" Om Al?" ucap seorang laki-laki yang baru datang dengan motornya. Calleb memandang laki-laki itu, laki-laki itu membuka helmnya.
" Om Al, kan?" ucap laki-laki itu lagi.
" Aldo?" tanya Calleb dingin. Alfo mengangguk.
" Om ada perlu!" ucap Calleb.
" Ada apa, ya, Om?" tanya Aldo penasaran.
" Ceritain tentang Andrean!" kata Calleb. Wajah Aldo berubah jadi datar, dia memandang Calleb.
" Maaf, Om! Saya nggak mau lagi mengingat hal itu," kata Aldo.
" Please, Do! Ini ada hubungannya dengan hidup mati seseorang," ucap Calleb memohon. Aldo sebenernya tidak mau lagi mengingat andrean.
" Maaf, Om! Saya bukan nggak mau cerita, tapi gak baik menceritakan orang yang sudah nggak ada," jelas Aldo.
" Ok! Kalo kamu nggak mau!" ucap Calleb, lalu dia menatap Aldo.
" Saya harus ke desa itu!" kata Calleb kecewa lalu dia meninggalkan Aldo.
" Tunggu, Om!" panggil Aldo. Calleb menghentikan langkahnya.
" Om, tolong! Kasihan Andrean disana, dia tidak akan tenang! Semua kesalahannya akan menyiksa dia, Om!" jelas Aldo.
" Kesalahan? Apa maksud kamu?" tanya Calleb.
" Apa Tante Ola nggak cerita sama Om?" tanya Aldo balik.
" Viola?" ucap Calleb.
" Lebih baik Om tanya ke Tante Ola, karena aku sudah cerita semua ke dia," tutur Aldo. Calleb masih tidak memahami apa yang dikatakan Aldo, apa yang diceritakan Aldo ke Viola yang dia tidak tahu? Semua sudah dia dengar dari Viola.
" Tunggu, Do!" panggil Calleb saat Aldo akan membuka pagar. Aldo menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.
" Tante Ola sudah menceritakan semua tentang Andrean ke Om!" kata Calleb.
" Kalo gitu kenapa Om mencariku?" tanya Aldo heran.
" Andrean adalah anak yang penurut dan manja, dia anak yang baik dan gak suka aneh-aneh," Calleb bercerita tentang Andrean, alis Aldo berkerut.
" Karena itu saat Andrean bilang telah difitnah oleh seorang gadis didesa, Tante dan mamanya nggak terima, apalagi gara-gara dia, Andrean sampai bunuh diri!" tambah Calleb. Aldo menundukkan kepalanya, dia bingung akan mengatakan apa.
" Tapi baru saja ada yang bilang kalo Andrean itu...brengsek!" kata Calleb kesal. Dipegangnya bahu Aldo.
" Please! Kamu teman dekatnya, kamu yang tahu sifat dan kejadiannya," kata Calleb. Aldo terdiam.
" Tolong Om, Do! Om saat ini seperti telur yang berada diujung tanduk. Kalo Om salah menjatuhkan diri, Om akan hancur," tutur Calleb frustasi.
" Masuk dulu, Om! Aku mau tunjukkan sesuatu pada Om!" ucap Aldo, merekapun masuk ke dalam rumah. Kebetulan saat itu papa mama Aldo sedang di kantor. Aldo baru saja pulang dari even pameran. Mereka masuk ke kamar Aldo, Calleb duduk di sofa. Aldo mengambil sebuah kotak dari dalam lemari kemudian dibukanya.
" Aku sebenernya sudah mengubur dalam-dalam peristiwa itu, Om! Karena semua yang aku tahu sudah aku ceritain ke Tante Ola. Tapi sepertinya Om tidak tahu tentang ini," cerita Aldo. Calleb mendengarkan Aldo dengan sungguh-sungguh. Aldo menceritakan awal kedatangan mereka ke desa Venus, sampai kejadian Andrean menghamili dan hampir memperkosa Venus. Calleb merasakan seluruh tubuhnya lemas dan kepalanya bagai dipukul benda keras.
