Hari haripun berlalu, kini Kiara sudah melakukan aktivitasnya sehari hari yaitu bekerja dengan diantar jemput oleh sahabatnya Dinda, meskipun kakinya masih sering terasa nyeri, beberapa hari ini Revan tak datang menjenguknya yang membuat perasaan Kiara semakin memikirkannya, semenjak ia bertemu dengan lelaki tersebut
"hayooo !!!....bengong aja ! ntar kesambet loh !" ucap Dinda yang dengan tiba tiba mengagetkan Kiara
"apaan sih ! datang datang langsung ngagetin aja, kayak hantu aja !" balas Kiara yang merasa Dinda mengagetkannya karna tiba tiba muncul disampingnya
"pasti kamu lagi mikirin pak Revan ya ?!" goda Dinda lagi, yang membuat Kiara malas menjawabnya dan hanya memandang sahabatnya itu dengan pandangan acuh, tapi memang benar dugaan Dinda, semenjak Kiara bertemu dengan Revan, ia selalu tak henti hentinya memikirkan lelaki tersebut
"Ki.....ntar malam temani aku kepesta yuk !?" ajak Dinda
"enggak ah....aku takut keluar malam apalagi harus naik motor, aku takut kejadian waktu itu terulang lagi" jawab Kiara yang memang perasaannya sudah benar benar takut kalo harus keluar malam naik motor
"kamu tenang aja, kita keluarnya naik mobil, aku akan pinjam mobilnya kak Satrian, kalo tidak aku akan minta pak Revan untuk mengantarnya" ucap Dinda yang membuat Kiara langsung menatap tajam ke arah Dinda
"kalo gitu kamu sendiri aja yang pergi, aku gak ikut !" ucap Kiara karna ia gak mau kalo harus bertemu Revan yang bisa membuat perasaannya gak karuan, karna dalam pikirannya apakah hanya dia yang mempunyai perasaan seperti itu kepada Revan, dan apakah Revan juga memiliki perasaan yang sama kepadanya, itu semua yang membuat Kiara gugup dan serba salah kalo harus berhadapan dengan Revan
"pokoknya ntar aku jemput dan kamu harus ikut, aku gak mau tau....titik !!" ucap Dinda dengan nada sedikit memaksa, inilah yang membuat Kiara selalu menuruti keinginan sahabatnya itu, karna selama ini Kiara gak pernah tega menolak keinginannya, sedangkan Kiara hanya bisa menghela napas panjang tanpa berkata apa apa
- - - - - - -
sesaat setelah jam pulang kantor tiba, Kiara langsung pulang kerumahnya dengan diantar Dinda, dan setelah Dinda menurunkan Kiara dihalaman rumahnya, ia langsung berpamitan pulang karna nanti malam ia janji akan menjemput Kiara ke pesta
sesampainya didalam rumah, Kiara langsung merebahkan tubunya diatas tempat tidurnya, sambil dalam pikirannya tak henti hentinya memikirkan sosok lelaki bernama Revan
"kamu ini kenapa Kiara ? kamu benar benar bodoh kenapa kamu memikirkan laki laki yang jelas jelas tidak memikirkan kamu, kamu harus fokus Kiara, jangan sampai perasaan kamu ini membuatmu tak karuan" itulah yang berada dalam pikiran Kiara saat ini, saat ia sedang mengistitahatkan tubuhnya karna merasa capek kerja seharian
dan setelah ia merasa tubuhnya lebih rileks, ia segera mandi dan setelah mandi ia tak lupa untuk menunaikan sholat maghrib, dan karna ia merasa masih ada waktu, ia berusaha memilih milih baju yang akan ia kenakan ke pesta, karna memang ia tak memiliki gaun pesta yang mewah jadi ia hanya memakai gaun sederhana berwarna biru navy dengan panjang dibawah lutut dan hanya dihiasi dengan pita kecil dipinggangnya, dan tak lupa ia hanya memoleskan make up natural ke wajahnya dan menyisir rambutnya dengan dihiasi pita rambut disebelah kiri lalu menata semua rambutnnya ke arah bahu sebelah kanan yang membuat penampilannya begitu sederhana namun tetap terlihat anggun, dan tak lupa ia pun segera memakai high heelsnya dengan warna senada dengan gaunnya
setelah ia merasa sudah siap, iapun segera menunggu Dinda diteras rumah untuk menjemputnya, dan tak lama Kiara menunggu akhirnya nampak sorot lampu mobil mengenainya dan ternyata itu Dinda yang datang dengan membawa mobil, dan seketika itu juga Kiara langsung masuk ke dalam mobil dan Dinda pun langsung tancap gas menuju ke tempat pesta
setelah tak berapa lama dalam perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai juga ke tempat yang dituju, saat Kiara turun dari mobil ia pun langsung melihat sekeliling tempat pesta yang menurutnya begitu megah dan mewah
"Din !....apa betul ini tempat pestanya ? apa kamu gak salah alamatnya ?" tanya Kiara yang merasa tempat itu tak cocok dengan penampilan dirinya yang terlalu sederhana
"iya betul !!, memang ini tempatnya, sebenarnya undangan pesta ini ditujukan untuk keluargaku, tapi mereka gak bisa hadir dan kak Satria sendiri sibuk dengan pekerjaannya, jadi mereka meminta aku menggantikannya maka dari itu aku minta kamu menemaniku datang ke pesta ini" jelas Dinda
