Semua organisasi, tempat, kasus dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi.
°°°
Usai upacara pemberkatan nikah di Katedral Myeongdong beberapa waktu lalu, kini Jaehyun dan Nara beserta keluarga beralih menuju lokasi Seoul Grand Luxury Hotel, salah satu hotel mewah bintang lima milik keluarga Jaehyun.
Jaehyun dan Nara berada dalam satu mobil yang di hias selayaknya mobil pengantin.
"Kita mau ke mana?" Tanya Nara yang memang tidak tahu kemana destinasi mereka kali ini.
"Ke Hotel milik keluargaku, mereka juga menginap di sana."
"Kenapa tidak langsung pulang saja?"
Jaehyun dengan sabar menghela napas berat, apa gadis ini benar-benar lupa?
"Kau lupa? Masih ada acara resepsi pernikahan sebentar malam. Jika pada saat di Katedral tadi Kau hanya melihat keluarga besarku, maka sebentar Kau akan melihat lebih dari itu." Jawab Jaehyun panjang lebar.
Oh iya! Nara baru ingat jikalau sebentar malam masih ada acara resepsi. Nara harusnya sadar Dia menikah dengan siapa. Tidak mungkin kan Keluarga Jaehyun hanya menggelar pemberkatan Nikah saja tanpa ada resepsi.
"Jadi Kita juga akan istirahat di hotel sambil menunggu?"
"Iya."
Singkat, padat dan jelas. Typical Jaehyun.
"Satu kamar ya?"
"Lalu Kau berharap akan sekamar dengan siapa? Lee Jeno? Si kembar Doyoung Dahyun? Dalam mimpimu."
Sahut Jaehyun setengah kesal, gadis ini 'telat mikir' atau bagaimana? Jelas mereka sudah sah sebagai suami istri, tentu saja harus sekamar.
"Hmm baiklah." Akhirnya Nara memilih untuk mengalah daripada terus berdebat dengan Jaehyun
Setelahnya yang terjadi hanya keheningan hingga mereka tidak sadar mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki halaman depan hotel.
Nara turun dari mobil bersamaan dengan Jaehyun, Ia baru akan melangkah tapi kesulitan karena gaunnya memiliki square yang lebar menjuntai dan berat. Nara kemudian memandang Jaehyun yang berjalan mendahuluinya tanpa peduli Nara sedang kesulitan.
Nara kembali lupa, Jaehyun menikahinya bukan atas dasar cinta. Jadi sadarkan Nara untuk berhenti mengharapkan sesuatu yang romantis nan manis.
"Jaehyun..." Nara memutuskan untuk memanggil Jaehyun.
Jaehyun yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh ke arah Nara.
"Yes?"
"Eum.. Itu.... Bisakah Kau membantuku mengangkat gaun ini? Aku kesulitan berjalan, apalagi Aku memakai heels setinggi 12 cm. Please."
Mohon Nara dengan wajah memelas dan hampir menangis. Nara benci situasi seperti ini, dimana Dia merasa kesulitan dan tak bisa berbuat apa-apa sendiri. Lalu berakhir harus meminta bantuan orang lain. Tahukah bahwa Nara adalah tipe gadis mandiri dan benci bergantung pada siapapun.
Namun kini egonya tidak mampu mengalahkan keadaan yang mengharuskannya mengemis bantuan dari lelaki yang beberapa jam lalu menyandang status sebagai suaminya.
Jaehyun yang melihat Nara seperti mau menangis pun tidak tega membiarkan Nara kesulitan berjalan seperti itu.
Jaehyun teringat akan janjinya pada Lee Jeno, bahwa Dia akan menjaga dan tidak membuat Nara menangis. Tapi sekarang belum apa-apa Nara sudah mau menangis karena ketidakpeduliannya terhadap gadis itu.
Entah apapun yang akan terjadi nanti. Jaehyun bertekad untuk menepati janjinya pada Tuhan maupun Lee Jeno. Mungkin Jaehyun belum bisa memberikan Cintanya pada Lee Nara tapi Dia mengaku sanggup untuk memperlakukan gadis itu dengan baik.
Tanpa berkata-kata Jaehyun berjalan ke arah Nara, mendekat dan membantu Nara mengangkat gaunnya. Ternyata benar, gaun Nara terasa berat saat Jaehyun mengangkatnya sedikit.
