Tak Semanis itu

kami pun tiba di restoran steak yang cukup terkenal di jalan Martadinata, sebenarnya makanan disini cukup mahal bagiku, tapi tentunya rasa tidak bohong, dengan harganya yang relatif tinggi, cita rasa masakan disini jelas membuat siapapun yang makan puas dengan masakannya, aku memilih tempat ini untuk merayakan hubungan ku dengan Bianca yang sekarang telah resmi menjadi sepasang kekasih.

setalah kami duduk dan memesan makanan akhirnya aku mengatakan ke takjuban ku dengan kamar kost nya Bianca yang begitu mewah "sayang Kostan kamu bagus banget sih, pasti mahal ya?"

"iya sayang beruntung aku dapet kostan itu, tadinya mami mau ngontrakin aku rumah, tapi pikir - pikir kalau rumah kan terlalu besar, sedangkan aku cuma sendiri" ucap Bianca.

"berapa biaya kost per bulan disitu bie? pasti mahal ya?" kataku yang masih penasaran dengan kostannya Bianca. "engga lah sayang, sesuai ko harga sama fasilitas yang di dapet"

ucap Bianca sembari tersenyum.

tidak lama kemudian makanan yang kami pesan pun datang, kami pun menyantap makanan yang telah kami pesan, dan setelah makan kami pun melanjutkan pembicaraan kami kembali "sayang makasih ya udah mau Nerima aku" kataku sambil menggenggam tangan Bianca, "iya sayang, kamu berhasil nunjukin ke aku kalau kamu sayang sama aku, makannya aku milih kamu" balas Bianca Sambil merespon genggaman ku Dengan menggenggamnya dengan erat. "iya sayang, aku bakal coba sebisa aku buat bahagian kamu" aku pun tersenyum, dan Bianca membalas senyuman ku.

setelah itu kami menjalani hubungan ini dengan bahagia, setiap weekend kami selalu menghabiskan waktu bersama, aku tidak pernah absen untuk mengabari Bianca, begitupun sebaliknya aku tidak pernah absen untuk menanyakan kabarnya, aku pun berharap jauh bahwa hubungan ini akan terus sampai ke jenjang selanjutnya. ditengah kebahagiaan ku dengan Bianca, aku mendapatkan masalah di kantor, ada seseorang yang tidak suka dengan kerjaan ku yang selalu dipuji oleh atasan ku, aku di dituduh memanipulasi data nasabah ku, aku pun dipanggil oleh atasan dan kepala kantor untuk klarifikasi, aku dengan santai memenuhi panggilan itu, karena aku memang yakin tidak pernah melakukan itu, namun aku penasaran, siapa orang yang tidak suka dengan ku sehingga melaporkan hal yang aneh-aneh kepada atasanku?

kurang lebih 2 jam aku dicecar pertanyaan oleh atasan ku dan kepala kantor soal laporan salah satu pegawai lain, dan aku diminta menunggu sampai esok hari untuk keputusan nya, karena tim audit sedang melakukan klarifikasi ke nasabah ku, aku tidak memiliki firasat apa-apa, karena sejauh ini aku tidak pernah melakukan hal yang dituduhkan padaku.

keesokan harinya sekitar pukul 12.00 siang aku dipanggil kembali untuk menentukan nasibku, dan betapa terkejutnya aku, ketika hasil audit mengatakan aku harus resign, karena setelah tim audit turun kelapangan aku melakukan kesalahan, aku dituduh terbukti bekerjasama dengan pihak ke 2 untuk memanipulasi data, sontak saja aku emosi, aku tidak terima karena dengan sadar aku yakin tidak melakukan hal tersebut, atasan ku berusaha menenangkan ku, aku dibawa keluar oleh atasanku untuk menenangkan diri, aku bersumpah padanya tidak melakukan apa yang dituduhkan padaku, dan dia yakin aku tidak bersalah, namun keputusan sudah diambil, aku harus berhenti bekerja dari perusahaan itu.

aku sangat terpukul dengan kejadian ini, aku butuh orang untuk menenangkan ku, ku rogoh saku ku, lalu aku meminta tolong sahabatku di grup WhatsApp,

aku : temen-temen, please bisa ga kita ketemu? aku butuh kalian, aku mau cerita

Doni : ada apa tam? feeling gua ko jelek ya

Bhismo : lu dimana tam? gua izin pulang sekarang, gua tunggu di cafe daerah Dago ya

