Kesal

Dari ruangannya Surya menatap Rhein yang tengah sibuk di kubikelnya, gadis itu kini semakin tak tak acuh padanya. Surya masih melihat kehebohan di sekitar Rhein karena jam tangan yang dipakainya meski Rhein terkesan tidak perduli pada sekelilingnya. Surya mengepalkan tangannya dia merasa kesal dan sakit hati. Pasti Rhein lebih memilih Keenan karena pria itu lebih tajir darinya. Mana mungkin dia akan mampu membelikan jam tangan semahal itu untuk Rhein?

Surya menggeram, andaisaja dia bisa datang di pernikahan mereka tentu saat ini dia dan Rhein telah menjadi sepasang suami istri dan Rhein tak perlu memilih untuk menikah dengan orang lain. Dan yang membuatnya kesal adalah orang lain itu ternyata Keenan, seorang pengusaha muda yang terkenal dengan bisnisnya yang berkembang pesat. Ya Keenan mungkin hanya menjalankan bisnis keluarganya tapi ditangannya, perusahaan itu berkembang semakin besar sedang perusahaan percetakan milik Surya jelas tak ada apa-apanya dibandingkan perusahaan milik Keenan yang menggurita.

Surya menghamtam dinding di sebelahnya dengan keras membuat tangannya berdarah dan Surya merasa kesakitan. Teriakannya menggema hingga keluar ruangan membuat kaget para karyawan yang masih heboh berdebat jam yang dipakai Rhein asli atau palsu karena menurut mereka Rhein tidak mungkin mampu membelinya bila itu asli atau palsu.

"Ada apa, Pak?" Nita sekretaris Surya segera menerobos ke ruangan Surya karena mendengar suara teriakan Surya. Nita segera mendapati Surya yang meringis kesakitan dengan tangan yang berdarah.

Nita segera mengambil kotak P3K dan mulai membersihkan luka yang di tangan Surya. dan membalutnya. tanpa banyak bicara. Tanpa Surya menjelaskannyapun dia tahu kalau Surya sedang kesal.

Semenjak batal menikah dengan Rhein, Surya memang menjadi uring-uringan dan marah pada karyawan tanpa alasan. Rhein sendiri selalu tutup mulut setiap kali ditanya kenapa tak jadi menikah dengan Surya tapi malah menikah dengan orang lain. Hanya pada Nena dan Nita, dua sahabatnya Rhein menceritakan semuanya meski dia masih merahasiakan siapa suamimya dan pernikahan mereka yang hanya akan berlangsung enam bulan saja.

Sebagai sahabat mereka percaya saat Rhein mengatakan kalau Surya sudah bercerai dari istrinya, apalagi Rhein bilang kalau Surya sudah menunjukkan surat cerainya meski mereka masih sering melihat Meta, istri Surya sering mondar-mandir ke kantor tapi Surya selalu mengatakan kalau itu demi kepentingan anak mereka karena anaknya memang bersama Meta. Ya, mereka percaya Rhein tapi mereka tak percaya pada Surya karena itu mereka sangat senang ketika mendengar Rhein tak jadi menikah dengan Surya.

Tak lama kemudian seorang wanita cantik memasuki kantor itu. Meta! Ya, Meta segera bergegas saat Nita mengabari kalau suaminya terluka. Meta menduga hal ini pasti ada hubungannya dengan gadis itu. Meta berkacak pinggang saat melihat Rhein yang baru saja mengambil minum. Dia semakin geram saat melihat Rhein berjalan dengan cuek melewatinya menuju kubikelnya.

Meta meraih tangan Rhein dan menariknya, kopi yang baru saja dibuatnya tumpah dan mengenai tangannya membuat Rhein segera memindahkan cangkirnya tangan yang lain dan mencoba mengibas-ngibaskan tangannya terasa panas. Meta yang melihat jam tangan di tangan Rhein menjadi panas, dia tahu berapa jam yang ditangan Rhein. Apa Surya yang membelikannya? Meta serasa semakin hatinya semakin panas, ternyata gadis ini telah membuat Surya menghambur-hamburkan hartanya.

"Maaf, bu Meta. Saya meminta ibu datang ke sini untuk Pak Surya bukan untuk menganiaya karyawan di sini. Lagi pula kalau dia menuntut kita akan repot!" Nita menatap Meta dengal kesal, pantas saja Surya berpaling pada Rhein, orang kaya bahkan anak pejabat tapi kelakuannya tak lebih dari preman, tambah Nita dalam hati.

Dengan kesal Meta melepas tangan Rhein dan mengikutinya menuju ruangan Surya, dia melihat Surya yang sedang duduk meringis menahan sakit, di tangannya yang dipeban tampak ada noda darah yang mulai mengering.

"Kenapa, Sayang?" tanyanya lembut sambil duduk di samping Surya. tangannya mengelus punggung tangan Surya yang diperban.

Surya diam saja, dia tak ingin menjawab pertanyaan Meta saat ini. Dia sedang kesal, ya dia merasa sangat kesal pada Rhein. Meta yang merasa di acuhkan menjadi semakin kesal.

***

AlanyLove