'Bibi Im pakai kain berbahan apa sih sampai-sampai jadi berat begini? Untung Aku pria, jadi tidak perlu ribet begini saat menikah. Hufft' Gumam Jaehyun dalam hati.
°°°
Seoul Grand Luxury Hotel's Ballroom
Pemandangan ballroom hotel telah disulap sedemikian rupa. Kesan mewah dan elegan melekat dengan tema pesta malam ini. Tamu-tamu sudah ramai memenuhi ballroom hotel dengan penampilan berbeda-beda namun terkesan angkuh sebab kebanyakan berasal dari kalangan konglomerat.
Jika tadi pagi yang diundang hanya keluarga besar dan sebagian kerabat dekat, maka malam ini tamu undangannya berasal dari berbagai kalangan. Kebanyakan dari mereka adalah rekan keluarga Jaehyun dari berbagai perusahaan di dalam maupun luar negeri. Kerabat Nara yang hadir hanya sebatas rekan sejawat di rumah sakit tempatnya bekerja serta paramedis satu organisasi profesi dengan Nara.
Para tamu undangan berdiri serempak menyambut kedua pengantin yang berjalan dengan gagah dan anggun memasuki Ballroom diiringi lantunan merdu lagu I do by 98 Degrees.
Nara begitu cantik dengan gaun putih yang mengekspos bahu putihnya serta belahan dada yang tidak terlalu rendah, ditambah bagian bawah gaun yang menjuntai panjang hanya di bagian belakangnya saja. Tak lupa pula rambutnya yang ditata sederhana namun tetap memberi kesan classy yang sesuai dengan pribadi Nara.
Pengantin wanita yang cantik didampingi pengantin pria yang tampan dengan setelan tuxedo hitam. Sungguh pernikahan impian bukan?
Lee Nara menyapu seantero ballroom dengan mata telanjangnya. Mengagumi keindahan yang ditangkap oleh inderanya. Ia masih saja tak menyangka bahwa pesta pernikahannya akan semewah ini. Dan Nara lebih tak menyangka lagi telah menikah dengan pria yang kini tengah berjalan disampingnya sembari menggenggam jari jemarinya.
Tanpa sadar Nara menyunggingkan senyuman hangat. Biarkan Dia menikmati kebahagiaan ini sejenak Tuhan. Meskipun sebagian kisah hanya bagian sandiwara antara Dia dan Jaehyun, namun malam ini saja Nara meminta agar Tuhan mengijinkannya untuk berbahagia.
"Kau cantik malam ini."
Jaehyun sedikit memiringkan kepalanya dan berbisik pada Nara.
"Aku memang selalu cantik." Balas Nara dengan senyuman manis menampilkan deretan gigi putihnya dan senyuman itu sukses menggelitik netra Jaehyun.
Percaya atau tidak sejak awal pertemuan hingga saat ini hal yang paling disukai Jaehyun dari Nara adalah senyuman hangat gadis itu. Jaehyun tidak mengerti namun menurutnya senyum Nara meneduhkan hati.
Jaehyun ikut tersenyum ketika sadar Dia terlalu tenggelam pada senyuman Nara.
"Jauh sekali meja yang akan kita tempati. Untung gaun yang kupakai tidak seribet tadi."
Demi apapun Nara sudah lelah melangkah. Namun Nara tetap memaksakan senyumannya ke arah para tamu.
Harapan Nara untuk sampai di meja mereka pun terkabul.
Kini Nara dan Jaehyun bergabung dengan Kakek, Tn. Dan Ny. Jung beserta Lee Jeno di meja bulat yang terletak paling depan dan berada di tengah-tengah ballroom. Mereka memutuskan untuk menggelar resepsi yang terkesan santai tanpa pelaminan. Jadi para tamu bebas melakukan kegiatan seperti makan, minum atau sekedar mengobrol dengan tamu lainnya.
Design panggung pun hanya terdapat satu set alat musik dan satu standing mic yang diletakkan di tengah panggung.
"Menantuku sayang, Kau sangat cantik malam ini. Tidak salah Jaehyun menikahimu." Ucap Ny. Jung membuat Nara tersipu malu.
"Ah Ibu bisa saja. Aku jadi malu." Sahut Nara sambil tersenyum kikuk.
Percakapan mereka terhenti sebab mendengar suara sang MC yang menggema ke seluruh penjuru ballroom.
