Malam Ini, Kamu Milikku.

"Baiklah!" Jiang Yueping mendadak bertingkah centil hingga Xu Chenglin sama sekali tidak bisa menahan diri dari umpan godaan yang cantik seperti ini. Ia bahkan tidak mendengar dulu bantuan apa yang ingin diminta dan langsung mengangguk. "Baik, baik baik. Katakan saja dan aku akan berjanji akan melakukannya untukmu, apapun itu!"

"Kamu benar. Bagaimanapun juga, Ranran adalah adikku. Aku rasa aku harus mengunjungi ibunya dan membelikannya sedikit makanan untuk menunjukkan rasa baktiku. Bisakah kamu mengantarku?" tanya Jiang Yueping. Matanya memancarkan sinar yang jahat.

Ibu Bai Ran dianggap tabu dalam keluarga Jiang dan tidak ada yang mempedulikannya. Walaupun ibu Bai Ran sudah sekarat, tidak ada anggota keluarga Jiang yang tahu di rumah sakit mana ibu Bai Ran dirawat. Jika aku ingin tahu di mana ibu Bai Ran, aku hanya bisa mencarinya lewat Xu Chenglin. Bukannya Chenglin pernah pergi mengunjungi wanita tua itu bersama Bai Ran? pikirnya.

Setelah Xu Chenglin mendengar permintaan Jiang Yueping, ia merasa bahwa ternyata hal itu tidak sulit dan ia pun langsung menerimanya. "Baiklah. Aku akan mengantarmu saat kamu ada waktu."

"Benarkah, Kak Chenglin? Aku tahu kamu yang paling menyayangiku!" seru Bai Ran. Ia tersenyum dengan bangga, lalu menghambur ke dalam pelukan Xu Chenglin dan mendongak untuk langsung mencium Xu Chenglin.

"Tentu saja!" Xu Chenglin buru-buru memeluk Jiang Yueping dan merasa begitu puas dalam hati.

Mereka berdua masih berpelukan di taman rumput, sementara Quan Rui dan Bai Ran yang berjalan paling depan sudah hampir sampai di depan vila. Namun, Bai Ran sama sekali tidak berniat untuk memasuki vila itu. Ia pun memperlambat langkahnya, mengerutkan kening, dan akhirnya bertanya dengan ragu, "Tuan Quan, sampai kapan Tuan berencana untuk menggenggam tangan saya?"

Mereka berdua tidak akrab dan tidak memiliki hubungan apapun. Jika Quan Rui terus mengambil keuntungan dari Bai Ran, apa benar ia seorang pria yang baik?

Quan Rui tidak menoleh meskipun ia mendengar suara yang tidak begitu senang dari gadis di sampingnya. Ia hanya mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut vila, lalu bertanya, "Tak peduli betapa harmonisnya sebuah keluarga, pasti ada rahasia yang tersembunyi di belakang. Bai Ran, kamu juga putri keluarga Jiang, tapi mengapa kamu tidak seperti dua saudarimu yang lain dan malah mencari cara untuk meninggalkanku?"

Quan Rui merasa sangat penasaran. Seluruh wanita di dunia ini selalu sibuk memutar otak agar mereka bisa mendapat tempat di sisi Quan Rui. Namun, hanya Bai Ran yang sepertinya sangat ingin melarikan diri dari sisinya.

Bai Ran mendengus dingin. "Maaf, saya bukan mereka," jawabnya singkat. Bai Ran tidak pernah repot-repot menyanjung pria yang langsung mendekatinya dan ia juga tidak ingin berurusan dengan pria yang sudah beristri. "Lagi pula, Tuan sudah bertunangan dengan Jiang Bangyuan. Untuk ke depannya, tolong perlakukan saya dengan lebih hormat."

"Aku baru bertunangan dengan putri keluarga Jiang," kata Quan Rui dengan nada yang terdengar agak ambigu. Quan Rui tampak tidak marah sama sekali meskipun Bai Ran bersikap dingin padanya. "Malam ini, kamu milikku. Kamu tidak perlu berpikir untuk selangkah pun mendekati taman rumput di luar. Aku juga tidak peduli pada kedua kakakmu. Setelah melihat kondisi tadi, mustahil bagimu untuk meninggalkan tempat ini dengan tenang malam ini."

"Tuan… Apa yang ingin Tuan lakukan?" tanya Bai Ran. Ia sendiri tidak tahu bagaimana ia bisa berurusan dengan dewa ini. "Jika Tuan hanya ingin melihat saya dipermalukan, Tuan tidak perlu repot-repot berpikir banyak."

"Kenapa? Kamu takut?"

Quan Rui tidak menjelaskan apapun dan hanya menoleh sedikit untuk melihat Bai Ran. Saat mereka akhirnya saling memandang, Bai Ran tiba-tiba mendapat sebuah kesan yang salah. Mata Quan Rui ternyata bahkan lebih terang dari cahaya bulan sampai membuat Bai Ran sejenak membeku, "Jika saya takut, saya tidak akan mengikuti Tuan. Bukannya sekarang Tuan masih membantu saya?"