Beruntung aku memiliki sahabat seperti Doni, bhismo dan Selly, mereka mensupport ku disaat keadaan seperti ini, aku tidak tau apa jadinya jika dalam kondisi seperti ini tanpa mereka, mungkin proses recovery ku tidak akan berjalan dengan cepat, mereka seakan silih berganti menyibukan diriku dengan banyak hal agar aku kembali bangkit.
Doni dan bhismo misalnya, tiba-tiba mereka mengajakku naik gunung, hal yang jika dipikir tidak pernah kami lakukan karena memang bukan hobi kami.
selly yang tiba-tiba memaksa ku untuk belajar memasak dan menjahit, hal yang membutuhkan konsentrasi sehingga lambat laun aku mulai lupa dengan Bianca.
selain kegiatan tadi, aku juga sibuk dengan melamar pekerjaan ke berbagai perusahaan sahabat-sahabat ku pun ikut bantu mencarikan lowongan pekerjaan untuk ku, aku siap untuk memulai semuanya kembali dari nol, yaaaahhh harus diakui mencari pekerjaan di kota sebesar Bandung ini memang sulit, selain saingannya dari dalam kota, banyak juga orang-orang yang mengadu keuntungan dengan mencoba melamar pekerjaan dikota ini.
ini bulan kedua aku menganggur, aku mulai sedikit kesal karena belum ada panggilan dari sekian banyak lowongan kerja yang aku lamar, aku khawatir jika keuangan ku tersendat terlalu lama karena tidak punya pemasukan, sampai tiba-tiba hp ku berbunyi, dan ketika aku lihat.... yessss akhir nya aku dapat panggilan interview besok, tempat nya di daerah sekitaran jalan Asia Afrika, "ok deh, kalau gitu aku harus siapin semua supaya besok tinggal berangkat"
keesokan harinya aku pun berangkat sedikit lebih pagi agar aku tidak terlambat datang ke tempat interview, katanya sih kalau datang sebelum waktunya akan jadi nilai tambah Dimata HRD, entah benar atau tidak, bagiku datang lebih awal agar aku punya waktu untuk mencari alamat dan ruangan interviewnya, sesampainya disana ternyata banyak juga orang yang dipanggil untuk interview, aku berdiri sejenak sambil mencari kursi kosong.
Ah! aku lihat satu kursi kosong ditengah-tengah ruang tunggu, tapi tunggu dulu, orang-orang yang duduk disana mencoba berbaur, saling berkenalan satu sama lain, dan aku tidak suka itu! suasana itu terbayang akan menjadi suasana yang sangat canggung bagiku yang seorang introvert, aku pun kembali mencari kursi lain dan akhirnya dapat, sungguh sempurna!
akhirnya aku duduk dipojok ruang tunggu dengan menggunakan headset ditelinga ku dengan maksud agar tidak ada orang lain yang menggangguku.
cukup lama aku dan para pelamar lainnya menunggu di ruangan tersebut, aku hanya bisa menikmati alunan musik yang mengalun melalui headsetku, sambil sesekali memperhatikan sekitar, orang-orang yang berusaha mendekatkan diri satu sama lain, saling mengobrol untuk menghilangkan rasa jenuh. sungguh aku tidak peduli dengan mereka semua, aku hanya ingin cepat selesai interview, aku harap aku yang diterima bekerja disini dan memulai semuanya dari awal, aku cukup yakin aku bisa diterima bekerja disini karena pengalaman ku di perusahaan sebelumnya.
setelah menunggu cukup lama, masuklah seorang wanita ke ruang tunggu, dia mempersilahkan kami untuk masuk kedalam ruang tes, di dalam ruang tes terdapat meja-meja panjang yang tiap mejanya terdapat 3 sampai 4 kursi, aku kebagian duduk dibaris meja depan bersama 2 wanita yang tidak aku sapa semenjak aku mulai duduk, aku hanya sekali melemparkan senyum pada mereka agar tidak dianggap jutek, tes hari ini katanya akan ada 3 tahap jika lolos maka dilanjutkan besok 2 tahap terakhir, dan tes pun di mulai, tes pertama mengenai pengetahuan umum, aku mengerjakan tes tersebut dengan lancar, aku semakin yakin jika tes nya seperti ini, sama seperti diperusahaanku dulu maka aku yakin bisa diterima bekerja disini.
