Calleb kembali ke kantor dan membawa Viola yang masih belum sadar pulang ke rumah mereka. Calleb meletakkan Viola di ranjang, lalu dia mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Buang jauh-jauh dia dari pikiranmu, Al! batin Calleb. Kamu sudah mengkhianati istri dan keponakanmu! batin Calleb lagi. Cukup lama Calleb membiarkan tubuhnya terguyur air dingin, tiba-tiba Viola yang ternyata sudah bangun dari biusnya, masuk dengan senyuman menggoda dan dengan tubuh polosnya. Tanpa pikir panjang Calleb langsung mencumbu Viola dengan kasar, seakan dia ingin menumpahkan kekesalannya pada Venus ke Viola. Viola merasa heran dengan tingkah suaminya, tapi dia merasakan sesuatu yang baru dan sangat menikmatinya. Berkali-kali Viola mencapai orgasmenya, tapi Calleb tidak perduli dia sudah keluar atau tidak. Rasa kesal, marah, benci yang ada pada dirinya mengalahkan semua itu dan Viola hampir pingsan menghadapi keganasan Calleb. Setelah melihat Viola lemas, Calleb membawanya ke bathtub dan dia kembali mandi lalu pergi meninggalkan rumah.
" Cal!" panggil Venus. Venus melihat kesamping ranjang, Calleb tidak ada, kamar mandi juga. Dia berjalan ke ruang kerja Callen, kosong! Dimana dia? batin Venus. WA dan telponnya juga mati. Venus merasa putus asa. Dia duduk ditangga sambil memeluk kedua lututnya. Dimana kamu, Cal? Aku takut! Please! Jangan tinggalin aku! batin Venus dengan airmata yang bercucuran. Calleb sempat mampir dirumah itu, tapi hanya melihat ke jendela di lantai 2, lalu dia pergi le Club Malam untuk menenangkan hatinya.
" Wow! Mimpi apa semalam, ya, didatangi pria tampan yang satu ini?" tanya Leo, bartender di Club itu. Calleb hanya diam saja.
" Biasa, Bos? Gue masih ingat kesukaan Bos dulu sebelum nikah!" ucap Leo.
" Make it triple!" jawab Calleb. Leo kaget, tapi dia tahu kalo Bos satu ini nggak pernah mengulangi ucapannya. Calleb meminum minuman itu beberapa gelas. Leo sampai terheran-heran. Tiba-tiba ada seorang wanita datang mendekati Calleb.
" Al! Sendiri?" tanya wanita itu. Calleb memandang wanita itu, Leo berusaha untuk menarik wanita itu agar menjauh dari Calleb, tapi Calleb lebih dulu menarik pinggang wanita itu.
" You look sexy, Grace!" kata Calleb, lalu dengan ganas melumat bibir Grace, Grace yang memang dari dulu sangat mencintai Calleb, tidak berpikir duakali untuk membalas ciuman itu. Akhirnya mereka saling bermain lidah dan bertukar saliva, sampai bibir Grace bengkak karena gigitan ganas Calleb. Leo yang melihat itu langsung mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. Tanpa bisa dikendalikan, Calleb meraba dada Grace tapi Grace yang sadar mereka ditempat umum segera mmbawa Calleb ke private room. Begitu pintu terbuka, Calleb melumat bibir Grace lagi, lalu meraba dada Grace dan menjilat serta menghisapnya. Grace sangat menikmati kebrutalan Calleb yang membuatnya orgasme berkali-kali. Calleb yang sudah siap untuk memasukkan miliknya, tiba-tiba pintu terbuka.
" What the hell?" ucap Grace terkejut, dengan cepat dia menutup tubuhnya dengan pakaiannya yg telah sobek.
" Pakai ini," ucap pria yg mendobrak pintu. Pria itu dengan cepat membekap hidung Calleb dengan sapu tangan yang sudah ada obat biusnya. Calleb langsung tidak sadarkan diri.
" Gerry! Kenapa lo ganggu kesenangan gue? Brengsek lo!" ucap Grace marah. Gerry hanya menatap Grace datar lalu membawa Bosnya pulang. Grace merasa terhina dengan perbuatan Gerry. Awas lo, Ger! Gue nggak terima dengan semua ini! batin Grace. Leo yang menelpon Gerry kalo Bosnya ada disitu dan akan masuk kamar dengan Grace, segera Gerry pergi ke Club itu. Gerry mencari ponsel Calleb, lalu dia menyalakannya. Banyak sekali pesan dan telpon dari Venus. Gerry membaca pesan-pesan itu.
* Cal! Where are you?
* Cal, please pick up the phone!
* Cal! Apa kamu marah karena keadaanku?
* Cal! Jangan tinggalin aku!
* Cal!....
Ya Tuhan, Ven! I am so sorry! Seandainya gue nggak terima lo, pasti nggak akan jadi begini, batin Gerry. Gerry sampai dirumah Calleb dan membawanya masuk, sebelumnya dia menelpon Viola.
