Hari ini Russles tidak mengantarkan Vanny ke kampus, karena jadwal meeting dengan clientnya pagi ini juga.
"Ma, pa, aku pergi dulu ya'', pamit Russles pada kedua orang tuanya. ''Loh, kok cepet banget, adik kamu gak di tunggu dulu, nanti ngambek dia loh'', jawab mamanya yang melihat anak laki-laki nya itu pergi tanpa adiknya. ''Nungguin dia kelamaan ma, jadi aku pergi dulu aja, soalnya ini meeting dengan client penting dari australi ma, pemilik Maskapai Qantas Airline, biar aja Vanny ngambek, paling ujung ujungnya meras kakaknya juga'', ujar Russles. ''Oh, yaudah hati-hati di jalan ya'', kali ini Thomas, papanya Russles yang mengatakan itu pada putranya. ''iya pa''.
Di Kantor
Semua orang yang ada di dalam ruangan meeting fokus memperhatikan penjelasan dari pihak client Australia.
'' So, from the presentation of our airline just now, it has been illustrated our intentions and objectives to build cooperation with the company Mr. Russell Grimmerlson, are you satisfied with the results of our presentation?", tanya salah satu pemimpin Qantas.
"Yes, I am very satisfied with the proposals that you have addressed to us, the results of this collaboration are very beneficial for both parties, and our cooperation was officially opened today." jawab Russles dengan senang sambil mengulurkan tangan dan langsung di jabat oleh salah satu dari mereka.
"Okay, thank you, Mr. Russles, at first we thought that you would reject it, so it's not in vain we made a long way to London, even though we didn't have to buy tickets to fly here."
''Okay, you are welcome'', jawab Russles.
''Ayyey Captain, hahaha'', Suasana ruangan meeting pun menjadi pecah oleh gelak tawa mereka karena ucapan yang terlontar dari pihak maskapai Qantas yang terakhir.
#############
Selesai meeting Russles memutuskan untuk merilekskan tubuhnya dengan pergi ke cafe Favoritnya, namun sebelum itu dia menjemput adiknya dulu ke kampus dan mengantarkan nya ke salon karena permintaan nya Vanny. Dari pada ngambek terus akhirnya Russles memutuskan untuk menjemput nya saja. Sampai di depan kampus ia tidak turun karena pasti bakal ada mahasiswi yang heboh. Russles menunggu beberapa menit sampai akhirnya Vanny datang bersama teman wanitanya, mereka kelihatan akrab seperti sahabat. Senyum Russles merekah melihat wanita itu. Ya wanita itu adalah wanita yang selalu ada dalam pikirannya. Cukup lama mereka berbincang sampai akhirnya Vanny yang meninggalkannya dulu. "Siapa dia?", tanya Russles pada Vanny yang baru saja masuk dan duduk. "Hah? siapa kak?ohhh diaa", sahut Vanny setelah menyadari arah pandangan kakaknya. "Dia Rain kak, sahabat aku, dia baik, rajin, pintar, dan yang pasti-" "calon kakak iparmu", jawab Russles yang mengejutkan Vanny. "Apa kak? Maksudnya gimana nih kak? Kakak pacaran sama Rain? Atau kakak suka sam Rain gitu?, Serius lah kak?", Tanya Vanny panjang lebar. "Kamu tuh kalau ngomong pakai rem bisa gak sih? Kalau kakak pacaran sama dia ngapain kakak tanya kamu tadi. Dia orang yang udah mengganggu pikiran kakak belakangan ini". Jawab Russles. "Ohhh jadi gitu, bagus deh biar gak jomblo terus. Eh tapi kak asal kakak tau ya Rain itu gak pernah care Sama orang asing, gak pernah peduli sama yang namanya cowok, terus dia gak mau pacaran katanya kak". Jawab Vanny memberitahu kakaknya bagaimana Rain. "Kalau begitu bagus dong kakak yang akan menjadi laki- laki pertama yang memasuki hidupnya". Jawab Russles dengan santainya. "Yaudah terserah kakak nyebelin aku aja deh, tapi ingat kak, jangan pernah sakiti dia, kalau kakak sakiti dia sama aja kakak sakiti aku", ingat Vanny pada kakaknya. "Kamu punya nomor nya?", "Ya kali aku sahabat nya gak punya sih kak, mau?", Tanya Vanny. "Ya maulah mana sini", pinta Russles. "Eitss gak gratis dong kak, hehee", jawab Vanny dengan senyum Pepsodent nya. "Hfttt iya everything for my baby girl ok?", Jawab Russles. "Yes" you are my best brother hahaa". Russles pun menjalankan mobilnya menuju salon. Sambil menunggu Vanny selesai dari salon ia segera menuju cafe.

Sambil santai menyeruput kopi kesukaannya, Russles memainkan Handphonenya melihat-lihat kabar terbaru tentang kantornya dan jadwal penerbangan. Dia juga sempat membuka Whatsapp untuk mencoba menghubungi Rain, namun diurungkannya karena ragu.