Selly : kamu kenapa tam? aku juga langsung otw

Doni : eh gua juga otw, jangan tinggalin gua

aku : makasih ya temen-temen, gua tunggu di cafe

sekitar 1 jam kemudian teman - teman ku berkumpul di cafe yang sudah di tentukan, aku belum bisa memulai obrolan, aku masih terpukul dengan kejadian ini, mungkin tatapan ku juga kosong untuk beberapa waktu, sampai akhirnya bhismo memulai pembicaraan "tam lu kenapa? jangan ngelamun gitu, nanti kesambet" aku yang dari tadi hanya diam, mulai sadar, teman-teman ku mereka terlihat cemas "maaf ya temen-temen, harusnya gua nunggu kalian beres kerja"

"gak apa-apa tam, lu cerita ada apa sih? jangan buat kita khawatir" kata Doni yang terlihat penasaran ada apa sebenarnya dengan ku, "iya tam cerita lah" Selly menimpali omongan Doni, "gua dipecat, gua dituduh manipulasi data, dan temuan audit sesuai dengan laporan, gua berani sumpah ga ngelakuin itu semua"

teman-teman ku kaget dengan perkataan ku, Doni tampak emosi "anter gua ke kantor lu, gua bakal hajar orang yang fitnah lu tam" bhismo pun sama dengan Doni "gua ikut Don, buruan tam kita kesana sekarang"

namun Selly dengan tanggap langsung menenangkan kami "udah-udah kalau kalian pake kekerasan ga akan nyelesaikan masalah malah nambah masalah baru, Tama yang sabar ya, mungkin disana bukan tempat kerja yang baik buat kamu, aku yakin kamu bisa dapet kerjaan yang lebih baik"

mendengar omongan Selly, Doni dan bhismo pun terdiam, emosi mereka terlihat mereda "maaf ya kita emosi, kamu yang sabar ya tam, bener kata selly, mungkin itu bukan perusahaan yang baik buat lu, kita bakal bantu cari lowongan kerja buat lu yam" kata bhismo disusul anggukan kepala doni seakan meng iya kan perkataan bhismo.

"makasih ya temen-temen" kataku sambil tersenyum, selama kami berbicara tadi hp ku terus bergetar dari tadi, tapi aku baru sempat melihatnya setelah teman-teman ku menenangkan ku, ternyata pesan itu dari Bianca, 11 pesan whatsapp dan 3 telpon tak terjawab darinya, aku pun membalas pesannya

aku : maaf aku tadi lagi ngobrol sama temen-temen, hp nya aku silent jadi ga kedengeran

Bianca : ngobrol apa? ko lama banget sih?

aku : maaf sayang, aku baru dapet musibah, aku baru dikeluarin sama kantor

Bianca : hah? ko bisa sih?

aku : iya aku di fitnah sama temen kantor

Bianca : jadi gimana dong? sekarang kamu nganggur dong?

aku : iya untuk sementara ini aku nganggur dulu, tapi secepatnya aku bakal cari kerja lagi

Bianca : maaf ya kak Wira, aku malu kalo punya pacar pengangguran

aku : maksud kamu apa syang? aku kan bakal nyari kerja lagi

Bianca : iya tapi berapa lama? cari kerja disini kan susah kak, maaf ya kita sampai sini aja, kakak ga usah telpon atau ke kostan aku lagi

ya Tuhan, cobaan apa ini? kenapa bertubi - tubi seperti ini?

"tam kamu lagi apa sih? ko dari tadi sibuk liatin hp? tam?" Selly mencoba memanggil ku, tapi aku tidak bisa mengangkat kepala ku, aku hanya mengulurkan tangan ku, memberikan hp ku pada Selly yang ada disebelah ku dengan kondisi chat ku dengan Bianca masih terbuka, tak lama Selly tiba-tiba merangkul ku, dengan nada pelan dia berkata "sabar ya tam, kamu kuat menghadapi ini semua" tanpa bisa aku kendalikan diriku aku pun menangis dipelukan Selly, terdengar suara dari bhismo dan Doni, tapi aku tidak tau apa yang mereka katakan, aku hanya ingin meluapkan emosiku saat ini dengan menangis.

*catatan penulis

assalamualaikum temen-temen pembaca yang setia nungguin update novel ini, saya mau mengajak kalian untuk tetap stay di rumah sampai keadaan negara kita kembali pulih, bebas dari virus Corona, semoga kalian tetap sehat, dan yang sedang sakit semoga lekas sembuh, jangan lupa like dan share novel ini ke temen-temen kalian ya

yg mau follow Ig saya juga boleh @ panjinugrahapratomo

terimakasih 😊