" Apa...nama...gadis itu...Venus?" tanya Calleb dengan bibir bergetar.
" Om tahu? Pasti Tante Ola yang cerita," jawab Aldo. Aldo mengambil memory card yang ada di dalam kotak itu dan memasangnya di laptopnya. Tidak lama kemudian diputarnya sebuah video dimana Andrean sedang menggauli seorang gadis dengan penuh nafsu, padahal gadis tersebut menolak.
" Aku yang merekam semua ini, Om! Dia bilang untuk koleksi," cerita Aldo. Koleksi? Video seperti ini untuk koleksi dia bilang? batin Calleb marah. Mata Aldo berair melihat adegan itu. Dia menangis.
" Aku dengar...Asih sekarang gila, Om! ...Karena Andrean lari... meninggalkan dia!" kata Aldo terbata-bata. Lalu dia memutar lagi video, dimana Andrean membekap Venus dan berusaha untuk memperkosa dia tapi gagal, karena Venus memukul Andrean dengan rantang. Calleb mengepalkan tinjunya, hatinya hancur, perasaannya terluka begitu dalam. Keponakan yang sangat disayanginya dan dianggapnya sangat baik, ternyata memiliki kepribadian seperti itu.
" Tante Ola tahu?" tanya Calleb. Aldo menggelengkan kepala dan menghapus airmatanya.
" Dia tidak tahu kalo aku punya memory ini, karena aku menceritakan semua kejadian sesuai dengan yang ada disini. Dia malah mengancamku akan melaporkan ke polisi kalau sampai ada yang tahu masalah ini," kata Aldo. Calleb merasakan darahnya mendidih mendengar semua cerita Aldo.
" Aku ingin pergi kerumah Asih dan Venus untuk minta maaf, Om! Tapi aku takut. Aku memang hanya seorang pengecut!" sesal Aldo. Lo ngebohongi gue, La! batin Calleb marah. Dengan cepat dia meninggalkan rumah Aldo dan melarikan mobilnya menuju pantai. Hari sudah gelap saat Calleb sampai ditepi pantai. Kenapa semua jadi seperti ini? Apa yang yelah gue lakukan? Gue harus mencari lo, Vee! Lo harus mendengar penjelasan gue! batin Calleb. Dia lalu berteriak sekencang-kencangnya ke arah laut.
" Veeeeeee!!!!!!
" Ada apa, sayang?" tanya Ben saat dilihatnya Venus memandang ke arah pantai. Dia lagi makan malam dengan Venus dipinggir pantai.
" Enggak! Kayak ada yang manggil!" ucap Venus, sekilas dia tampak wajah Calleb didepan matanya. Nggak! Aku nggak boleh melihat masa lalu! Sudah ada Ben disisiku! Dia yang selalu ada saat aku butuh perlindungan! batin Venus. Dia sudah aku anggap mati, aku tidak sudi bertemu lagi dengannya, batin Venus pedih.
Calleb jatuh terduduk, dia menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Calleb berdiri dan berjalan ke mobilnya dengan sempoyongan, tubuhnya basah kuyup karena hujan yang deras. Dia tertunduk di atas kemudi, lalu dia menjalankan mobilnya menuju jalan raya. Tiba-tiba sebuah truck menghantam mobilnya dari samping, mobil Calleb terseret beberapa meter dan berhenti bersamaan sopir truck mengerem.
" Ahhhhhh!" ucap Venus.
" Kamu kenapa, sayang?" tanya Ben panik, saat dilihatnya Venus memegang perutnya.
" Ahhhhh! Ben! Sakittttt!" ucap Venus. Ben langsung menggendong Venus dan membawa ke rumah sakit. Venus akhirnya pingsan akibat rasa sakit itu.
" Dokter, help her, please!" pinta Ben saat sampai dirumah sakit. Dia lalu menghubungi seseorang. Lo harus sehat, sayang! Aku akan melakukan apa saja untuk ngebahagiakan kamu! batin Ben cemas.