Konglomerat yang Merendahkan

"Di atas pesawat tidak boleh menerima telepon, tapi bisa mengirim pesan online. Benar, kan?" kata Shen Fanxing.

"Lalu? Ini menjelaskan apa?" tanya Bo Jingchuan.

Dengan tubuhnya yang tinggi, Bo Jingchuan harus menunduk untuk dapat melihat dengan jelas wajah Shen Fanxing. Shen Fanxing pun mendekat kepadanya, lalu mengembuskan napasnya di dagu Bo Jingchuan.

"Menjelaskan kalau… kamu yang lebih dulu merindukanku. Lalu, kamu tidak tahan dengan jarak jauh ini dan akhirnya datang menemuiku. Benar, kan?" kata Shen Fanxing. 

Di Kota kecil seperti Provence ini, bahkan napas Shen Fanxing pun membawa aroma wangi bunga lavender. Mata Bo Jingchuan berubah menjadi gelap. Tangannya yang berada di pinggang Shen Fanxing sedikit menegang. Kemudian, ia menundukkan kepalanya dan mendekati wajah kekasihnya.

"Benar… karena aku merindukanmu, aku juga tidak tahan dengan hubungan jarak jauh dan datang untuk menemuimu. Puas?" jawab Bo Jingchuan.