"Tidak apa, kita ada teksnya kok. Kamu hanya perlu mengingatnya. Aku ini terpukau dengan sifatmu yang tenang. Kalau murid lain, pasti mereka sudah gemetaran ketika di atas panggung, suaranya tidak sedap didengar. Dan mereka pasti akan gelagapan ketika harus mengingat teks itu. Mental mereka terlalu lemah!" kata Guru Chen yang masih menarik tangan Shen Mochen menuju belakang panggung. Tidak lupa sembari memberi penjelasan apa yang harus Shen Mochen lakukan saat menjadi pembawa acara.
Shen Mochen hanya menganggukkan kepala, kemudian dia menoleh dan memperhatikan orang tuanya yang ada di belakang. Dia berpikir, lalu bertanya kepada Guru Chen, "Pak Chen, kalau misalkan saya menjadi pembawa acara, bukankah orang tua saya bisa duduk di barisan depan?" tanyanya.
"Tentu saja!" jawab Guru Chen dengan pandangan penuh semangat. Salah satu tangan Guru Chen lalu menarik guru yang bertugas menjadi penerima tamu. Kemudian, dia menunjuk ke arah orang tua Shen Mochen yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang, "Maaf merepotkanmu. Tolong kamu atur mereka menjadi duduk di barisan depan. Mereka berdua adalah orangtua dari pembawa acara kita malam ini." katanya.
"Baiklah," jawab guru tersebut. Guru tersebut segera berjalan ke arah orang tua Shen Mochen. Ketika dia sudah sampai, dengan suara pelan dia terlihat sedang berbicara beberapa kalimat kepada mereka. Lalu, terlihat Profesor Chen dan He Yue yang berjalan bersama guru tersebut ke barisan depan.
Shen Mochen mengikuti Guru Chen hingga ke belakang panggung. Dalam sekejap mata, dia sudah melihat Guru Chen entah datang dari mana tiba-tiba muncul dengan membawa setelan baju Dinasti Tang dan diberikan kepada dirinya, "Ini setelan untuk pembawa acara, kamu segera ganti baju, ya!" katanya.
"Baju tradisional?" tanya Shen Mochen secara refleks dengan mulut menganga ketika dia melihat baju yang dipegang oleh Guru Chen ini. Dia melihat baju sutra hitam dengan motif naga merah besar dan phoenix di bagian bawah. Dia yang melihatnya, kemudian langsung berpikir bahwa Wang Yuanwen yang tiba-tiba asam lambungnya kumat adalah sebuah alasan yang pintar. Dia pun juga berpikir, apakah dirinya perlu tiba-tiba sakit kepala atau semacamnya.
Guru Chen yang menyadari ekspresi penyesalan dari Shen Mochen, langsung mendorongnya masuk ke salah satu kamar ganti di belakang panggung itu, "Kamu buruan ganti baju, lalu keluar!" perintahnya.
Wajah Shen Mochen hanya terlihat pasrah ketika melihat baju dinasti Tang yang dia pegang saat ini. Ketika dia berbalik badan dan mengangkat kepalanya, dia melihat Taozi yang memperhatikan dirinya lewat cermin dengan ekspresi kaget. "Kamu, bagaimana kamu bisa di sini?" tanyanya sambil mengangkat salah satu alisnya.
Shen Mochen kemudian melihat Taozi yang dirias mirip seperti sebuah pohon natal. Karena Taozi memerankan sebuah pohon, jadi lebih baik untuk memasukkannya kedalam sebuah pohon. Kakinya adalah batang pohon berwarna coklat, tubuhnya yang berwarna hijau seperti menunjukkan daun. Hanya saja, di bagian wajah terdapat lubang bulat yang berfungsi untuk menampilkan wajah bulatnya.
"Eh… Aku ganti pakaian untuk penampilanku…" kata Taozi ketika melihat orang yang masuk adalah Shen Mochen. Hal itu langsung membuat rasa gugup dalam hatinya berkurang banyak sekali. Lalu, matanya teralihkan pada baju yang dibawa Shen Mochen, "Kamu sedang apa membawa baju pembawa acara?" tanyanya setelah itu.
"Pak Chen menyuruhku menjadi pembawa acara," jawab Shen Mochen yang tetap menggunakan nada dinginnya. Lalu, dia melirik Taozi dan bertanya, "Kamu sudah selesai ganti baju?"
"Hampir," jawab Taozi sambil mengangguk. Lalu, dia berbalik badan membelakangi Shen Mochen, "Hanya saja aku tidak bisa menutup resleting yang belakang. Kostum pohon ini tidak ada tempat untuk bahuku." lanjutnya.
Shen Mochen menatap perempuan di depannya dengan tatapan dingin. Saat ini Taozi sedang membelakangi dirinya, selain dengan resleting yang sedikit terbuka, selain itu dia hanyalah sebuah pohon natal yang sempurna. Shen Mochen menghela napas, diam-diam dia berjalan ke belakang tubuh Taozi dan membantunya menarik resleting itu.
"Terimakasih banyak!" ucap Taozi sambil tersenyum. Wajah yang terlihat dari lubang bulat itu penuh dengan senyuman lebar.
"Berbaliklah, aku mau berganti baju," pinta Shen Mochen dengan tanpa ekspresi dari wajahnya...