" Aughhhhhh!" terdengar teriakan kesakitan Calleb di dalam kamar. Venus kaget, tapi dia tidak mau dianggap lancang, dicarinya John diluar, tapi tidak ditemukan. Dengan perlahan dia mendatangi kamar Calleb yang terbuka, lalu dilihatnya Calleb terbaring di lantai. Dengan cepat Venus mendekati Calleb dan menepuk pipinya.
" Astaga! Cal! Bangun, Cal! Kamu kenapa?" ucap Venus panik. Tiba-tiba Calleb memegang tangan Venus erat. Venus terkejut melihat tangannya, lalu dia beralih ke wajah pria itu.
" Aku tahu kamu pasti datang!" ucap Venus. Venus merasa seperti orang bodoh yang terkena prank! Dengan cepat Venus menarik tangannya dan berdiri, tapi Calleb lebih ceapt. Dipeluknya Venus dari belakang, harum tubuhnya masih sama, bentuk tubuhnya agak sedikit berisi.
" Lepas!" teriak Venus marah dan berusaha melepaskan pelukan Calleb. Dengan cepat Calleb memutar tubuh Venus dan mendorongnya ke pintu. Dicengkeramnya Venus dengan kuat. Kini wajah mereka saling berdekatan.
" Dasar pembohong! Pura-pura buta tapi tidak. Benar-benar pria busuk," ejek Venus.
" Aku hanya penasaran waktu Greg cerita tentang kamu," kata Calleb. Venus menatap Calleb mencari kebenaran ceritanya.
" Ternyata memang kamu, Vee!" ucap Calleb.
" Kamu tidak berubah, tetap cantik dan seksi!" puji Calleb.
" Kamu salah! Aku banyak berubah! Dan aku sudah bersuami!" ucap Venus tegas. Tapi kenapa setealh mengatakan hal itu, hati Venus seakan terluka dan sedih. Calleb yang tadinya senang menatap wajah Venus, berganti dengan wajah yang penuh amarah dan cemburu. Venus tahu kalo Calleb merasa cemburu.
" Jadi lepaskan aku! Aku tidak mau ada wanita yang mengatakan bahwa aku seorang pelakor!" kata Venus lagi.
" Apa Ben?" tanya Calleb datar.
" Bener! Dia yang telah menolongku saat orang yang aku cintai menghancurkan hati dan perasaanku. Dia yang membantuku bangkit dari keterpurukan, dia juga yang...menikahiku saat orang itu menolakku," sindir Venus panjang.
" Cukup! Tidak usah memujinya!" kata Calleb marah.
" Maaf!" ucap Calleb tertunduk, dilepaskannya cengkeraman tangannya.
" Ijinkan aku ketemu anakku!" ucap Calleb memohon.
" Anak? Anak yang mana? Dia mati saat aku keguguran gara2 depresi!" bohong Venus. Calleb menatap Venus tajam.
" Bohong!" Kata Calleb.
" Kamu pasti bilang gitu. Sekarang kamu pikir, setelah apa yang kamu lakukan, apa aku tidak akan depresi? Sekuat apapun sebuah janin, bila ibunya mengalami depresi yang parah, dia tidak akan bertahan," jelas Venus penuh amarah. Calleb merasakan tubuhnya lemas, dan terjatuh dengan posisi berdiri diatas lutut. Airmatanya menetes, wajahnya memancarkan kesedihan yang mendalam.
" Simpan airmata palsumu, mintalah anak pada istrimu," ucap Venus pedas. Dia sangat membenci sesuatu yang berlebihan, apalagi bila hal itu suatu kebohongan atau yang dibuat-buat. Ponsel Venus berdering, nama Ben tertera di layar.
" Ya, sayang! ...Ya! Aku juga sangat rindu! ...Ok, sampai ketemu lagi!"
Venus berkata sangat mesra di telpon, membuat hancur hati Calleb bagai butiran debu. Kamu pantas untuk bahagia, Vee! Aku pantas mendapatkan semua ini! batin Calleb.
" Pergilah! Bahagialah!" ucap Calleb lirih. Venus merasa puas telah membuat pria didepannya hancur seperti dirinya. Venus meninggalkan Calleb yang masih terduduk dilantai. Diambilnya tas yang ada di sofa, kemudian dia bertemu John.