"ayok, kita masuk !" Dinda menarik tangan Kiara dan mengajaknya masuk, tapi Kiara sendiri merasa ragu dan minder dengan penampilannya
Kiara hanya mengikuti kemana Dinda pergi dan setelah ia masuk ketengah tengah pesta ia melihat para tamu yang menurutnya adalah orang orang terhormat dan terpandang karna dari penampilannya
sesaat setelah ia berada diantara para tamu, tiba tiba pandangannya tertuju pada sosok lelaki yang tidak asing baginya, sosok lelaki yang beberapa hari ini selalu membuat hati pikirannya tak karuan
saat itu ia sedang melihat lelaki tersebut yang tak lain adalah Revan sedang berbicara dengan seorang perempuan yang sangat cantik dengan penampilannya yang begitu modis, melihat pemandangan seperti itu pikiran Kiara pun tak karuan hatinya begitu sakit dan entah mengapa matanya pun panas seakan ia ingin menangis
dan tiba tiba saja Revan pun melihat ke arah Kiara dan segera berjalan menghampirinya, tapi Kiara segera pergi meninggalkan ruangan tersebut, sementara Dinda yang sedang sibuk dan asyik ngobrol dengan teman keluarganya tak menyadari kalo Kiara sudah meninggalkan ruangan pesta tersebut
lalu Kiara berjalan keluar dan duduk dikursi taman yang sudah disediakan dihalaman depan tempat pesta tersebut, "Kiara kenapa kamu begitu bodohnya menangisi laki laki yang dekat dengan perempuan lain sedangkan ia bukan apa apa kamu dan belum tentu ia juga memikirkan kamu" kata Kiara pada dirinya sendiri dengan air mata yang sudah menetes dipipinya
Kiara tak menyadari atas kedatangan Revan yang sudah berdiri dibelakangnya, dan melihat Kiara yang sudah menangis, lalu lelaki tersebut memberikan sapu tangan kepada Kiara, dan membuat Kiara menoleh, sehingga Kiara tidak bisa berkata apa apa melihat sosok Revan yang ada didekatnya
"cepat hapus air matamu ! emangnya kamu mau bedak kamu luntur ?" ucap Revan setelah memberikan sapu tangan pada Kiara, Revan begitu tak percaya saat melihat kearah Kiara yang sedang menangis, kalo ternyata gadis itu menangisinya karna dekat dengan wanita lain, tapi ia sempat berpikir apakah Kiara menyukainya ?, dan itu juga yang membuat Revan senang karna ternyata Kiara memikirkannya yang dalam beberapa hari ini tak pernah bertemu karna urusan pekerjaan
"kenapa kamu menangis ?" tanya Revan yang sengaja berpura pura tak mendengar kata kata Kiara, lalu ia memposisikan duduk disebelah Kiara
"eh...nggak apa apa ! cuma agak sedikit kelilipan aja" jawab Kiara dengan sedikit gugup
"aku kira kamu menangisi aku karna melihat aku dekat dengan wanita lain" ucap Revan sambil menatap tajam ke arah Kiara
// deeegggg //
sontak saja kata kata Revan membuat jantung Kiara seakan mau berhenti berdetak, karna ia merasa kaget dari mana Revan tau kalo ia menangisi dirinya
"untuk apa aku menangisimu karna dekat dengan wanita lain, kamu kan bukan apa apa aku" jawab Kiara dengan berpura pura sedikit tersenyum kearah Revan
Revan hanya bisa menghela napas panjang, lalu ia pun tiba tiba memegang tangan Kiara yang membuat Kiara sempat kaget dengan apa yang dilakukan Revan pada dirinya dan membuat jantung Kiara semakin berdetak kencang
"sudahlah !!, kamu tak perlu menyembunyikan perasaanmu kepadaku, aku sudah dengar semuanya"
"aku pun demikian, sejak pertama kali ketemu dikafe itu, aku sudah merasakan kalo aku ada perasaan dan getaran yang aneh didadaku, karna aku juga menyukaimu, tapi aku mengira kalo kamu tak menyukaiku" ucap Revan dengan masih menggenggam tangan Kiara
"tapi setelah aku mendengar kata kata kamu barusan, aku yakin kalo kamu juga menyukaiku....."i love yuo Kiara" aku sangat menyayangimu" ucap Revan lagi dengan mulai mencium tangan Kiara yang digenggamnya
Kiara tak mampu berkata apa apa, matanya hanya berkaca kaca, ia merasa terharu dengan ucapan Revan, ternyata Revan juga menyukainya, seorang gadis saderhana yang yatim piatu, pikirnya
"kamu kenapa ? kenapa kamu malah menangis ?" tanya Revan yang melihat air mata Kiara mulai jatuh menetes dipipinya
"a....aku, merasa terharu bercampur senang mendengar ucapan kamu, aku tidak menyangka kalo kamu juga menyukaiku, karna aku hanyalah gadis biasa yang yatim piatu" ucap Kiara sambil menundukkan kepalanya
"Kiara sayang !!, tatap mata aku !!....aku sangat mencintai kamu apa adanya, cinta aku tulus kepadamu" ucap Revan sambil mengangkat dagu Kiara dan berusaha menatapnya tajam
Kiara hanya tersenyum melihat keseriusan diwajah Revan, dan Revan pun berusaha mengusap air mata Kiara yang tak henti hentinya menetes di pipinya