Mo Jinghan memandang adik iparnya dari kejauhan dan sepertinya sedang ada konfrontasi satu orang melawan dua orang. Ia memasukkan kedua tangannya di saku celananya, matanya yang sipit sedikit menyipit, dan bibir tipisnya melengkung hingga tersenyum.
Di samping Mo Chenyan berdiri seorang wanita cantik, tinggi, dan seksi. Mau tak mau, wanita itu juga mengerutkan kening. Ia benci karena mata pria ini selalu bisa menangkap keindahan di mana-mana, bahkan bisa menemukan wanita cantik yang begitu menawan di tempat seperti ini. Meskipun wanita dengan gaya itu seharusnya bukan selera Mo Chenyan, wanita itu lebih cantik dari dirinya. Ia menggigit bibirnya dan sedikit tersenyum, "Tuan Mo tidak mungkin tertarik dengan wanita yang galak itu, kan?"
Setelah mendengar kata-kata itu, wajah Mo Jinghan menjadi dingin. Ia menarik pandangannya, lalu berbalik badan dan menatap kembali wanita di sebelahnya tanpa ekspresi. Wajahnya yang tampan berubah menjadi dingin. "Siapa wanita galak yang kau bicarakan?"
"Aku…" Tatapan dingin Mo Jinghan membuat wanita itu tercekat hingga kata-katanya tidak bisa keluar. Wanita itu memandangnya dengan kaget dan ketakutan.
Orang-orang yang akrab dengan Mo Jinghan pasti tahu bahwa tidak sedikit wanita yang berada di sekitarnya, tapi hanya sedikit yang bisa menangkap perhatiannya. Bahkan, sampai saat ini belum ada yang menaiki ranjangnya. Namun, semua orang setuju bahwa mereka sebenarnya tidak tahu saja. Semua setuju dengan hal itu jika membicarakan tentang karakter anak kedua keluarga Mo yang dingin. Namun, bagaimana mungkin orang seperti anak tertua keluarga Mo yang dikelilingi banyak wanita tidak terpengaruh oleh dunia luar?
Mata Mo Jinghan tidak bergerak. Ia mengangkat bibirnya dan perlahan melontarkan satu kata, "Pergi."
Mo Jinghan menyipitkan matanya tanpa belas kasihan meskipun wanita di sampingnya menunjukkan ekspresi seperti ingin menangis. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, lalu jari-jarinya yang ramping memencet telepon sesuka hati. Mo Jinghan belum pernah melihat wanita dari awal hingga akhir, tapi wanita itu kini benar-benar menangis dan lari.
Telepon segera terhubung, lalu suara yang dalam terdengar dari ujung telepon, "Cepat bicaralah. Aku sedang rapat."
Mo Jinghan mendengus. "Apakah saat rapat masih bisa menerima telepon?"
Di detik berikutnya, panggilan itu ditutup tanpa ampun. Mo Jinghan hanya terdiam. Lalu, ia memencet lagi nomer telepon Mo Chenyan. Ia menggertakkan giginya dengan dingin dan sebelum orang itu berbicara, ia langsung berkata, "Jika kau berani menutup telepon lagi, aku jamin bahwa wanitamu akan pulang sambil menangis hari ini."
Suara dari ujung telepon kembali terdengar mencibir, "Kau coba saja menyentuhnya. Tanpa perlu aku yang membalasnya, orang tua itu pasti akan langsung membunuhmu."
Mo Jinghan menarik napas dalam-dalam, lalu ia mendengus. "Siapa yang mau menyentuhnya? Wanitamu kebetulan ada di mal milikmu dan diganggu oleh dua orang wanita. Aku hanya kebetulan lewat dan tidak lebih."
Mo Chenyan menjatuhkan pulpennya dan bangkit dari kursi. Ia berjalan ke jendela sambil berpikir, Katanya Ye Banxia pergi berbelanja, tapi ternyata dia malah diganggu oleh orang? Lalu, ia pun bertanya, "Apa yang terjadi?"
Mo Jinghan memberitahukan percakapan yang baru saja ia dengar secara singkat dan singkat di telepon, lalu ia tidak bisa menahan lengkungan di bibirnya. Ia berpikir dengan teliti, Sepertinya adik iparku sangat pandai berbicara dan tidak pernah diganggu, tapi dua wanita bodoh itu malah mencari perkara sampai dimarahinya.
"Satunya Ye Youran, lalu siapa lagi yang lain?"
"Tidak pernah melihatnya."
"Ada wanita yang tidak kau kenal?"
"Ya, terlalu jelek," jawab Mo Jinghan dengan malas.
Mo Chenyan terdiam selama dua detik sebelum berkata, "Aku akan menangani Ye Banxia sendiri. Untuk kedua wanita itu, kau tidak butuh aku ajari. Kau seharusnya tahu apa yang harus kau lakukan?"
Mo Jinghan mengerutkan bibirnya seperti tersenyum. "Aku sudah berbaik hati memberitahumu, tapi ternyata aku masih harus membantumu?"
"Malam ini aku akan pulang ke rumah untuk makan. Kau lihat sendiri harus seperti apa."
Mo Jinghan terdiam, lalu memutuskan telepon dengan wajah yang menggelap. Kemudian, ia melangkahkan kaki rampingnya dan berjalan ke arah ruang keamanan mal dengan acuh tak acuh.
