Author...
comment ya guys....ditunggu banget...masih perdana...boleh kritik ato saran... 😚😚😚😚😚
...
Mereka senang sekali, terutama Aro!" kata Patty pada venus saat perjalanan pulang ke rumah.
" Iya! Sayang Verrel tidak tertarik dengan semua itu, " ucap Venus sedih.
" Dia seperti siapa kalo begitu? Kakak sepupuku bukan orang pendiam, kamu juga. Apa dia kayak kakek neneknya?" tanya Patty. Patty memang tidak tahu bila mereka bukan anak Ben, karena pada saat mereka dulu datang, Ben bilang kalo Venus mengandung anaknya.
" Iya! Dia seperti kakekku!" ucap Venus tersenyum. Patty membalas senyuman Venus.
" Ven! Aku anterin ke rumah Jessica, ya! Tadi sudah janjian, harusnya dari tadi, cuma gak enak sama Aro yang pengen pergi ke pantai," tutur Patty.
" Ok! Jawab Venus. Setelah beberapa, saat mengendarai mobil, mereka sampai dirumah jessica, lalu venus menurunkan Patty.
" Gak mampir dulu, ven?" tanya jessica.
" Nggak bisa! Lain kali aja, anak- anak pada capek!" jawab venus halus.
" Ok! Be carefuull!" kata Jessica sambil melambaikan tangannya pada Venus bersamaan dengan Patty. Venus melajukan mobilnya menuju kerumah. Hari sudah malam ketika dia sampai dirumah. Dia menggendong Caroline, sedangkan Verrel terbangun saat mobil sampai. Venus melihat ada mobil terparkir di halaman rumahnya, tapi dia tidak tahu milik siapa mobil itu. Ketika dia memasuki rumahnya, hampir saja Caroline terjatuh dari tangannya kalo saja orang yang dilihatnya tidak menangkap Caroline dan menggendongnya dengan melempar tongkat ditangannya. Verrel menatap orang itu dengan tajam. Orang itu meringis seperti kesakitan.
" Cal?" kata Venus terkejut dan tidak menyadari raut wajah Calleb yang kesakitan.
" Hai! Maaf gak bilang!" ucap Calleb.
" Biar kugendong anak...ku! Maaf tongkatmu sampai terlempar! Aap tanganmu gpp?" tanya Venus. Calleb menatap wajah Caroline cantik seperti ibunya, batin Calleb. Lalu dia menyerahkan pada Venus. Pandangan Calleb beralih ke Venus, dia belum menyadari kalau ada seorang anak laki-laki yang sedang mengawasinya. Calleb mengambil tongkatnya dengan tangan kanan. Saat mengambil itu, matanya melihat ke arah Verrel. Ditatapnya Verrel dengan seksama. Gue sudah lupa wajah Ben, pasti seperti dia saat kecil, batin Calleb.
" Hai, boy!" sapa Calleb sambil mengulurkan tangannya. Venus berusaha mencegah Verrel untuk maju kearah Calleb, tapi dia terlambat, Verrel telah melangkahkan kakinya ke arah Verrel dan menjabat tangan Calleb.
" Verrel Gunawan!" ucap Verrel. Gunawan! Dia memang anak Ben! batin Calleb kecewa. Venus bisa melihat kekecewaan di wajah Calleb. Sorry! batin venus.
" Calleb Atmaja!" kata Calleb.
" Aku tidur, mommy!" ucap verrel datar.
" Iya!" jawab venus, kemudian dia pergi naik ke lantai dua. Begitu juga Venus, dia meninggalkan calleb sendiri di bawah. Calleb berjalan ke arah sofa, dia terkejut karena kakinya tidak terasa sakit saat berjalan, sehingga dia tidak pincang. Apa karena anak yang kutangkap tadi? batin calleb. Apapun itu, dia bahagia sekarang bisa berjalan dengan tegap lagi. Diletakkannya bokongnya di sofa sambil gelisah menunggu venus. Tidak lama dilihatnya wanita yang dulu pernah mengisi hari-harinya berjalan turun ke arahnya. Kamu semakin cantik dan seksi, vee! batin Calleb. Venus yang merasa calleb memandanginya, jadi merasa deg-degan. Jantungnya berdetak sangat kencang, ditundukkannya wajahnya seakan melihat anak tangga agar tak terjatuh. Setelah sampai didepan calleb, dia duduk dengan perlahan.
" Datimana tahu alamatku," tanya Venus.
" Rumah sakit!" jawab calleb jujur.
" Aku harus menuntut mereka!" ucap venus marah.
" Jangan!" kata calleb.
" Aku hanya...," belum selesai calleb bicara, venus memotong kalimatnya.
