"Aku tau semau tentangmu Reista, jika hanya sebuah hotel tempat kau tinggal. tentu saja aku pasti tau, lagipula kenapa kau malah bertanya tentang itu? kau tidak tanya kenapa aku merindukan kau?". Tanya Ramel, Ramel duduk di samping Reista.
"Aku tidak perlu tau kenapa kau merindukan aku, bukan urusanku dan aku tidak mau dengar apa apa". Reista mencoba menutup telinganya, hal itu malah membuat Ramel tertawa. Ramel membuka jaketnya lalu menyampirkan ke bahu Reista. Ramel mengelus pelan pipi Reista yang terasa sangat dingin.
"Tubuhmu sangat dingin, kenapa kau berada di luar Kamar? apa kau tidak takut sakit? kau kan baru keluar dari rumah sakit". Kata Ramel yang berbicara begitu lembut, Reista bahkan sudah bergetar tak tahan ingin memeluk suaminya. Namun Reista berusaha semaksimal mungkin untuk menahan rasa sialan yang ada di dalam pikirannya.