" Apa Nyonya melihat Bos saya?" tanya John, Venus hanya menggerakkan bahunya tanda tidak tahu. John menuju ke kamar Calleb dan Venus keluar dari rumah itu. Ada yang salah dengan hatiku! Kenapa terasa sakit sekali? Kenapa dengan diriku? batin Venus melamun didepan pintu mobilnya, wajahnya terlihat sedih. Dalam lamunan Venus, John keluar membopong Calleb.
" Tolong Nyonya, Bos saya!" ucap John. Venus terkejut melihat pergelangan tangan Calleb yang dibalut dengan handuk yang berlumuran darah. Venus merasakan lemas melihat keadaan Calleb.
" Nyonya! Ayo!" teriak John.
" Masukkan dibelakang, biar aku yang urus, kamu bawa mobil!" kata Venus. John memasukkan Calleb ke kursi belakang mobil setelah Venus duduk didalam. Mobil Venus melaju dengan kencang, menuju rumah sakit.
" Dasar Idiot! Apa yang kamu lakukan , bodoh! Kenapa kamu lakukan ini?" Venus menangis melihat keadaan Calleb yang wajahnya pucat pasi.
" Cepat, John!" teriak Venus.
" Kamu tidak boleh menyerah! Gimana nanti kalo Verrel dan Caroline menanyakan daddynya? Please, Cal! Aku minta maaf!" sesal Venus. Sesampai di Rumah Sakit, John segera membopong tubuh Calleb masuk ke IGD. Tubuh Calleb diperiksa oleh Dokter IGD. Venus menunggu dengan cemas di ruang tunggu, wajahnya sembab karna airmata yang mengalir. Setelah beberapa menit, dokter keluar.
" Bagaimana, Dok? Dia baik-baik saja'kan?" tanya Venus khawatir. John yang mengamati Venus merasa aneh dengan tingkah Venus mulai dari berangkat sampe sekarang. Apa dia orangnya? batin John.
" Dia sangat beruntung, karena cepat dibawa kesini! Bila terlambat beberapa menit, dia pasti tidak tertolong," jelas Dokter itu. Venus merasa lega dengan penjelasan dokter itu.
" Apa saya bisa melihat sekarang?" tanya Venus.
" Silahkan ! Dia di tirai ujung sebelah kanan!" jawab Dokter itu lagi. Venus masuk ke ruang IGD dan menuju tirai yang ditunjuk. Dilihatnya Calleb terbaring lemah, wajahnya masih pucat. Venus duduk disamping ranjang dan menatap Calleb dengan penuh cinta dan kesedihan. Kamu harus sembuh! batin Venus. Ponsel Venus bergetar, Ben menelponnya. Setelah beberapa hari tidak bertemu dan berhubungan, Ben menelponnya.
" Halo! ...Ya! Kamu sudah pulang? ...Iya, aku akan pulang nanti! ...Terserah! ...Nggak, hanya capek aja! ...Daaa!"
Ditatapnya kembali Calleb dengan penuh perasaan. Aku harus pergi, besok aku kesini lagi! Kamu harus sembuh! batin Venus kemudian meninggalkan Calleb.
" John! Aku pulang!" ucap Venus. John mengangguk. Venus dengan berat melangkahkan kakinya meninggalkan Rumah Sakit tersebut. Selama perjalanan, venus mengingat kejadian 3 tahun yang lalu. Hatinya terasa sakit, tapi kenapa lebih sakit saat melihat Calleb seperti itu? batin Venus. Caroline menyambutnya dengan gembira saat venus datang.
" Mommyyyy! ole mommy tatang! ole mommy tatang!" teriak Caroline gembira. Venus membuka pintu mobil dan keluar.
" Halo, sayang! Kok, anak mommy belum bobok?" tanya venus memeluk dan mencium buah hatinya.
" Tan becok ali mindu, mommy! Alo libul cetolah," jawab Caroline lucu.
" Mana kakakmu?" tanya Venus.
" Di tamal!" jawab Caroline. Venus pergi ke kamar dan mandi sementara caroline duduk di ruang TV sama Patty. Verrel seperti biasa, dia lebih banyak dikamarnya bermain lego. Venus mengetuk pintu kamar Verrel.
" Sayang! Makan, yuk!" ajak Venus.
" Anggun ma!" jawab Verrel.
" Nanti lagi sayang!" ucap Venus. Dia persis seperti Daddynya, pendiam, bicara seperlunya dan tampan. Aisshh, venus! Ngomong apa, sih? batin Venus. Ternyata Ben tidak datang malam itul, setelah Venus menunggu sampai menjelang pagi.