"Para hadirin yang berbahagia, kini tiba saatnya Kita bersulang untuk kedua pengantin baru! Kesempatan pertama diberikan pada Tn. Jung Minhyuk selaku Kakek dari mempelai pria."
Kakek Jung tersenyum sambil menuangkan anggur merah bermerk ke dalam gelas sampanye miliknya lalu berdiri berjalan naik ke atas panggung.
"Tes... Tes.. Ah selamat malam semuanya, pertama-tama Aku ingin mengucapkan banyak selamat kepada kedua cucu ku yang pagi tadi telah sah sebagai suami istri. Rasanya baru kemarin Jaehyun dilahirkan ke dunia, tapi sekarang Aku sudah harus melepaskannya setelah Aku melihat Dia tumbuh selama 28 tahun terakhir. Jaehyun begitu berarti untukku. Maka dari itu Aku berpesan pada istri cantik yang ada disebelahnya kini, tolong jaga dan perhatikan Jaehyun Kami. Berikan Dia banyak Cinta dan Kasih sayang, bila perlu lebih besar daripada Kasih sayang dan cinta Kami terhadapnya. Dan untuk Jaehyun hargailah istrimu, jangan melakukan hal-hal yang akan membuatmu menyesal di kemudian hari. Toast for the King and Queen of tonight!"
Kakek Jung mengangkat gelas sampanye yang diiringi para tamu. Kata sambutan dari Kakek membuat Jaehyun terharu dan berhasil meloloskan satu tetes air mata dari pelupuknya. Kakek memang sangat dekat dengannya, Dia tak menyangka saja bahwa Kakek pun merasa berat hati melepasnya.
Ketika Kakek Jung akan kembali ke tempat semula, Jaehyun berdiri dan menyambut Kakek dengan pelukan hangat sambil terisak begitupun dengan Kakek.
"Terima kasih Kek, selama ini sudah sangat baik pada Jaehyun. Maafkan Jaehyun jika selama ini sudah membuat Kakek susah dan belum bisa membahagiakan Kakek."
Ucap Jaehyun masih sedikit terisak.
"Inilah kebahagiaan yang Kamu berikan Jaehyun-a. Melihatmu menikah hari ini telah menciptakan kebahagiaan besar dalam hidup Kakek. Ayo duduklah."
Maka Jaehyun kini tidak pernah menyesali keputusannya menikahi Nara karena inilah kebahagiaan yang dapat Ia persembahkan kepada Kakek. Para tamu pun ikut terharu melihat momen antara Jaehyun dan Kakeknya.
Nara yang juga terharu mengambil satu lembar tissue dan bergerak menghapus air mata Jaehyun dengan senyuman menenangkan di wajahnya.
"Terima kasih." Jaehyun juga membalas senyum hangat Nara.
Selanjutnya sambutan dilanjutkan oleh Tn. Jung, Ny. Jung, Lee Jeno...
Dan yang terakhir giliran mempelai Pria yang akan bersulang untuk pengantin wanita.
Jaehyun tersenyum sejenak kearah Nara kemudian berdiri dan berjalan ke atas panggung seraya membawa satu gelas anggur merah di tangannya.
"Sangat luar biasa karena ditakdirkan bertemu seseorang yang dapat mengerti dan menerimaku apa adanya tanpa memandang siapa Aku. Bersama Nara, rasanya Aku bisa memulai kembali semuanya. So I'd like to propose a toast to my beautiful bride. No measure of time with you will be long enough. But let's start with forever."
Tutur Jaehyun seraya mengangkat gelasnya tinggi-tinggi yang kemudian diiringi sorak sorai para tamu karena menilai Jaehyun begitu manis dan romantis.
Entah kenapa Nara merasa Jaehyun tulus mengucapkan kata-kata itu. Setiap Kalimat Jaehyun begitu hangat mengaliri relung hatinya. Pria itu memang telah sukses memporak-porandakan pertahanan Nara setelah ciuman Mereka tadi pagi. Nara selalu merasakan jantungnya berdegub tak normal setiap berdekatan dengan Jaehyun. Selama ini Nara tidak pernah benar-benar membenci Jaehyun seperti yang terlihat.
Satu permintaan tulus kini Ia panjatkan kepada Tuhan di dalam hatinya.
'Bolehkah Aku jatuh cinta pada makhluk ciptaan-Mu itu Tuhan? Jika boleh, maka Ijinkan Aku mencintainya saja seumur hidupku. Tetaplah jaga hatiku untuknya.'
°°°