"putusin pacarmu itu, Bunda nggak suka lihatnya. bertato kok rambutnya panjang sama celana robek-robek kayak preman pasar. nemu di mana coba cowok kayak gitu? "kata Vita dengan menggeleng-gelengkan kepala titik mungkin banyak yang berpendapat jangan pernah melihat orang dari luarnya saja. tapi kok ma coba deh dipikir kembali kalau dari luar saja sudah terlihat seperti itu apalagi dalamnya. itu menurut Vita. kalau soal pacar Vita memang selalu ketat menyeleksi pacar-pacar Kiara. kalau ada yang ia tidak suka harus putus saat itu juga. "cuman temen kok." Tiffany menyerngit bingung. "Bunda tahu dari mana?"
"hello? kamu kira Bunda nggak ada Instagram apa tanya" "ih kok perasaan Instagram Bunda udah aku blok deh." "hello? kalau kamu kira Bunda nggak bisa bikin fake account apa?"
Kiara mencibir. "pantesan apa username?" "nggak ah ntar bunda diblok lagi." "" kita tertawa mendengar pertengkaran istri dengan anak bungsunya ini. "Bunda bukannya mau maksa kamu untuk ikut ini semua kemauan Bunda.tapi kamu itu masih tanggung jawab bunda dan ayah.wajar kan kalau kami seperti ini ke kamu Bunda udah pasti pernah cerita kalau Bunda dulu nakal persis kayak kamu sekarang. tadinya Bunda juga memaklumi sikap kamu kok tapi kalau dipikir-pikir lagi, Bunda nggak mau kamunya sama kayak Bunda waktu itu. sekarang kamu emang belum ngerasain penyesalan itu tapi nanti disaat kamu udah beranjak dewasa kamu bakal ngerti betapa banyaknya waktu yang seharusnya kamu pakai untuk mengejar cita-cita malah terbuang sia-sia gitu aja "oke masa-masa SMA emang seru Bunda nggak bakal ngelarang kamu untuk melewati masa-masa itu titik tapi, gimana caranya menikmati masa-masa SMA kalau kamunya aja bales terus? iya kan ? "kita kembali menoleh ke belakang menatap kiara yang kini hanya diam,ia yakin kalausang anak menganggap hubungannya sekali masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Ia pun kembali pada posisi awal. "kenapa harus pesantren?" setelah terdiam lama akhirnya kiara kembali bersuara. "dan kenapa kak Bianca Angel dan kak kiara nggak dimasukkan pesantren tanda-tanya sifat mereka juga sama kayak aku tapi kenapa malah aku sendirian yang dimasukin ke pesantren? "sudah dari kemarin ia ingin menanyakan hal itu tapi waktunya selalu tidak pasti bohong kalau kiara baik-baik saja dan menerima ini semua dengan lapang dada titik terkadang terbesit di hatinya bahwa kita pilih kasih dan ta'dil. keadaan hening. tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Vita.." sudah sampai "kata kembali mematikan mesin mobil. Ia pun turun diikuti oleh Kiara dan Vita. Vitomengeluarkan 2 koper berukuran sedang dari bagasi titik mereka pun berjalan memasuki pesantren. suasana masih sepi karena ini hari Minggu hari terakhir liburan para santri atau santriwati. kiara menatap sekeliling titik dadanya berdegup kencang mungkin karena gugup memikirkan bahwa ia akan tinggal di sini. tak berapa lama mereka sampai di sebuah rumah berukuran 45 M2 dengan model minimalis. pintu rumah tersebut sepertinya sengaja dibuka lebar seolah tahu akan ada tamu yang datang. "assalamualaikum." pita mengetuk pintu beberapa kali titik nun yang mendengar suara tersebut segera berjalan keluar. "waalaikumsalam." senyuman merekah ketika melihat Vita berdiri di hadapan. keduanya pun berpelukan sebentar. "apa kabar,? wah aku kangen banget sama kamu." sudah hampir 4 tahun mereka tak bertemu. terakhir saat ingin berkunjung ke rumah kita bersama anak sulungnya, Azzam. "Alhamdulillah baik." maaf ya aku jarang banget ke sini soalnya sibuk ngurusin dia nih." Vita melirik ke arah Kiara. "bandel nya minta ampun kok bikin pusing." Kiara tersenyum tipis ketika pandangan Ainun beralih kepadanya. "namanya masih remaja wajarlah nakal-nakal sedikit ayo masuk." mereka pun masuk lalu duduk disofa ruang tengah.Kiara memperhatikan seisi rumah dari foto keluarga yang terpajang di dinding sampai lemari kaca berukuran kecil. di sana terdapat buku-buku tebal yang berjajar rapi "kita udah cerita semua tentang kiara. kamu tenang aja titik insya Allah kiara akan menjadi lebih baik disini."kemudian, Ainun menjelaskan peraturan selama berada di pesantren ini dan larangan yang tidak boleh dilakukan baik saat berada di asrama maupun di kelas. ia tidak sepenuhnya mendengarkan Ainun. ia sibuk meneliti seisi rumah. mencari-cari keberadaan Azzam yang Angel ceritakan tadi malam. "ada pertanyaan Kiara?"pertanyaan Ainun membuatnya tersadar.ia menggeleng tak berapa lama datang seorang perempuan yang nampak seumuran dengan yang membawa nampan.diatasnya terdapat tiga cangkir. dengan sopan ia menaruh cangkir-cangkir tersebut di atas meja sambil tersenyum lebar. silakan diminum,,,"katanya lembut. Tiffany mulai menembak dalam hati siapakah perempuan ini. jangan-jangan istri Azzam?! matanya melotot. itu jelas tidak mungkin."? udah besar ya sekarang. cantik pula. terakhir aku ketemu aja dia masih umur 5 tahun kalau nggak salah. iya kan,nun? "
azza yang sudah duduk di sebelah kiara pun, tersipu malu "Syukron tante." adiknya Azzam titik Kiara bernapas lega. "iya, waktu terakhir kita ketemu pas di Jakarta kok aku cuman ajak Azam aja sedangkan azza waktu itu gak bisa dibawa karena lagi sibuk ujian di pesantren nya "jelas Ainun. Vita mengangguk.