jam dua siang Tante Santi membuatkan kami makanan,dan mengajak kami melihat lihat sekeliling rumah nya,sungguh indah, apalagi ruang belakang arsitektur nya bergaya belanda,
ada dua bangku berwarna putih,dan ada beberapa pohon yang penuh dengan bunga anggrek dengan beraneka warna,di dekat bangku panjang ada barisan bunga kaktus, yang beraneka bentuk, sungguh memikat, ada kolam ikan dengan aneka banyak ikan,ada koi, juga arwana, di akuarium kecil ada ikan cupang cupang hitam memiliki buntut yang indah menari menari sungguh sedikit menghiburku,namun tidak bisa membuat ku melupakan kejadian tadi,sungguh tidak menyangka,aku yang belum terbiasa dengan sikap areansyah merasa canggung dan tidak enak hati pada Tante Santi,apalagi aku berada di rumah nya,rasanya aneh saja.
Tante Santi mencairkan suasana dengan menjelaskan sekelilingnya,
"nah ini kerjaan are sama teman temannya,belajar usaha kecil-kecilan katanya...sambil memainkan jangkrik yang terdengar begitu berisik.
padahal mamah dah larang mereka buat usaha,pendidikan dari orang tuanya yang disiplin sudah melekat,jadi walau pun bungsu di keluarganya,are tetap saja mau belajar usaha,aku hanya tersenyum,harusnya aku senang mendengar kisah are,namun aku tidak mendapatkan rasa bangga,
Tante Santi masuk ke dalam rumah dan mengajak ku untuk menonton tv, aku pun duduk santai dengan liyana,walau hati kami tidak sesantai itu,sementara itu
Tante Santi pergi ke dekat telpon,dan memutar nomor,sepertinya Tante menelepon seseorang,dengan nada menasihati
"hallllo....are nya ada??
ooohhhhh sedang kumpul di rumah akew,
okee
okee
kalo begitu ...
bilangin ke aree pulang duluuu...
kalo ada masalah di omongin baik baik, ivey mau pulang ni...seminggu lagi looh ketemu nya ....ancam Tante Santi entah apa jawaban di sana,aku hanya mendengar jawaban Tate santi saja.
ya sudah bilangin sama are jangan nyesel yaa...mamah gak mau tahu are saja yang bilang,ivey nya sedih lohh ditinggalin sambil marah,gimana sih kamu...
setelah menelepon Tante Santi mendekatiku dan ikut menonton tv,menghabis kan waktu.
setelah solat asar kami pun memulai kembali belajar,mengenalkan doa doa sehari hari,dan latihahan solat wajib dan solat hadiah, juga tahlil singkat,Tante Santi begitu antusias untuk belajar,aku pun semangat untuk mengajarnya,sesekali menerawang masa lalu dan menceritakan masa kecil Tante Santi,sampai menikah dan memiliki anak,juga kisah kedekatan Tante Santi dengan kakak kakaknya,juga menceritakan kasih sayang antara areansyah dengan Rini.
tiba tiba saja kami begitu sangat akrab dan aku sangat kagum pada Tante Santi yang sangat hebat dan kuat.padahal baru dua kali bertemu,mungkin karna Tante Santi mau berbaur dan tidak menjaga jarak,
juga memahami masa remaja.
sudah jam lima aku pun pamit, karna sudah selesai,lagi pula ayah asrama sudah menelpon untuk pulang,agar bisa magrib di asrama.
Tante Santi pun tidak bisa menolak keinginan kami,dan segera memanggil pak Narto yang sedang duduk di dekat gerbang,
bersamaan dengan itu are tiba,dan langsung memarkirkan motornya,tepat di depan mobil yang mau keluar, tapi aku sudah tidak ingin lagi mempedulikan nya,sudah terlanjur kecewa,atas sikap nya yang begitu egois.
mobil sudah siap,aku pun duduk di bangku belakang dengan liyana,pak Narto segera memindahkan letak motor are,dan masuk lagi ke dalam mobil,dan menyalakan mobil,namun are segera datang menghampiri mobil dan meminta pak Narto mematikan mesin nya.
"sebentar pak...
"ada apaa denn?tanya pak Narto
"vey keluar dulu sebentar...pintanya melas,
veyyy....
dan dia mengetuk jendela mobil,
aku membuka jendela tapi wajah ku tetap dingin.