setelah selesai tes pertama, kami diminta menunggu sambil istirahat sejenak dan tidak diperbolehkan untuk keluar ruangan, hhhmmm baiklah mungkin aku bisa menunggu sambil memainkan handphone ku, ketika aku hendak merogoh saku celana untuk mengambil handphone, tiba-tiba wanita disebelahku memanggil ku, "ma... maaf kak, nama kakak, kak Wira ya?" kata wanita itu dengan nada sedikit ragu. aku pun yang tadinya menunduk karena ingin mengambil handphone langsung menoleh kearahnya, dengan nada sedikit bingung dan heran karena wanita itu bisa tau namaku, sedangkan aku tidak mengenalnya "iya benar aku Wira, maaf siapa ya?" aku masih memperhatikan wajahnya dengan seksama sambil mengingat siapa wanita ini.
"ternyata benar kak Wira, aku dari ruang tunggu udah merhatiin kakak, tapi aku takut salah orang" balas wanita tadi sambil tersenyum ramah padaku, "oh ya?" aku kaget dia ternyata sudah memperhatikan ku semenjak di ruang tunggu,
"iya kak, kakak kenal aku gak?" seolah dia ingin memastikan apakah aku kenal dengannya, namun jujur, aku sungguh lupa, memalukan aku tidak mengingat nya padahal wanita tersebut mengingat ku. tapi mau bagaimana lagi? aku sudah berusaha mengingat nya namun tetap tidak tau "maaf ya, tapi aku beneran lupa nama kamu hehehe" ucapku dengan nada sedikit tidak enak karena tidak bisa mengingat namanya.
"Tania kak, aku adik kelas kakak dulu waktu SMP, temennya Cindy pacar kakak, inget ga? kakak kelas 3 kita kelas 1" kata wanita dengan nada yang ramah, sambil mengulurkan tangannya menunggu tanganku untuk berjabat tangan, dan... ah iya akhirnya aku ingat "oh.... Tania, ya ampun beneran kamu? aku bener-bener lupa karena beda banget sama SMP dulu" aku meraih tangannya, dan kami pun berjabat tangan.
"iya kak, hehehe, kakak apakabar? masih sama Cindy?"
"engga Tan, udah lama banget, aku sama dia udah putus semenjak aku kelas 2 SMA, udah ilang kontak juga, emang kamu ga kontakan sama Cindy?" aku tidak menyangka bisa bertemu adik kelas ku disini, setidaknya aku ada teman ngobrol sampai tes ini beres.
"engga kak, hp aku ilang waktu itu, jd kontak jg pada ilang, belum lagi aku kuliah di Jawa, jadi ga pernah ikut reuni sama temen-temen" jawab Tania.
perbincangan kami tertunda karena kami harus melanjutkan tes tahap berikutnya, 2 tes terakhir lumayan menguras otak, dan kami beres mengerjakan tes tersebut pada sore hari dan pengumuman siapa yang lolos esok hari akan di umumkan melalui pesan singkat nanti malam, "eh Tania, kamu pulang sama siapa?" kali ini aku yang memulai obrolan, "aku dijemput sama bapak kak, kalo kak Wira?" Tania balik bertanya, "oh sama bapak, kalau aku bawa motor nih, oh iya Tania boleh aku minta no telp kamu? biar bisa nanya nanti malem siapa nih diantara kita yang lolos ke tahap besok" kataku sambil ku rogoh saku celana ku untuk mengambil handphone,
akhirnya kami pun saling bertukar nomor, dan tidak lama bapaknya Tania datang menjemput, kami pun berpisah disana untuk pulang ke rumah masing-masing.
catatan penulis : hai reader, maaf ya udah lama banget ga update, aku janji mulai rajin update lg ya di tiap Minggunya, supaya ga ketinggalan, langsung klik "ikuti"
enjoy it :)