Kamu Memalukan

Selama beberapa hari kemudian, Rhein dibuat sebal oleh Meta yang datang tiap hari ke kantor. Bukan karena dia cemburu pada Meta yang selalu bersikap mesra dengan Surya tapi karena perempuan cantik itu selalu menganggunya. Ya, Meta selalu melakukan hal yang menjengkelkannya seperti mendorongnya hingga terjatuh saat dia membawa minuman dari pantry, menumpahkan makan siangnya, memakinya dan banyak hal lainnya tapi yang paling membuatnya jengkel ketika Meta berusaha merebut jam tangan Patek Phillipe pemberian Keenan karena Meta merasa itu jam itu pemberian Surya.

Rhein jelas tak sudi jam itu diminta oleh Meta karena itu adalah hadiah Keenan untuknya meski sebenarnya Rhein tak ingin memakai jam itu karena dia merasa terlalu bagus, orang yang tak suka akan menganggapnya pamer, bahkan ada yang mengatakan kalau jam yang dipakainya adalah replika alias palsu Rhein tak perduli karena Keenan Rhein tak memperbolehkan Rhein melepasnya. Kata Keenan kalau Rhein memakai jam itu maka dia akan selalu ingat pada Keenan. Mengingat hal itu dia akan tersenyum, dia bahkan bisa tersenyum sepanjang hari mengingat tidak hanya kata-kata Keenan tapi juga hampir semua sikap manisnya yang membuatnya merasa sangat dicintai.

"Apa hak kamu meminta jam ini?" Rhein menatap Meta dengan tatapan dingin, perasaannya sangat dongkol. Apa hak perempuan itu meminta jam itu? Bahkan sekalipun jam itu dari Surya? Apalagi jam ini pemberian Keenan, tentu Rhein akan mempertahannya.

"Jam itu pemberian Surya, kan? Kamu tidak pantas memakainya!"

"Siapa bilang ini pemberian Surya? Ini hadiah dari suamiku! Aku yakin kamu sudah melihat suamiku waktu itu!" kata Rhein sinis

"Jangan sok! Aku yakin dia hanya orang suruhan Surya untuk menggantikannya agar aku menyangka kalian tidak jadi menikah!" ejek Meta.

"Aku dan Surya memang tidak jadi menikah karena aku lebih memilih dia yang sekarang jadi suamilku karena dia yang lebih segalanya dibandingkan Surya!" Rhein benar-benar emosi mendengar Meta yang selalu mengatakan hal yang sama hampir setiap hari.

Suara keras Rhein membuat orang-orang yang ada di ruangan itu melihat ke arah mereka, merasa iba pada gadis itu karena menurut mereka Rhein adalah gadis yang baik dan menyenangkan. Kesalahan Rhein adalah karena dia menerima cinta Surya dan hampir menikah dengannnya.

Surya yang baru saja datang setelah bertemu dengan klien di luar terkejut saat melihat Meta berdiri di sebelah kubikel Rhein dengan wajah menyebalkan dan menjadi tontonan para karyawan. Dia merasa sangat malu dan segera memdekati Meta dan mengajaknya masuk ke dalam ruangannya tapi Meta malah merajuk dan mengatakan kalau dia menginginkan jam tangan yang dipakai Rhein. Meta merasa lebih berhak karena jam itu Surya yang membelikannya. Surya merasa ditampar karena hal itu.

"Meta!" teriak Surya membuat kaget semua orang yang ada di ruangan itu termasuk Meta dan Rhein. Tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya dengan kaget, Surya segera menyeret Meta ke ruangannya karena dia merasa sangat malu.

Beberapa hari ini dia memang membiarkan Meta datang ke kantor tapi dia tak pernah tahu kalau Meta selalu mengganggu Rhein. Surya mengakui bahwa sampai saat ini dia masih mencintai gadis itu karena itu dia mengabaikan permohonan Rhein untuk resign dari kantornya, dia masih ingin menatapnya diam-diam karena Rhein selalu mengacuhkannya dan berharap mungkin suatu saat nanti mereka bisa bersama kembali.

"Kamu memalukan!" teriak Surya setelah mereka sampai di dalam ruangannya dia bahkan mendorong Meta hingga jatuh ke sofa.

