"Sudah kembali, hari ini kamu memulai lari pagi lebih awal" kata nenek lee yang sedang berjalan-jalan di samping rumah ketika melihat cucunya dengan peluh mendekat
"Sudah hampir memasuki musim dingin dan cuaca seperti ini nenek kenapa diluar dengan pakaian seperti itu" kata Lee Yohan yang kini duduk di kursi pinggir kolam ikan
"nenek tadi melihat matahari dan ingin berjemur sebentar ternyata begitu nenek keluar sinarnya meredup" jawab nenek lee yang kini duduk di depan Lee yohan lalu menatap cucunya dengan sayang
"Kalian berdua ada masalah? Kenapa kamu tidur di kamar tamu semalam?" tanya nenek lee pelan
"tidak apa-apa nek, Arra sudah tidur saat aku datang jadi aku tidak mau mengganggu tidurnya" jawab Lee Yohan bohong tidak berani menatap neneknya
"Jangan berbohong pada nenek, kamu masih ingat janjimu saat meminta kakek menyetujui pernikahanmu?"
"Iya nek, maka dari itu aku keluar semalam" jawab Lee Yohan tegas tidak mengelak lagi
"Suami-Istri itu dua tubuh, dua hati, dua pikiran tapi satu tujuan. Jika ada masalah jangan pernah melarikan diri, itu tidak akan menyelesaikan apapun. Kamu boleh menghindar tapi hanya untuk meredahkan emosimu, meninggalkan egomu. Setelah itu harus kembali duduk bersama, berbicara bersama sampai menemukan titik tujuan yang sama" nasehat nenek Lee sambil menepuk tangan cucunya
Mendengar itu Lee Yohan termenung menatap ikan yang berenang bersama walau berbeda jenis. Nenek lee telah mengasuhnya dari kecil selalu tahu apa yang ada di pikiran cucunya itu. Sangat jelas terlihat di wajah Lee Yohan saat ini dengan keputusasaan.
Han Yoora berdiri disamping jendela menatap keluar halaman samping rumah tempat dimana Lee Yohan duduk di pinggir kolam ikan. Kemungkinan Han Yoora melihat suaminya duduk sendiri disana dalam waktu lama.
"Kamu sudah bangun? Ibu memanggil untuk sarapan, kamu bersiap-siaplah mandi dulu. aku akan mandi di kamar tamu" Ucap Lee Yohan saat masuk kamar mendapati istrinya yang tengah berdiri di samping jendela menoleh kearahnya
"Jangan menghindariku lagi" kata Han Yoora lirih
Lee Yohan menghentikan langkahnya yg hendak mengambil baju lalu berbalik arah menghampiri Han Yoora dan memeluknya
"Maafkan aku" ucapnya menyesal mendengar itu Han Yoora sesegukan, sudah sejak tadi malam dia menahan tangisnya kini dalam pelukan suaminya air matanya sudah tidak bisa di tahan lagi.
"Jangan menangis lagi, maafkan aku" kata Lee Yohan setelah beberapa saat mengusap air mata Han Yoora memandangnya lembut
Han Yoora menyandarkan kepalanya pada dada Le Yohan lalu berkata pelan
"Jangan marah lagi" ucapnya hampir tidak terdengar karena tertutup suara sesegukannya
"Aku tidak marah, aku hanya menyesal melakukan semua itu padamu"
"Aku tidak apa-apa, jangan pergi lagi" ucap Han Yoora dengan suara yang sudah tenang lalu menengadahkan kelapanya melihat suaminya
"Cium aku"
Lee Yohan tersenyum mendengar itu lalu mencium kening istrinya tapi setelah itu Han Yoora menjinjitkan kakinya memberanikan diri mencium bibir Lee Yohan sekilas, lalu dengan malu menundukkan kepalanya
Melihat tingKah istrinya yang tengah malu itu Lee yohan menarik pinggang Han Yoora mendekat lalu kembali mencium bibir lembut, Han Yoora membalasnya dan merangkul leher suaminya dengan kedua tangannya. Mereka berdua larut dalam ciuman lembut. Siluet mereka terlihat indah karena matahari yang menembus jendela menyinari tubuh mereka berdua.