———
Suasana buntu menghampiri Ye Banxia selama beberapa menit. Ia hanya menunggu mereka untuk berbicara, tapi ponsel di tasnya tiba-tiba berdering. Ia menyingkirkan tangan Li Yingying tanpa ekspresi, lalu membuka tasnya dan mengeluarkan ponselnya. Setelah melihat kontak yang tertera di layar, ia segera mengangkat teleponnya.
"Apakah kau sudah tiba di mal?" tanya pria itu tanpa basa basi.
Ye Banxia dengan lembut menjawab, "Hng. Sudah tiba."
"Saat melewati Toko GX, beli semua barang baru di toko itu. Bayar saja uangnya, tapi tidak usah membawa kembali barangnya. Aku akan menyuruh orang untuk mengambilnya. Setelah kau selesai berbelanja, segera telepon paman Zhang dan biarkan Paman Zhang datang menjemputmu. Malam ini kita pulang ke rumah Kakek dan Nenek untuk makan."
...Apakah pria ini terbiasa membeli semua model baru setiap kali dia berbelanja pakaian? Tapi, aku jelas ingat bahwa pakaian yang Mo Chenyan kenakan semuanya dibuat dengan tangan di Italia... pikir Ye Banxia. Mungkin ia sangat terkejut sehingga mengabaikan dua kalimat terakhir Mo Chenyan dan bertanya dengan heran, "Untuk apa kau membeli begitu banyak jas?"
"Semuanya berguna," Mo Chenyan tidak banyak bicara dan hanya menekankan dua kata itu.
Ye Banxia mengerutkan bibirnya. Lalu, ia menyelipkan rambut hitamnya yang panjang ke belakang telinga dan tersenyum ringan. "Oke, baiklah."
Mo Chenyan mengingatkan lagi, "Jangan lupa menelepon Paman Zhang."
"Ya, aku tahu."
Ye Banxia menutup telepon. Ia tidak lagi memperdulikan kedua wanita di hadapannya dan langsung berjalan menuju toko sambil berkata, "Berikan saya semua model baru yang ada di sini, ukuran standar. Hm…" Kebetulan Ye Banxia menerima sebuah pesan singkat. Ia tersenyum, menunjukkan pesan itu ke pelayan toko, dan berkata dengan ringan, "Ini."
Pelayan toko membeku selama beberapa saat. Matanya perlahan berubah dari tatapan menghina menjadi terkejut. Ia membatin, Bagaimana mungkin seorang wanita terkenal dengan aura anggun datang ke mal dengan santai tapi tidak mampu membayar setengah pakaian seperti yang dikatakan oleh dua wanita di sana?
"Baik, Nona!" angguk pelayan toko itu sambil tersenyum. Kemudian, pelayan itu menjadi sibuk.
Ye Youran dan Lu Yingying menyaksikan pergerakan pelayan itu dengan kaget. Lalu, mereka menatap Ye Banxia. Semua model baru, Lu Yingying ingin memarahi Ye Banxia karena melakukan sesuatu di luar kemampuannya. Namun, ia telah mengenal Ye Banxia selama bertahun-tahun dan ia tahu bahwa wanita ini tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Jika dia tidak memiliki uang untuk membayar tagihan, dia hanya akan semakin mempermalukan dirinya sendiri. Dia tidak akan cukup bodoh untuk melakukannya. Pertanyaannya, dari mana Ye Banxia mendapat begitu banyak uang?!
Ye Youran dan Lu Yingying berdiri dan terdiam di tempat sampai Ye Banxia mengeluarkan kartu hitam dan membayar belanjaannya. Ekspresi wajah Ye Youran menjadi suram, tapi Lu Yingying sudah bersiap mengulurkan tangan dan terlebih dahulu menghentikan Ye Youran. Ye Youran tidak seperti Lu Yingying karena ia tidak bisa memahami situasi ini.
Perilaku Ye Banxia telah memberikan tamparan keras untuk mereka, jadi mereka seharusnya tidak perlu terus melakukan hal yang tidak pantas. Ye Banxia tidak melihat ke arah mereka lagi dan melintas di depan mereka begitu saja dengan anggun. Lalu, ia perlahan-lahan menghilang dalam kerumunan karena ia bahkan sudah tidak berniat untuk memilih hadiah lagi.
Ye Yoran memperhatikan mata orang-orang di sekitar yang menatapnya dengan mencibir dan wajahnya terasa panas. Ia bahkan tidak memperdulikan Lu Yingying, lalu segera menghentakkan sepatu hak tingginya dan berjalan pergi. Lu Yingying pun buru-buru mengikutinya. Namun, sebelum mereka berjalan terlalu jauh, langkah mereka dihentikan oleh penjaga keamanan mal. Keduanya jelas terkejut melihat penjaga keamanan yang menghadang mereka.
"Nona-nona sekalian, tolong keluar sekarang dan tinggalkan mal kami."
Mata Lu Yingying seketika terbelalak. "Kenapa?"
"Provokasi berbahaya tidak diizinkan di mal kami," jawab petugas keamanan tanpa ekspresi, "Selain itu, nanti Anda berdua tidak akan diterima lagi di sini."