"Memalukan?! Kamu yang memalukan! Kamu berselingkuh dengan karyawanmu dan menjadikannya simpanan bahkan kamu membelikan jam yang sangat mahal untuknya!" Meta tak mau kalah.

"Diam!" teriak Surya membuat Meta kaget.

"Diam? Kamu suruh aku diam? Sementara dia enak-enak saja mengeruk semua kekayaan kamu!" Meta kembali berteriak, nafasnya sampai tersengal!"

"Apa kau bilang?!" Wajah Surya terlihat menakutkan. Surya tak paham apa yang dimaksud Meta karena selama menjadi kekasihnya Rhein tak pernah meminta apapun meski dia juga tak menolak kalau Surya memberinya sesuatu, bagaimana bisa dia dia dikatakan mengeruk kekayaannya?

Meta kemudian menangis terisak-isak. Kemudian di sela tangisnya Meta mengatakan kalau selain membelikan Rhein jam tangan mewah, Surya bahkan membelikan Rhein sebuah apartemen dan sebuah mobil sport yang sangat mewah dan menyuruh orang yang menjadi penggantinya untuk menjadi sopir Rhein dan menjaganya di apartemen. Surya menatap Meta dengan marah, dia merasa marah pada Meta karena dugaannya juga marah pada dirinya sendiri karena telah melempar Rhein pada seorang yang kaya raya yang membuatnya akan sulit merebut Rhein lagi.

Akhirnya Surya duduk di samping Meta dan memeluknya.

"Kamu salah, Sayang, itu bukan aku memberikan semua itu pada Rhein dan laki-laki yang kau anggap sebagai penggantiku adalah benar suami Rhein," Surya menelan ludahnya, hatinya merasa sakit tapi dia harus mengakui Rhein menjadi milik orang lain tapi dia harus mengatakannya agar istrinya tak salah paham pada Rhein. "Dia adalah Keenan Adi Wijaya, aku yakin aku pernah kamu mengenal nama itu."

"Keenan....? Suami Rhein? Keenan Adi Wijaya?" Meta bergumam tak percaya, matanya membulat. Meta jelas sangat tahu siapa Keenan Adi Wijaya, dia pernah bertemu dengan Keenan di rumah pamannya yang waktu itu mengundang Keenan untuk suatu urusan bisnis, selain itu paman berniat menjodohkan Keenan dengan anaknya alias sepupu Meta yang bernama Sania karena sangat menginginkan Keenan menjadi suaminya sayangnya Keenan menolak keinginan itu.

"Bagaimana bisa? Bukankah Keenan harusnya menikah dengan Cassandra?"

Keenan mengangkat bahunya, dia hanya menduga tapi dia tak mengatakan dugaannya pada Meta. Menurut asistennya waktu itu pengantin Keenan juga tidak datang ke tempat resepsi karena suatu alasan karena itu Keenan menikahi Rhein agar kakeknya yang sangat berharap Keenan agar segera menikah tidak kecewa. Meski dia menyesal tak jadi menikah dengan Rhein tapi dia tak mau Rhein menjadi sasaran amukan Meta.

"Jadi kamu tahu barang-barang itu milik siapa aku harap kamu tidak lagi menganggunya," kata Surya dingin. dan melepas pelukannya pada Meta.

Meta masih duduk termenung di atas sofa, dia masih tak percaya dengan pendengarannya kalau Rhein adalah istri Keenan Adi Wijaya? Dia ingat pengantin pria yang menghalanginya untuk memukul Rhein, ya itu adalah Keenan Adi Wijaya. Dia tak menganggapnya waktu itu karena dia berfikir kalau pria itu adalah pengganti Surya. Diam-diam Meta merasa iri pada gadis itu.

Ah, untunglah gadis itu tak mengadukannya pada Keenan, kalau saja Rhein mengatakan apa yang dilakukannya selama ini, bisa habis dia.

Sementara Rhein masih berkutat dengan komputernya, dia mengecek emailnya. Rhein sudah mengirim lamaran ke beberapa perusahaan penerbitan tapi sampai saat ini belum ada yang memberi jawaban

***

AlanyLove