Dunia akan jadi berbeda jika sejarah tidak seperti yang sudah terjadi. Ini bukan saja tentang mengapa bisa begini, tapi tentang siapa pula yang memegang kendali atas perkembangan selama ini. Kita semua tahu, kemudahan yang kita nikmati sekarang merupakan hadiah atas keberanian mengejar sesuatu yang sebenarnya tidak harus diungkap. Sayangnya, kita memang terlahir dengan keingintahuan yang kadang cukup merepotkan. Sesepele apapun hal yang kita temukan dan sebesar apapun rasa malas yang membelenggu gejolak dalam diri kita, pada dasarnya kita tidak mampu menolak naluri ini. Bahkan, beberapa dari kita begitu menggila dalam pencariannya tuk mencapai utopia.
Puluhan abad lalu, seorang ilmuwan memimpikan masa depan dunia dalam taraf sempurna. Ia memandang suatu titik pada garis waktu yang masih jauh, menggambarkan puncak kejayaan manusia dalam kehidupan ideal. Suatu masa yang dilimpahi kemudahan akibat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang melampaui batas. Selama riwayat hidupnya, ia bekerja siang-malam, dengan percaya bahwa persatuan asa dan logika mampu mendobrak pemikiran dangkal manusia untuk memulai perkembangan dunia.
Berkat keberaniannya menantang kebiasaan, ia berhasil mengubah pandangan skeptis masyarakat menjadi riuh tepuk tangan dan pujian. Bantuan yang ia tawarkan melalui karya-karya spektakuler menjadikan namanya disebut dalam catatan sejarah dan cerita turun-temurun oleh bangsa-bangsa. Namun sayang, tak ada satupun dari kisah-kisah tersebut yang menceritakan akhir baik tentangnya. Bukan berarti ia tewas dengan cara tragis, tapi akhir hidupnya memang tidak diketahui secara pasti. Ia hilang tak berjejak seakan ditelan bumi. Tak ada saksi tak ada pula bukti.
Seratus tahun berlalu, berita duka tentang hilangnya sang legenda mulai surut. Kehidupan masyarakat pun tetap berjalan tanpa dirinya. Di tengah keseharian manusia yang terasa normal, seorang bocah muncul dengan menakjubkan seperti bintang jatuh. Ia menunjukkan kejeniusannya melalui karya-karya hebat yang mengingatkan masyarakat pada ilmuwan melegenda dari satu abad lalu. Kemunculan si bocah dipercaya sebagai peristiwa kembalinya sang ilmuwan yang menghilang. Kelak namanya pun akan diabadikan dalam sejarah yang sebentar lagi akan terjadi. Tapi untuk sekarang, aku perlu bertanya padamu. Apa kau setuju dengan pendapat masyarakat bahwa anak itu adalah ilmuwan yang hilang? Mungkin terdengar konyol, tapi mereka tidak benar-benar salah. Sebelum melanjutkan, aku ingin bilang, ini kisah hidupku. Seratus kali reinkarnasi yang membuatku menderita. Simaklah baik-baik kalau kau tidak ingin berakhir sepertiku.
To Be Continue
Jangan lupa tinggalkan jejak ya...
🥰