Saat melihat kedepan pandangannya tak sengaja menemukan sosok gadis yang sangat di kaguminya dan selalu dinantinya sedang sibuk dengan dunianya di ponselnya. Gadis itu duduk di seberang meja russles duduk sekarang. Tanpa aba-aba apapun dia segera berpindah tempat duduk tepat dihadapan gadis itu. ''Hai, kamu sendiri kesini?'', tanya russles kepada Rain. Rain sedikit syok sempat melihat russles yang entah kapan berada dihadapannya karena sejak duduk dia hanya fokus pada Handphone nya saja. Rain kembali mengalihkan perhatiannya pada ponselnya. ''ya, aku sendiri tadi, sebelum kamu datang tanpa izin dan duduk didepanku'', ucap Rain tanpa melihat Russles. Merasa diabaikan Russles mencari cara agar mendapatkan perhatian Rain. Akhirnya ia menemukan ide untuk mengalihkan perhatian Rain dari ponselnya. "Rain Richard Harold, anak dari pengusaha ternama tuan Richard Harold, dan nyonya shiren affyard, benarkan? tutur Russles tiba-tiba. "Ya, aku tidak heran jika kamu mengetahui itu", jawabnya santai dan kembali pada ponselnya. Russles memikirkan cara lain untuk menyita perhatian nya. Akhirnya ia juga membuka ponsel dan mendial nomor Rain. Ya jangan heran, karena rasa penasaran itu membuatnya mencari segala hal tentang Rain. Tidak lama kemudian ponsel Rain pun bergetar karena panggilan Whatsapp dari orang yang gak di kenal. Saat melihat foto profil sang penelepon dia terkejut dan langsung menatap kedepan. ''Kamu kurang kerjaan ya, gak ada yang lain apa selain nelfon ke nomorku, ganggu tau gak sih, dan kamu dapat darimana nomor ku aku tidak pernah mengumbarnya di berita manapun'', ucap Rain sebal pada pria dihadapannya ini. ''Niatku meamang untuk mengganggu kamu, agar kamu fokus kepadaku, tidak pada handphone saja. Aku dapat nomor kamu darimana? Ya aku juga tidak tahu, mungkin kita jodoh sampai nomormu saja bisa masuk ke ponsel ku'', jawab Russles santai. ''Memangnya kamu siapa sampai aku harus terus fokus menatap dirimu sepenuhnya, pacar bukan, keluarga bukan, tolong stop ganggu aku dan biarkan aku sendiri. ''jawab Rain yang tambah kesal mendengar jawaban Russles barusan. ''Ayolah Rain, aku hanya ingin mencoba mengenalmu lebih jauh lagi. ''pinta russles mencoba membela diri.
''Aku tidak akan pernah membiarkan orang asing untuk memasuki kehidupanku, hanya aku dan keluargaku yang mengetahui itu semua. ''balas Rain. ''Kalau begitu biarkan aku menjadi suamimu, menikahlah denganku, biarkan aku menjadi pendampingmu, menjadi pemimpinmu, menajdi kapten mu untuk memabawamu terbang menuju indahnya kehidupan. ''tutur Russles yang sadar ataupun tidak disadari olehnya baru saja melamar seorang gadis yang baru beberapa hari dikenalnya. ''Kamu sudah gila, lebih baik kamu pergi ke rumah sakit jiwa, karena disini hanya untuk orang-orang yang memiliki akal sehat. ''sindir Rain yang tidak membuat hati Russles terluka. ''Ya, kamu benar, aku memang gila, aku gila karena kamu, dan jika aku harus pergi ke rumah sakit jiwa, maka kamu juga ikut bersama ku, karena kamu adalah dokter yang dapat menyembuhkan kegilaan ini. Kamu telah berhasil membuatku yakin untuk mencintai kembali seseorang. ''ujar Russles panjang lebar. ''Terserah apa katamu, aku tidak ingin berdebat denagn orang stress seperti kamu, permisi. ''jawab Rain sambil bangkit dan berlalu meninggalkan Russles. ''Aku gak akan menyerah Rain, aku akan terus berusaha mendapatkanmu dan menjadikanmu milikku seutuhnya, mungkin ini masih awal dari perjuanganku. ''ucap russles dalam hatinya saat melihat Rain pergi meninggalkannya begitu saja. Russles melihat ke meja dan terlihat seporsi makanan dan segelas jus masih utuh disana.''Hmm, mungkin selera maknnya hilang karena ku'', kata Russles sambil terkekeh kecil. Lalu ia segera memanggil waiters dan langsung membayar pesanannya dan pesanan Rain yang tidak jadi dimakannya. ''How Much?'', tanya Russles pada waiters tersebut. ''all total is two hundred pounsterling sir. Russles membayarnya menggunakan uang tunai. ''this is, take the change.'', Russles memberikan uang itu dan langsung pergi keluar menuju mobilnya. Dia memutuskan untuk langsung kembali kerumah tanpa singgah ke kantornya lagi.