" Ada apa dengan dia, Ger?" tanya Viola yang sangat khawatir dengan keadaan Gerry.
" Gue nggak tahu, Bos! Tapi tadi hampir aja dia tidur sama Grace!" ucap Gerry setelah membaringkan Calleb di ranjangnya.
" Apa? Al, Baby?" tanya Viola kaget sambil membelai rambut Calleb. Kemudian Gerry pamit pulang.
Keesokan harinya Venus pergi bekerja, walau keadaannya masih kadang mual dan muntah.
" Venus?!" ucap Gerry kaget sekaligus senang melihatnya.
" Pak Gerry! Selamat Pagi!" sapa Venus tersenyum. Walau terlihat sedih, tapi kamu tetap cantik, batin Gerry.
" Kamu sudah baikan?" tanya Gerry.
" Sudah, pak! Apa yang harus saya kerjakan?" tanya Venus.
" Ayo, masuk ke ruangan saya!" ajak Gerry. Gerry memberikan beberapa pekerjaan yang tidak berat pada Venus.
* Apa dia kerja?
* Ya
* Bagus
* Apa maksud lo?
...
* Bos?
...
* Please, jangan bertindak bodoh!
....
Gerry merasa khawatir akan ada badai besar hari ini.
" Ven!" panggil Gerry.
" Kita ada meeting diluar, Bos gak bisa datang, jadi kita yang wakilkan," ucap Gerry.
" Ok!" jawab Venus dengan wajah yang terlihat tambah sedih. Venus membereskan berkas yang akan dibawa, lalu mereka berjalan ke arah lift untuk turun. Ketika lift berbunyi, pintu lift terbuka, alangkah terkejutnya Gerry melihat apa yang ada di dalam lift. Terlebih lagi Venus, dia merasa dunia seakan runtuh menimpa dirinya.
" Cal?' ucap Venus, saat dilihatnya Calleb mencium dengan nafsu seprang wanita. Wanita tersebut melihat Gerry dan melepaskan ciuman mereka.
" Hai, Ger!" sapa wanita itu.
" Nyonya Bos!" jawab Gerry. Venus merasa tubuhnya oleng mendengar jawaban Gerry, tapi segera Gerry menahan tubuh Venus.
" Kamu nggak apa-apa?" tanya Gerry. Calleb memejamkan matanya lalu dengan sikapnya yang datar berbalik menatap Gerry, lalu dia keluar dari lift dengan gelayut manja wanita itu.
" My office!" ucap Calleb. Venus mandang nanar kedua orang yang berjalan melewatinya. Dia merasa menjadi orang yang begitu bodoh dan menjijikkan di dunia ini.
" Hahaha!" tawa Venus. Gerry kaget mendengar tawa Venus.
" Kamu nggak papa, Ven?" tanya Gerry.
" Nggak! Ayo, Pak! Kita ditunggu Bos dan istrinya," ucap Venus. Dia menahan semua rasa sakit yang ada didirinya untuk mendengar penjelasan dari Calleb.
" Masuk, Ger! Duduk!" ucap wanita itu yang sedang duduk di sofa dan dekat sekali dengan Calleb. Gerry dan Venus masuk lalu duduk di sofa juga. Tangan wanita itu memegang pangkal paha Calleb, Venus merasa darahnya mendidih merasakan cemburu. Venus menatap Calleb yang sedang memainkan tab nya. Apa kamu tidak merindukanku, Cal? batin Venus.
" Jadi ini sekretaris kamu, Ger? Cantik! Kamu pasti belum tahu saya? Saya Viola, istri Calleb!" kata Viola dengan melakukan penekanan pada kalimatnya.
" Senang berkenalan dengan anda, saya Venus! Sekretaris Pak Gerry," jawab Venus.
" Ger! Bisa kamu tinggalkan kami?" ucap Viola tiba-tiba. Gerry menatap Viola dengan pandangan tidak mengerti. Calleb menghentikan jarinya mendengar ucapan Viola.
" Maksud Bos saya dan Venus keluar?" tanya Gerry.
" No! Kamu yang keluar, dia stay!" ucap Viola. Gerry melihat ke Venus, tapi gadis itu hanya diam tanpa ekspresi. Kemudin Gerry keluar dari ruangan itu. Calleb mbeku ditempatnya, dia sama sekali tidak berkutik dengan keadaan ini. Lalu dia bangkit dari duduknya.
" Mau kemana, baby?" tanya Viola manja sambil mengelus dada Calleb. Untuk kesekian kalinya hati Venus seperti diiris-iris melihat adegan didepannya. Viola sepertinya dengan sengaja memegang milik Calleb.
" Mau main sekali?" tanya Viola menggoda. Calleb tersenyum kepada Viola dan mencium Viola, lalu menggendong Viola masuk ke kamar.
" Kita lanjut nanti, ya, Nona Venus!" ucap Viola. Setelah mereka menutup pintu kamar,