HEART OF DARKNESS

Prolog

Didalam ruangan yang gelap, pengap, dan lembab. Ada sosok mungil yang tengah memeluk lututnya dan menunundukan kepalanya yang masih mengeluarkan darah segar, dan ditambah rasa lapar yang teramat sangat yang menyerang perutnya.

Didalam kamar mandi yang sempit tanpa penerangan ini, hanya ada sabun batangan dan air dibak mandi yang mungkin dapat menahan rasa laparnya, sosok mungil ini tak mengerti, kenapa Ia harus merasakan penderutaan dan kekerasan seperti ini hampir setiap hari.

sang Ibu sudah bercerai dari sang Ayah dan ketika Ia bertanya pada sang Ayah Ia selalu mendapat pukulan dan tendangan yang sangat keras.

Ia mendangar penjelasan dari penjual minuman keras dimana menjadi tempat Ia membelikan minuman untuk sang Ayah, si penjual bercerita bahwa Ibunya yang bekerja sebagai TKW diluar negeri mwninggalkan ayah dan dirinya untuk menikah lagi.

"Ini buah untukmu, karena besok kamu akan bertemu pemilik baru" suara pria paruh baya yang sesungguhnya si Ayah yang terdengar sampai didalam kamar mandi.

Sang ayah yang bekerja sebagai penyelundup orang utan dan semua kegiatan ilegal lainnya, sekarang tengah memberi makan si barang dagangannya, sedangkan sosok mungil itu menahan lapar dan sakit, terkadang Ia melirik kearah sabun batangan yang berada diwadahnya tapi Ia takut jika Ia memakannya Ia akan dipukuli lagi.

Dulu Ia akan menangis selepas sang ayah melepaskan amarah pada tubuh mungilnya, akan tetapi sekarang karena Ia sudah bosan akan tangisannya yang tak berartinya dan tak pernah ada yang mengulurkan bantuan serta menolongnya membuat hatinya semakin keras dan gelap, "hei kau masih hidup" kata sosok pria paruh baya besar selepas ia menendang pintu kamar mandi.

Sosok mungil memandang dingin sosok tersebut dengan wajah yang dipenuhi lebam dan darah yang keluar dari pelipis mata dan mulutnya yang mungil.

"kenapa memandangiku begitu, ha?" ucapnya dengan bau alkohol yang keluar dari dalam mulutnya.

Sosok mungil itu hanya menatap dingin pada sang ayah, karena jengkel sang ayah menyeret si anak dengan keras dan dibawa keluar kamar mandi, "melihatmu mengingatkanku pada wanita ja**ng itu" ucap sang ayah dengan menendang perut si kecil dengan keras.

Si kecil menggeliat, meringkuk dan mengerang kesakitan "hah, aku agak lega sekarang" ucap sang ayah puas setelah menendang sekuat tenaga keperut anaknya.

Si kecil tak mengerti, 'KENAPA KENAPA KENAPA, KENAPA INI TERJADI' batinnya disela-sela erangan penuh kesakitan.

"kenapa kamu menatapku begitu lagi, ha?" ucap sang ayah jengkel melihat si kecil yang mengintip dan melihat kearahnya.

Sang ayah mengambil botol minuman yang sebelumnya Ia gunakan untuk memukul si kecil beberapa waktu lalu, sebelum Ia memasukkannya ke kamar mandi, terlihat bahwa bagian bawah botol telah pecah dan ia memegang ujung gagang botol dan mencengkram mulut si kecil dan mendekatkannya kewajah anaknya.

"mau aku congkel ha, mau aku congkel matamu?" ucapnya penuh emosi.

Si kecil yang memandangi sang ayah dan itu membuat sang ayah termakan oleh amarah dan pengaruh alkohol membuat sang ayah mengayunkan ujung tajam dari botol yang pecah ke wajah si Kecil dan didalam benak si kecil.

'APA AKU AKAN MATI?, AKU AKAN MATI, AKU AKAN MATI, AKU AKAN MATI' Ia menutup mata dan didalam kepalanya seperti semua berwarna merah dan pandangannya terhadap dunia yang kejam ini sekejap menjadi gelap gulita.