Selesai berbicara, Shen Mochen langsung menggandeng Taozi meninggalkan ruangan tersebut.
"Kalian…" kata guru BK. Terdengar amarah suara perempuan tua itu dari belakang mereka.
"Ibu guru, anda jangan marah. Mari saya jelaskan tentang kerajaan yang memiliki sejarah menikah dini…" ucap Profesor Shen dengan terburu-buru. Lagi pula, pagi ini dirinya tidak memiliki jadwal kelas. Jadi, dia pasti memiliki waktu yang cukup untuk memberikan contoh yang terkenal kepada guru BK ini.
Pagi itu, entah sudah berapa lama Profesor Shen berbincang dengan guru BK. Bagaimanapun, sejak saat itu tidak ada lagi sejarah tentang guru BK yang jahat di Jianghu. Guru BK itu sedikit lebih selektif tentang urusan siswa laki-laki dan perempuan. Dia juga mulai mencoba membuka pandangannya dan mendengar lebih banyak.
Tapi, berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Shen Mochen dan Taozi. Banyak murid yang melihat Shen Mochen menggandeng tangan Taozi keluar dari ruang BK pagi tadi. Lalu secepat angin, kabar itu sudah tersebar ke seluruh sekolah.
Taozi masih belum mengetahui mengapa dirinya berubah menjadi orang yang terkenal pada hari keduanya masuk sekolah. Sejak keluar dari ruangan BK, dia kembali ke kelas dengan wajah yang bingung.
Kebiasaan membaca literasi pagi hari belum dimulai. Tapi, murid-murid di kelasnya kini sudah ramai. Terlihat beberapa siswa yang telat pun juga mendengar hal yang mengejutkan tersebut. Sesampainya di kelas, mereka langsung ribut membicarakan dengan teman-temannya.
Karena itu, saat mereka menyadari Taozi berada di depan pintu kelas, kelas yang semula riuh seketika langsung hening. Masing-masing dari mereka memperhatikan Taozi dengan penuh tanda tanya.
"Eh…" gumam Taozi yang merasa tidak nyaman ketika diperhatikan oleh mereka. Dengan segera dia langsung duduk ke tempatnya. Namun, baru saja dia duduk, lengannya langsung ditarik oleh Zhao Xue, "Taozi, kamu benar-benar pacaran dengan Shen Mochen?" tanyanya dengan suara pelan.
"Ini…" Cepat sekali rumor ini tersebarnya!! kata Taozi yang kemudian melanjutkan dalam hati. Seketika, dia juga tidak bisa berkata apa-apa.
"Dengar-dengar, Shen Mochen juga terus menggandeng tanganmu di ruang BK itu, sikapnya benar-benar seperti menantang guru BK, loh!" kata Zhao Xue yang sangat bergairah ketika menceritakan hal ini kepada Taozi. Seolah-olah, seperti dia sedang melihat adegan ini secara langsung.
"Tidak sejauh itu, lah!" sergah Taozi. Dia lalu mengingat kembali apa yang terjadi di ruangan BK itu. Shen Mochen tidak berekspresi apa-apa, mana ada memegang tanganku erat-erat, pasti itu hanya imajinasi mereka! batinnya.
"Kalian berdua sebenarnya bagaimana kenalnya?" tanya Zhao Xue. Keingintahuannya sudah seperti tunas yang menembus bumi di musim semi, dan energinya tumbuh dengan kuat ke arah matahari.
"Ehm…" gumam Taozi sambil menggaruk kepalanya. Bagaimana kenalnya? batinnya kemudian. Karena sejak awal, yang ada di ingatannya adalah dia sudah mengenal Shen Mochen.
"Selamat pagi murid-murid! Ayo kita mulai membaca literasi pagi harinya!" kata seseorang. Entah sejak kapan Pak Zhao Guang sudah masuk ke dalam kelas mereka. Lalu, dia mengambil buku bahasa yang ada di mejanya, dan menuntun murid-muridnya untuk membaca.
Zhao Xue menjulurkan lidahnya kepada Taozi, karena merasa tidak puas dengan Taozi. Mereka pun dengan segera mengeluarkan buku bahasa dan membacanya secara serentak.
Taozi tidak mengerti apakah ini hanya perasaannya saja, tapi dia terus merasa kalau Pak Zhao seperti sedang memperhatikannya ketika membaca literasi. Dia yang sedikit takut, kemudian duduk dengan tenang sambil membawa buku bahasanya dan membacanya dengan lantang.
Akhirnya, kegiatan membaca literasi di pagi hari itu selesai. Taozi bangkit dari tempat duduknya berencana untuk pergi ke toilet. Namun, ketika dia melewati Pak Zhao, guru itu menyengir saat melihatnya. Pak Zhao menggunakan suara pelan yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, lalu berkata pada Taozi, "Menantu? Hm?" tanyanya...