KELUARGA???

Lingkungan yang sungguh memuakkan pikirnya, diambilnya sebatang rokok dari dalam mobil, disulutnya ujung rokok itu dengan api. Dihisapnya dalam - dalam asap rokok itu. Sementara itu di sampingnya ada seorang pria tua yang menunduk takut. Mereka masuk kedalam Hotel reyot itu, dengan tangan yang gemetaran pria tua itu membukakan pintu kamar Hotel untuknya.

Ceklek (suara membuka pintu)

Wanita itu mematikan api rokok yang baru saja di hisapnya kemudian masuk kedalam kamar hotel tersebut "Sudah kuduga..." dia melemparkan amplop coklat pada pria yang sedang memadu kasih dengan seorang jalang. "Aku tunggu sampai besok! cepat tanda tangani surat itu dan berikan padaku lewat kurir" wanita itu menatap kosong pada pria itu. "Cleo aku bisa jelaskan, ini tidak seperti yang kamu bayangkan!!" pria itu dengan cepat memakai pakaiannya. "Pernikahan kita sudah berakhir semenjak kau meniduri wanita lain" dia meninggalkan pria itu dengan dingin. "Hey wanita cacat emosi!! Lihat saja, kalau pernikahan ini berakhir, aku akan menghancurkan mu!!" pria itu menggertak kan giginya, pria itu menarik tangan Cleo dan menariknya keluar balkon. "Cleo dengarkan aku!! Kita sudah sepakat bukan? Hem?" pria itu menggenggam tangan Cleo. "Keuntungan dari pernikahan ini sudah tidak ada, jadi buat apa aku pertahankan? Perjanjian kita selesai. oke?" Cleo membalikan badannya dan pergi.

Cleopatra Ashley berumur 38 tahun seorang presiden direktur di Ashley Group. Sedari kecil kehidupannya sudah di tata rapi oleh keluarganya. Posisi, pendidikan, kegemaran, pekerjaan, sampai jodoh pun sudah diatur oleh keluarganya. Alhasil perempuan cantik bermata coklat itu menjadi wanita yang kaku dan dingin, bisa di bilang tidak mempunyai emosi. Selama hidup dia tidak pernah membantah perintah orang tuanya, Cleo juga tidak memiliki hasrat untuk membantah. Berkat pendidikan keras dari orang tuanya yang berdarah bangsawan, ia menjadi sosok yang di hormati dan disegani.

Setelah dari hotel Cleo kembali ke perusahaannya. Ia memarkirkan mobil di basement. Cleo mau melanjutkan pekerjaan yang tertunda karna mengurus masalah suaminya. Saat di lift, ada anak kecil yang sangat lucu di dalam lift. Cleo heran, kenapa ada anak kecil sendirian di dalam lift pada jam segini. "Kamu di sini sama siapa? Apa yang kamu lakukan di sini" tanya Cleo kaku. "Ah, aku sama mama papa aku. Aku cuma bosan karena nungguin mereka selesai kerja" jawab anak kecil itu sambil merengut. "Oh begitu, baiklah coba kamu tunjukkan dimana orang tua mu berada, biar tante suruh pulang" Cleo merunduk menyamakan tinggi anak itu. "Beneran? Tante ga bohong?" senyum sumringah anak itu membuat Cleo berdebar. "Iya beneran" Rona bahagia anak itu membuat Cleo yang jarang tersenyum menjadi tersenyum. Mereka bergandengan tangan menuju orang tua si anak. Cleo menepati janjinya pada anak itu dan menyuruh kedua orang tuanya yang berkerja di perusahaan miliknya itu untuk segera pulang. "Terimakasih tante, ini hadiah untuk tante" anak kecil itu memberikan batu kecil kepada Cleo "Ini tambahan karena tante orang yang sangat cantik" anak itu mencium punggung tangan Cleo seperti seorang kesatria. Wajah Cleo tersipu, ia menahan sudut bibirnya agar tidak tertawa. "Wah, tante merasa tersanjung. Batu ini pasti sangat berharga untukmu" Cleo mengelus kepala anak itu. "Benar tante itu sangat berharga, aku hanya memberikannya pada tante saja" anak itu pun pergi bersama kedua orang tuanya. Cleo tersenyum dan melambaikan tangannya pada anak itu. "Ada juga hari seperti ini, sungguh tidak terduga" gumam Cleo. Ia kembali ke dalam kantor dan meneruskan pekerjaan nya, setelah itu dia pulang kerumah.

Cleo masuk kerumah tanpa menyalakan lampu. Cahaya bulan purnama dirasa cukup untuk penerangan rumah Cleo. Diambilnya satu botol wine dari peti penyimpanan anggur koleksinya. Cleo menuangkan wine itu ke dalam gelas, ia pun menegak wine itu. Matanya meredup, ia mengambil batu yang diberikan anak kecil tadi "Imut sekali" gumamnya. Cleo melemparkan tubuhnya di kasur yang empuk. Dipandangnya langit - langit kamar tidurnya. "Haah... Hari ini aku merokok lagi" ia memejamkan matanya lalu terlelap sambil menggenggam batu kecil itu.

Aah... Mmhh... Hugo

"Suara apa itu? Siapa? Eekhh, apa ini? sangat berlendir, ah tubuhku. Kenapa sulit digerakkan? Apa ini?"

To Be Continued...