" Lukamu berdarah!" ucap venus. Calleb melihat ke lukanya, ternyata memang darah membasahi perban lukanya.
" Nggak pa-pa nanti juga kering," kata calleb. Venus berdiri dan membawa calleb naik ke lantai 2. Calleb hanya diam saja melihat sikap venus. Dadanya berdebar lebih kencang dari saat dia bertemu venus tadi. Venus membuka ruang santai dirumahnya, lalu mendudukkan calleb di sofa dan diambilnya kotak p3k dilemari kaca. Dibukanya perban di tangan calleb.
" Aku tidak mau disalahkan kalau terjadi infeksi pada lukamu," kata venus marah.
" Lukaku memang terinfeksi!" ucap Calleb. Venus melihat luka ditangan calleb.
" Mana? Hanya berdarah sedikit. Dasar pembohong!" ucap venus.
" Disini!" kata calleb pelan dengan tangan memegang jantungnya. Venus menatap calleb, hatinya begitu sakit mendengar calleb berkata begitu. Dengan cepat dialihlannya pandangannya ke alat p3k dandiambilnya alat semprot luka lalu disemprotnya luka calleb dengan Nacl. Ditiupnya dengan lembut luka itu, yang membuat calleb berdesir dalam tubuhnya. Diberikannya obat betadine, lali diperbannya lagi luka tersebut dengan perban baru. Tiba-tiba diluar turun hujan deras, jendela kamar itu terbuka mengeluarkan bunyi keras karena angin yang cukup keras. Calleb dengan cepat berlari ke arah jendela, bersamaan dengan Venus. Setelah tertutup dengan wajah mereka yang sedikit basah karena air hujan, Venus terkejut melihat Calleb bisa berdiri tegak.
" Kamu?" tanya venus.
" Iya!" jawab calleb tersenyum.
" Jadi kamu bohong lagi?" tanya venus marah.
" Tidak! Gara-gara anak kamu tadi!" ucap Calleb.
" Benarkah?" tanya Venus.
" Iya!" kata calleb sambil membentuk jari tangannya seperti huruf v. Venus sangat senang melihat calleb bisa berdiri tegak dan tidak pincang. Tanpa sengaja, venus memeluk calleb dengan perasaan gembira.
" Thanks God!" ucap venus. Setelah beberaap saat, venus tersadar dengan tindakannya, dilepasknnya pelukannya, wajah mereka bertemu dalam keadaan sangat dekat. Ketika venus akan pergi, Calleb segera meraih tengkuk venus dan mengecup lembut bibir venus. Venus bagai tersengat aliran listrik mendapat kecupan lembut dari orang yang ternyata sangat dirindukannya. Mata venus terpejam, seakan mendapat kode, calleb tidak menyia-nyiakanny, disesapnya bibir venussehingga terbuka kemudian lidahnya bermain diantara gigi venus. Venus membiarkan calleb melakukan hal itu, dia sangat merindukan pria itu, sentuhannya dan suara sekainya. Digigitnya bibir venus dengan lembut.
" Kamu tidak ingin bibirku?" tanya calleb lembut, suara seksinya membius telinga venus. Dengan perlahan disesapnya bibir calleb dan mereka akhirnya saling balas. Calleb perlahan mendorong tubuh venus ke sofa, dengan masih saling melumat. Begitu venus terbaring, calleb mencium dan menjilat telinga, leher dan selangka venus. Calleb meninggalkan tanda dimana-mana. Venus yang lama tidak disentuh dengan lembut dan penuh cinta, merasa terbawa suasana dan perasaannya. Dadanya berdebar hebat saat calleb menjelajahi lehernya. Matanya terpejam, mulutnya mendesah lirih, suara petir diluar seakan membungkap desahan mereka. Tangan calleb menjelajah area dada venus yang menyebbkan tubuhnya menggelinjang kecil. Dibukanya dengan cepat kaos venus, terlihatlah dua gunung kembar yang diselimuti kain. Lalu calleb membuka kait bra venus, terpampanglah dada venus yang seksi. Calleb meremas yang kanan dan melumat yang kiri, bergantian, menggigit dan meninggalkan kembali tanda disana. Venus hanya menggeliat saja seperti cacing kepanasan. Dicium dan dijilatnya perut venus, kemudian turun kebawah. Venus yang menggunakan hot pents, dengan mudah ditarik calleb sehingga wanita itu menjadi toples. dimainkannya milik venus dengan lembut. Satu jari...dua jari...jari ketiga venus berteriak tertahan, karena rasa yang dulu pernah dirasakan dan membuatnya menjadi ketagihan kini didapatkannya kembali. Venus merasa lemas. Calleb menjilat tangannya yang basah dengan cairan venus. Venus melihat calleb dengan penuh cinta dan nafsu.