Kepada Keluarga Xiao Yuan (5)

Malam hari ketika ibu Taozi selesai pulang kerja, dia melihat putrinya sedang duduk di taman tengah menunggu dirinya sambil bermain ranting-ranting kecil. Wajah Ibu Taozi yang melihatnya langsung tampak berbinar-binar.

"Taozi, kamu sedang apa duduk di taman malam-malam begini?" Tanya ibu Taozi. Setelah dia memarkirkan sepedanya di tembok, sambil menggandeng tangan kecil putrinya dia membawa Taozi masuk kerumah.

Mata Taozi tampak membulat, lalu dia mengangkat wajah bulatnya sambil melihat ke arah ibunya, "Ibu, aku ingin pergi ke taman kanak-kanak." jawabnya.

"Kamu?" tanya Ibu Taozi yang mendengarnya tiba-tiba tertawa, "Kamu baru 2 tahun, masih terlalu kecil. Taman kanak-kanan tidak menerimamu," lanjutnya.

"Tidak peduli, Taozi ingin pergi." kata Taozi lagi.

"Kenapa?" tanya Ibu Taozi.

"Karena suamiku di sana, aku mau bersama suamiku." jawab Taozi dengan tegas. Kedua matanya tampak berbinar-binar dengan ekspresi serius sambil melihat ke arah Ibunya.

Lagi-lagi, Ibu Taozi seperti merasakan perasaan seorang perempuan dewasa yang tengah bersedih.

Ketika makan malam, Ibu dan ayah Taozi membicarakan hal tersebut. Mereka pun tetap berpikiran kalau Taozi masih terlalu kecil untuk masuk ke taman kanak-kanak. Kalaupun pergi, dia juga tidak bisa menjaga dirinya. Karena itu mereka memutuskan untuk kembali membicarakan hal itu setelah Taozi melewati satu tahun lagi.

"Huwaaaa…" Taozi yang mengetahui ayah dan ibunya menolak langsung menangis histeris.

Tangisannya kali ini sudah seperti mengagetkan seisi jagat raya, bahkan tetangga sekitar yang mendengar tangisan Taozi pun langsung datang untuk melihat. Mereka berpikir kalau sepasang suami istri itu tengah memarahinya. He Yue dan suaminya yang turut mendengar tangisan Taozi dengan terburu-buru langsung datang ke rumahnya. Mereka mengira kalau ada pertengkaran di rumah itu, ternyata setelah mendengar alasannya justru membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.

Profesor Chen berpikir lama sekali untuk mencarikan jalan keluar. Hingga akhirnya dia menemukan salah satu cara, "Kepala sekolah taman kanak-kanak itu dekat dengan salah satu rekan kerja kalian. Besok coba saja pergi untuk bertanya, bisa tidak memikirkan cara untuk memasukkan Taozi ke taman kanak-kanak itu." katanya memberikan solusi.

Setelah mendapat jaminan dari Profesor Chen, Taozi akhirnya berhenti menangis. Dia mengambil tisu untuk mengusap air matanya, lalu berjalan ke meja makan untuk bersiap makan malam. Tiba-tiba dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Ayah mertua, kamu tidak mungkin membohongi anak kecil, kan?"

Profesor Chen tertawa terbahak-bahak, lalu dia pun menjawab, "Siapa yang berani membohongi calon istri masa depan anakku?"

Keesokan harinya, ketika Profesor Chen berangkat kerja, Taozi secara khusus bangun sangat pagi dan meninggalkan rumahnya. Dia berdiri didepan pintu rumah Shen Mochen, lalu memperhatikan Profesor Chen menuntun sepedanya sambil berjalan keluar tanpa berkata apapun.

Profesor Chen yang sadar tengah diperhatikan oleh Taozi benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya berbalik badan dan kembali berjanji kepadanya, "Ayah mertua akan berusaha sebisa mungkin untuk memasukkanmu ke taman kanak-kanak." katanya.

Taozi yang lagi-lagi mendapat jaminan dari profesor Chen merasakan kesenangan yang bukan kepalang.

Awalnya, kepala taman kanak-kanak itu tidak setuju, karena anak yang berusia dua tahun masih terlalu kecil, lagi pula mereka bukanlah tempat penitipan anak. Usia termuda di taman kanak-kanak itu adalah 3 tahun. Tapi dengan kemampuan bicara Profesor Chen, kepala taman kanak-kanak itu akhirnya menyetujui untuk memasukkan menantu perempuannya ke dalam taman kanak-kanak dan menempatkan Taozi ke kelas paling kecil.

Saat itu, Shen Mochen yang kebetulan berada di kelas kecil, tengah serius menggenggam krayon untuk menggambar. Dia tidak suka bermain bersama dengan teman-teman lainnya, dia juga tidak suka menari atau bernyanyi dengan gurunya. Dia tidak suka berbicara atau bercanda, dan hal itu membuat gurunya penasaran, apakah anak ini punya kelainan tersendiri atau bagaimana.

Tapi untungnya dengan kehadiran Taozi, akhirnya membuat guru Shen Mochen berpikir kalau anak ini memiliki kebahagiaannya sendiri, layaknya anak kecil umumnya.

Lalu, hari pertama Taozi masuk taman kanak-kanak, dia langsung berlari dan masuk ke kelas Shen Mochen...