Akan Selalu Dimaafkan

Jiang Yueping lanjut membatin dalam hati, "Jika bukan karena Bai Ran, pasti Kakak tidak akan memukulku tadi!"

Saat Jiang Bangyuan mendengarkan pembelaan Jiang Yueping, ia tahu bahwa adiknya itu masih berdiri menghadap ke arahnya dan kini suaranya terdengar lebih santai. "Kenapa terburu-buru? Kamu pikir Quan Rui benar-benar menyukainya? Quan Rui hanya menyukai dirinya sendiri. Pasti nanti akan ada kesempatan untuk berurusan dengan jalang kecil itu."

Jiang Bangyuan tampaknya punya banyak ide dan tidak begitu impulsif seperti Jiang Yueping. Quan Rui itu milikku dan tidak akan ada bisa merebutnya dariku. Siapapun yang berani melawanku akan merasakan sendiri akibatnya, pikir Jiang Bangyuan.

Jiang Yueping hampir lupa rasa sakit di pipinya saat mendengar Jiang Bangyan. Ia pun bersandar di sisi Jiang Bangyuan dan mulai bertanya, "Kakak sudah punya ide?"

"Kelemahan terbesar jalang kecil itu adalah ibunya yang sekarat. Pikirkan cara untuk mengurus wanita itu," kata Jiang Bangyuan, lalu berjalan ke arah vila.

Setelah mendengar ide Jiang Bangyuan, Jiang Yueping langsung berkata bahwa ia akan melakukannya dengan baik, "Baiklah. Kalau begitu, Kakak tidak perlu khawatir. Biar aku yang menangani masalah ini!" Sejak kecil, Jiang Yueping tidak pernah kenal takut. Tidak peduli kesalahan apapun yang ia perbuat, ayah, ibu, dan semua kakaknya akan membelanya. Apa ada yang tidak berani ia lakukan?

Jiang Bangyuan yang sudah berjalan keluar beberapa langkah masih sempat mendengar kata-kata Jiang Yueping dan ia pun mengangkat sudut bibirnya hingga terbit sebuah senyum yang menyeramkan di wajahnya. Jiang Yueping benar-benar adik yang baik. Jika ada hal yang tidak ingin aku lakukan, aku hanya perlu menyebutkannya sedikit dan dia akan membantuku melakukannya. Baiklah. Untuk sementara, aku tidak perlu membahas masalah ini lagi. Jika ada yang tidak berjalan dengan baik, aku juga bisa membiarkan dia menanggung semua konsekuensinya. Apapun kesalahan yang dia lakukan, dia pasti akan selalu dimaafkan, kan? pikirnya dengan licik.

Setelah Jiang Bangyuan pergi, barulah Xu Chenglin berjalan ke sisi Jiang Yueping sambil mengulurkan tangan dan menariknya. Kemudian, ia melihat cetakan telapak tangan di wajah Jiang Yueping dan bertanya dengan khawatir, "Masih sakit tidak, Ping'er?"

"Menurutmu? Coba pikir saja!" Jiang Yueping melihat Xu Chenglin sekilas dengan kesal. Xu Chengli mau mencoba bagaimana rasanya ditampar? Dia masih bertanya apa aku sakit atau tidak? Bukannya sudah jelas dan tidak perlu ditanyakan lagi? Dasar idiot! batin Jiang Yueping. Melihat Xu Chenglin saja membuatnya semakin marah.

"Semua salahku. Aku tidak melindungimu dengan baik," Xu Chenglin lanjut berkata dengan memelas. Namun, Jiang Yueping malah merasa kesal dan terganggu melihat Xu Chenglin sehingga ia segera mengibaskan tangannya untuk membuat Xu Chenglin menyingkir dari pandangannya. "Sudah, menyingkirlah! Kamu tadi malah diam saja di pojokan, sama sekali tidak berguna!"

Sejak awal, Jiang Yueping tidak menyukai Xu Chenglin dan hanya berpura-pura karena ia ingin memprovokasi Bai Ran. Ia ingin merebut semua milik Bai Ran sehingga ia pura-pura menyatakan cinta pada Xu Chenglin. Sekarang, setelah situasi menjadi runyam seperti ini, ia semakin tidak suka pada Xu Chenglin!

Xu Chenglin tak kalah terkejut. Ia tidak tahu apa yang membuat perasaan Jiang Yueping berubah begitu cepat. Ia pun membatin, Tadi sore, Jiang Yueping masih mengatakan padaku bahwa dia sangat mencintaiku. Mengapa sekarang…

"Kamu kenapa, Ping'er? Apakah karena perkataan Ranran tadi? Jangan marah. Bagaimanapun, ia juga adikmu," Xu Chenglin masih terus berbicara, tapi Jiang Yueping sudah tak tahan lagi. Ia baru saja hendak mengusir lalat yang menjengkelkan ini, tapi sebuah ide tiba-tiba muncul dalam benaknya saat ia mendengar Xu Chenglin menyebut nama Bai Ran.

Ekspresi jijik di wajah Jiang Yueping segera tergantikan oleh sebuah senyuman manis. Ia langsung melompat, memeluk Xu Chenglin, dan mengguncang lengannya. Lalu, ia berkata dengan lembut, "Kak Chenglin, Ping'er ingin meminta tolong padamu. Maukah kamu membantu Ping'er?"

"Hah?" Xu Chenglin merasa sedikit bingung. Ia pun berpikir, Bukannya tadi Jiang Yueping masih marah padaku? Mengapa dia mendadak menjadi baik lagi padaku dalam sekejap mata? Sangat aneh...