"veyy....panggilnya aku hanya menatap ke depan,tidak Sudi memandang wajah nya,
"vey maafin are yaa... are bukan marah,tapi are cemburuu,are merasa kalah.ucapnya tanpa malu pada pak Narto yang melirik ke arah are dari kaca spion,cinta bukan kata kalah atau menang,tapi cinta adalah cinta,
"iyaaa ga apa apa kalo cemburu kan bisa di omongin baik-baik, vey kan sudah jelaskan kalo vey gak menerima jawabku
tahukan jika wanita mengatakan tidak apa apa, belum tentu sama dengan perasaan nya,dia hanya sedang menyembunyikan perasaan kecewanya,
"pak Nartoo ayoo cepetan berangkat,kasian nanti ivey kena marah pak ustadz perintah Tante Santi.
"pak ...stoooooppp !!!aku ikut pintanya,sambil masuk ke dalam mobil,dan duduk bersampingan dengan pak Narto di depan,
"jangan ree ....nanti ayah nyangkanya aku gak serius ngajar,nanti ada fitnah,kamu mau aku di marahi ayah?
"ya jangan bilang apa apa...katanya sambil memandang ke arahku,
hatiku merasa di uji,ingin rasanya menangis karna menahan kesal.
"ivey yang ngecer atau are yang keluar ancamku,
"tuh kannn...ivey masih marah ....sorrryyy vey,katanya sambil menatap ku penuh permohonan,dalam hatiku berkata
"mudah ..mangatakan maaf...sedangkan aku harus menahan emosi,mengatur nafas menjaga sikap, agar tetap menyenangkan,
dan bagai mana rasanya berusaha bersikap biasa saja, saat menahan amarah??itu sangat lah sulit.
aku buka pintu mobil dan mengajak liyana turun,aku meminta pak Narto memberhentikan mobil angkutan umum yang melintas depan rumah, pak Narto menatap are,seakan bertanya boleh atau tidak,are menahan tangan pak Narto ,tapi Tante Santi mendekatiku dan sepertinya berusaha mengerti,dan ingin memberi pelajaran pada are.
"ayooo kalo mau ngecer,Tante berhentikan mobil..
"iyyyaa mah ...
Tante Santi memelukku ...."hati hati yaa
angkutan umum pun berhenti dan aku dan liyana naik,
"veyyy maafin jeritnya are keluar dari mobil dan mencoba memanggilku,
"veyyyyyyyyyyyyyyy maafin
"iyaaa ree santai saja ....
tapi nadaku sangat jelas masih kesal membuat are terus meminta maaf,dan mengejar laju mobil,
bila aku di tuduh,maka aku ingin mewujudkan tuduhan itu,apakah aku harus menerima Rendi sebagai bentuk kekecewaan ku pada areansyah?karna tidak di percaya.
ternyata tidak di percaya oleh orang yang di cintai rasanya menyakitkan.
hatiku terus bicara,
are kamu pemarah dan aku tidak suka di tinggalkan tanpa penjelasan,
walau pun alasannnya cemburu,
mata ku berkaca kaca tidak menyangka are akan menanggapi nya dengan pendapat dan pemikiran nya saja,tidak peduli akan perasaanku yang terasa menjadi tawanan
saat di tuduh melakukan kesalahan,yang tidak aku lakukan, itu bukan kesalahan,dan bukan masalah yang besar,
ternyata are mengikuti kami menggunakan motor Suzuki R nya,dengan mengikuti mobil angkutan umum dari belakang,
liyana memintaku untuk melihat ke arah nya,namun aku hanya melirik nya sebentar dan tidak peduli,padahal aku berusaha tenang agar tidak terjadi lagi kejadian seperti sebelum nya namun sikap nya yang seperti itu membuat ku muak.
satu dua tetes air mataku berjatuhan
menangis adalah cara hati berbicara,ketika hati tidak mampu menjelaskan rasa sakit yang sedang di rasakan.
namun aku berusaha sebijak mungkin dan aku menutupi kesedihanku dengan menundukkan kepalaku, karna banyak penumpang lain yang memperhatikan ku,
*perasaan menyakitkan adalah ketika sudah berusaha jujur dan apa adanya, namun belum cukup membuat nya percaya.
"rasa sakit hati mengajarkan ku untuk lebih kuatt lagi dan lebih dewasa....
dan pada suasana itu pikiran ku malah tertuju pada kak Rendi.
ada perasaan bersalah pada kak Rendi,yang jelas aku hancurkan perasaan nya,apa kabar kak Rendi? bagai mana perasaan nya setelah aku tolak?apakah dia merasakan sakit sesakit hatiku hari ini?