KEHIDUPAN BARU

"Sambutlah kehidupan baru penuh cinta yang akan di lalui oleh pasangan Estele Migail dan Hugo Cervantes"

Mempelai wanita yang sedang duduk di bride room itu terlihat sendu di hari pernikahannya. Ia menggenggam bucket bunga berwarna putih dan biru. Mempelai pria yang tampan dan gagah dengan tuxedo menghampiri mempelai wanitanya. "Tersenyumlah, ini hari yang bahagia. Kita harus melakukan dengan sebaik - baiknya" Mereka keluar bergandengan tangan menyambut para tamu yang memberikan selamat atas pernikahan mereka.

"Mmhh.. Aakkhh... Stop!!! Apa yang kamu lakukan?" Estele meronta berteriak. Bibirnya dicium dengan kasar dan ganas. Pinggangnya di remas, bokongnya pun tak luput dari kegeraman tangan Hugo.

"Diamlah!! Sekarang kamu istriku!! Aku berhak atas dirimu. Nikmatilah istriku" Dengan tubuh yang besar dan berotot, Hugo mengangkat tubuh Estele ke atas meja makan yang berada tak jauh darinya. Dicumbunya Estele dengan penuh gairah.

"Kamu mabuk!! Kamu sedang tidak waras sekarang!! Lepaskan aku!! Kamu akan menyesal setelah sadar!!" Estele kembali berontak, dia memukul, mengigit dan mencakar tubuh Hugo.

Plaakk... Plaakk...

Tamparan keras mendarat di pipi putih Estele, ia menangis. Estele tidak mampu melawan Hugo, dia hanya menerima guratan takdirnya bersama Hugo. Malam pertama yang harusnya penuh cinta itu, jadi menyakitkan dan menyedihkan.

Sementara itu di alam yang lain "Waakhh... Gelap sekali!! Dimana ini? Uuhh, sangat lengket. Apa itu? Kyaakkk !!!" Jleb... kecebong dan telur pasangan itu pun menyatu. "Uwaahh, apa ini? aku menyatu dengan benda bulat dan putih itu!!" seru kecebong putih. "Eh kecebong harusnya kamu itu bersyukur, tuh lihat temen - temen kamu pada mati semua karna ga kupeluk. Huh" gerutu si telur putih. "Aah bener juga ya, makasih deh. Peluk terus yah supaya aku ga mati". Telur dan kecebong itu pun menjadi gumpalan darah.

Asap rokok mengepul memenuhi ruangan kamar. Hugo memperhatikan wajah istrinya, dia membelai lembut pipi istrinya. "Ah, apa yang aku lakukan padanya semalam? Bibirnya terluka, pipinya memar. Dasar bajingan gila!!" Hugo menjambak rambutnya sendiri. Estele membuka matanya, dia merasakan tangan hangat yang membelai rambut hitam pekatnya. "Sudah bangun istriku?" Hugo menatap Estele. "Ka, kamu mau ngapain lagi?" Estele terkejut dan langsung duduk, ia meringis sambil memegang bawah perutnya. "Maaf, aku semalam cuma niat minum sedikit biar ga gugup. Tapi malah makin gugup jadi kebanyakan minum. Aku hanya ingin memecah kecanggungan di antara kita, ini juga pengalaman pertamaku" Hugo menunduk malu. Di mata Estele Hugo terlihat seperti beruang besar yang malu - malu. Ternyata di balik badannya yang besar itu Hugo memiliki hati yang hangat. "Aku kan sudah bilang, kamu akan menyesal setelah sadar" gumam Estele. Hugo bangkit dari tempat tidur, dia mengambil kotak P3K di dalam lemari. Hugo mengobati luka - luka Estele seraya menerima ocehan kekesalan Estele terhadap dirinya. "Aku juga sudah melukaimu" Estele merebut salep luka yang dipegang Hugo. "Sekali lagi maafkan aku Estele" Hugo mengecup lembut pipi Estele. "Apa kamu kesakitan? Atau sebaiknya kita kedokter aja? Semalam aku begitu kasar" Hugo menggenggam tangan Estele. "Iya, aku mengerti. Sudahlah, itu udah terjadi. Kita mulai lembar yang baru, aku mau mandi dulu" Estele menurunkan kakinya dari ranjang. Ketika ia ingin berdiri, tiba - tiba ia terjatuh ke lantai. Hugo bergegas menghampiri Estele "Kamu kenapa istriku?" Hugo menggendong tubuh istrinya lalu memangkunya. Wajah Estele memerah, ia melihat wajah Hugo yang panik. "Kakiku lemas" gumam Estele, Hugo menatap wajah istrinya. Matanya jadi sendu, ia merasa bersalah terhadap istrinya. Hugo merapikan rambut panjang Estele "Aku akan panggilkan dokter untukmu nanti. Ijinkan aku memandikanmu Estele. Kamu ga akan bisa sendiri dengan kondisimu sekarang" Estele mengalungkan tangannya ke leher Hugo "Baiklah" Estele menyembunyikan wajahnya di dada Hugo yang lebar. Hugo mengecup kening istrinya.

To be continued