malam ini ayah pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Dr Wisnu, sebenarnya aku ingin ikut , tapi aku takut.kulirik jam di tembok.
"sudah jam 8 lebih kok belum pulang sih"
fikirku, ,"ada apa ya" aku lihat hp"telfon apa ndak ya"
"mungkin macet kak"tiba tiba desi ada di sampingku dia tahu kegelisahanku.
"aku telfon ya kak"
"jangan, ndak usah mungkin lagi di jalan"
sahut utari tak berselang lama terdengar suara mesin mobil berhenti di halaman depan.
"itu pasti ayah "desi segera keluar
"kok lama yah"saat melihat ayah masuk
"ni ayah tadi pingin makan coto makasar,jadi ayah makan dulu" jawab ayah " ni bu aku bungkusin satu dan bakso untuk kalian" desi segera mengambil nya dari tangan ayahnya.
"gimana ya, apa sudah baikan''tanya kayra
"sudah hanya perlu istirahat, ayah tadi sungkan kesana sendirian ndak bawa oleh oleh lagi. seharusnya kamu ikut kay, dia menanyakan kondisi kamu"
"besok sore saja kita ke sana semua"ucap utari
"apa desi juga bu"
"iya,kayra juga ya"
"sebaiknya kayra besuk di rumahnya saja tan"
"ya ndak gitu kay, justru kamu yang seharusnya ada di sana ,ingat kamu yang menabraknya"
"tapi yah...."
"ayah ngerti,kamu takut dengan rumah sakit
tapi kamu harus kesana tunjukkan simpati kamu, lagian lokasi kamarnya dekat dengan lift, dan tak perlu ngelewatin IGD atau poli umum yang banyak orang nya, jadi kamu tidak perlu takut melihat orang yang sakit"
"begitu ya yah"
"ya yalah kay ,kamu jangan khawatir kan ada kami ,kami akan selalu mendampingi mu"
"baiklah tan ,kayra akan ikut"kayra pun pasrah
lepas sholat ashar kami segera berangkat. mungkin ayah sudah janjian dengan Dr wisnu
kami masuk dengan mudah padahal belum waktu jam besuk. satpam yang berjaga di samping lift mengantar kami ke lantai 6 saat pintu lift terbuka kami keluar , kulihat anak kecil berlari kearah ku mengejar mainannya yang menggelinding di depan ku ,aku membungkuk kuambil kan mainan itu
"telima kacih kak"sapanya agak cadel
"sama sama, aah ni kan tanya, kok di rumah sakit, kenapa?"aku ingat anak kecil lucu ini murid Dewi dari kelas A, tadi pagi aku mengganti kan Dewi, karena dewi ijin mendadak.
"Bu gulu ila,ibu kecini mo apa?"
"mo jenguk orang sakit,kalo tanya sedang apa'
"papa tanya cakit bu gulu mo jenguk juga"
tanpa menunggu jawaban ku ditariknya tanganku dan membawaku masuk ke ruangan
yang ada di samping lift.ayah hanya diam dan mengikuti ku.
"papa papa bu gulu ila mo jenguk papa"orang yang dipanggil nya menoleh, dia Dr wisnu sedang duduk di kursi bersama seorang pria yang agak lebih tua dan wanita paruh baya tampak anggun dan elegan.
"oohh pak darman ,kayra" kami bersalaman dan berkenalan dengan semua nya
"mari,mari duduk"ruangan ini tak tampak seperti kamar rumah sakit lebih mirip kantor hanya saja ada tempat tidur di sudut ruangan itupun tidak seperti tempat tidur rumah sakit.
"jadi kayra seorang guru"tanya Dr wisnu
"iya dok ,dia mengajar di yayasan kasih ibu" ayah yang menjawab aku hanya mengangguk
" papa papa tanya tadi dikacih 4 bintang cama
bu gulu"tanya menghambur mau duduk di pangkuan papanya.
"eh jangan,tanya sama uti saja tangan papa kan masih sakit" ternyata wanita itu ibunya Dr wisnu dan tanya cucunya mungkin laki laki itu ayah nya
"gimana keadaan mu kay"
"bbaik " aku menjawab terbata tidak nyaman dengan adanya orang tua Dr wisnu aku jadi kikuk telfon desi tiba tiba berbunyi desi segera keluar untuk menjawab nya utari ikut keluar
"pak aku keluar ya liat desi tadi"pamitnya
"ayo tanya kita main di luar saja" tanya dan neneknya pun keluar tampak nya wanita itu tahu aku gugup, kenapa semua pada keluar.
"apa kamu masih takut pada rumah sakit kay" Dr wisnu memulai percakapan
"eng enggak juga sih"jawab ku terbata-bata
"kenapa musti takut pada rumah sakit"tanya lelaki yang duduk disebelah Dr wisnu.aku diam tak ingin aku menjawab nya,
"ayo kay, jawab Dr William bertanya "rupanya ayah sudah kenal dengannya ,aku masih diam saja.
"sebaiknya kamu bicarakan ketakutan yang kau sembunyikan itu akan meringankan bebanmu," nampaknya Dr William seorang psikolog dan ayah yang merencanakan nya
"kamu kan seorang guru ,harusnya kamu lebih berani agar kamu bisa melindungi muridmu" aku masih tetap diam saja
"seandainya saja anak-anak dalam bahaya siapa yang akan melindungi mereka kalau bukan kamu jangan jadi penakut wanita seperti kamu tidak akan bisa melindungi mereka"Dr William berusaha membuat kayra emosi.akhirnya kayra pun bicara.
"aku memang penakut, seandainya saja aku lebih berani aku tidak akan kehilangan fania dan ibu"sambil terisak mulai menangis
"gadis manja seperti kamu mana bisa melindungi orang lain "ucap Dr William
"seandainya waktu itu aku berani melawan pencuri itu,..."semakin terisak tangisnya
" apa yang kamu takut kan apa teriak saja tidak bisa kenapa sembunyi"
" aku tidak sembunyi, "kayra agak emosi "lelaki brewok menindih ku, mencium ku, berusaha membuka bajuku.fania memukulnya dengan sapu lelaki itu mencengkeram fania dan melemparnya hingga terbentur tembok, fania bersimpah darah...fania....."menangis semakin keras .ayahnya sangat terkejut segera memeluk kayra yang duduk di sampingnya."
"seharusnya aku yang meninggal bukan fania,
... bukan fania"rasanya kepala kayra mulai pusing,tak kuat lagi menahan emosi dia pun pingsan.saat membuka mata ku lihat ayah bicara dengan Dr William.tante utari menggenggam tanganku
"aku pamit dulu pak, ya kayra kamu tak perlu takut, semua sudah takdirnya, bukan salahmu
kalau kamu jadi adikmu pasti kamu akan melakukan hal yang sama, doakan saja mereka" .Dr William pun melangkah pergi.
entah mengapa dada ini agak plong aku lega Dr William telah pergi.
"
"