka, kasihan mbok, Asih sekarang jadi gila," ucap Venus.

" Siapa, sih, nama anak itu, bu?" tanya mbok mira.

" Kalo nggak salah namanya ... Adrean!" ucap Venus.

" Kok, sama, ya, Bu!" kata mbok mira.

" Sama siapa?" tanya Venus kaget.

" Keponakan Bapak!" jawab mbok mira

" Nama kan dimana-mana banyak yang sama, mbok!" ucap Venus tanpa curiga.

" Iya juga, bu!" jawab mbok mira.