Ibu Lim berada di pintu kamar melihat kegiatan pagi pasangan suami-istri tersebut terbatuk membuat keduanya melepaskan ciuman dan pelukan mereka. Berdiri canggung Lee Yohan menatap Ibu Lim heran dan lebih tepatnya kesal sementara Han Yoora tidak berani melihat mertuanya dan berdiri dibelakang suaminya.
"Apa kalian sudah tidak memerlukan sarapan pagi, karena sudah mempunyai menu sendiri?" katanya menggoda
"Apa yang ibu lakukan disini?" kata Lee Yohan ketus merasa privasinya selalu di ganggu oleh Ibunya
"Bukankah tadi Ibu sudah memintamu memanggil Arra turun untuk sarapan. Kalian berdua lama sekali, semua orang sudah menunggu. Jadi Ibu datang untuk memanggil kalian" Jelas Ibu Lim mendengar nada ketus anaknya
"Kalian jangan ceroboh dan lupa menutup pintu kamar" lanjut Ibu Lim lalu pergi
Wajah Han Yoora memerah karena malu, melihat itu Lee Yohan tersenyum.
"Ayo turun, kita mandi setelah selesai sarapan" Ajaknya menggandeng tangan istrinya yang masih belum bisa mengatakan apapun karena malu.
Sepertinya mereka berdua hari ini beruntung, Karena Ibu Lim yang biasanya tidak berhenti menggoda mereka pagi ini hanya diam melakukan sarapan dengan tenang.
**
"Kita akan kemana?" Tanya Han yoora saat mereka baru masuk kedalam mobil dan Lee Yohan membantu istrinya memasang safetybelt lalu mencium bibir Han Yoora sekilas
"Nanti kamu akan tau" Jawabnya tersenyum lalu menjalankan mobilnya pergi menjauhi rumah utama, selama perjalanan tangan mereka saling menggenggam bertukar senyum.
Tak butuh waktu lama sampai mereka memarkirkan mobil di Paradise Bridge, tempat desainer gaun pengantin terkenal di negeri. Terlihat Han Yoora ragu untuk turun dari mobil sampai Lee Yohan membukakan pintu mobil untuknya.
Seperti yang dikatakan Lee Yohan semalam, bahwa mereka akan mengambil foto pernikahan hari ini. Mereka hanya mengambil beberapa gambar di dalam gedung sampai sore hari.
"Apa itu akan di cetak semua?" tanya Han Yoora saat mereka makan di salah satu restoran setelah selesai mengambil gambar
"Apa kamu ingin mencetak semuanya?" Lee Yohan balik bertanya sambil menukar daging steak yang sudah selesai dia potong dengan milik istrinya
"Itu terlalu banyak, kita bahkan berganti pakaian 5 kali" sahut Han Yoora "aku juga masih bingung akan di letakkan dimana semua foto itu" Lanjutnya
"Letakkan di kamar kita, ruang tamu dan ruang keluarga" Jawab Lee Yohan
"Kamu ingin membuka galeri foto di rumah kita?" Goda Han Yoora dan tertawa
"Kenapa tidak, itu adalah foto pertama kita" jawab Lee Yohan tersenyum
***
Foto yang mereka berdua ambil hari sabtu lalu kini salah satunya tergantung sangat besar dinding kantor ruangan Lee Yohan, tepat di sebelah meja kerjanya. Bahkan Han Yoora sendiri kaget saat melihatnya.
Han Yoora masih sering mengantar makan siang ke kantor suaminya terkadang dia melewati pintu utama walaupun dia tetap merasa tidak nyaman.
Mereka memutuskan pergi berlibur sebelum musim dingin tiba dan pergi ke kota B akhir bulan ini.
"Tidak perlu membawa banyak pakaian, kita akan membelinya disana" Kata Lee Yohan saat melihat istrinya tengah sibuk menyiapkan keperluan mereka berdua selama liburan nanti
"Apa yang harus kita bawa? Kamera atau handycam?" tanya Han Yoora
"Tidak perlu membawa itu semua, kita cukup merekan dan foto melalui HP" sahut Lee Yohan yang sibuk dengan laptopnya menyelesaikan pekerjaan terakhirnya.
"Apakah Dubai sangat panas? Apa aku tidak perlu membawa mantel?" Tanyanya lagi