Bab 9 - Terbang Meninggalkan Hutan Terlarang!!!

Mereka bertiga sedang menikmati masakan Arman, meskipun terjadi keributan kecil antara Ridho dan Harpic namun mereka bertiga sangat puas dengan masakan Arman, apalagi untuk Harpic, selama ini dia selalu memakan daging mentah begitu saja tanpa diolah terlebih dahulu.

Arman membersihkan sisa-sisa makanan mereka dan membersihkan peralatan masak yang telah dia gunakan tadi, Arman menggunakan sihir sehari-hari untuk membersihkan peralatan masak dan yang lainnya.

"cleaning," teriak Arman, tak lama kemudian semua peralatan masak dan yang lainnya bergetar dan tiba-tiba bersih sendiri.

Arman lantas kembali ketempat semula dimana Ridho dan Harpic berada, sesampainya disana ternyata Ridho sedang tidur dekat Harpic, tangan Harpic menjadi bantal untuk Ridho sedangkan sayapnya direntangkan untuk menjadi selimut buat Ridho.

Arman melihat kakaknya sangat akrab dengan Harpic dan begitupun sebaliknya, Arman lantas ikut berbaring di samping ridho. Harpic lantas mengangkat sayapnya ketika Melihat Arman yang ingin istirahat dan tidur, Arman lantas mengucapkan,

"terimakasih Harpic, aku berharap kamu bisa melindungi kami ketika sedang tidur," pinta Arman sambil mengelus-elus kepala Set.

"Guruuuu," angguk Harpic kepada Arman.

Arman dan ridho lantas beristirahat untuk tidur, sudah berapa hari mereka tidak bisa tidur dengan tenang, apalagi selepas mereka meninggalkan Kota Semoi tempat dimana mereka dibesarkan oleh Guru Bahar.

Mereka tidur sangat nyenyak sehingga tidak sadar bahwa matahari pagi telah menampakkan dirinya diatas langit yang cerah, Harpic ternyata juga ikut tertidur akibat kekenyangan makan daging panggang buatan Arman.

Arman bangun pertama kali, dia lantas segera membersihkan wajahnya dengan sebotol air miliknya, setelah itu dia lalu menyiapkan sarapan pagi untuk Ridho dan Harpic.

Kali ini Arman mengeluarkan daging banteng liar yang dia bunuh waktu diarea 1-5, dia berencana membuat masakan yang sama cuman dengan daging yang berbeda. Ridho mencium aroma daging yang sedang ditumis, dia lantas berucap,

"Arman sudah mulai memasak untuk sarapan pagi," bathin ridho.

Harpic juga mencium aroma yang sangat menggoda dari daging panggang, dia lantas segera bangkit dan meloncat sehingga membuat ridho yang sedang berbaring kaget dan terjatuh.

"kenapa dengan kamu SET,!!!!!" protes ridho.

Harpic kaget mendengar teriakan ridho, dia akhirnya sadar bahwa ridho sedang tidur ditangannya dan secara tiba-tiba dia bangkit sehingga membuat ridho terjatuh.

"guruu, ruuu," ucap Harpic seraya memberi isyarat tangan bahwa dia meminta maaf.

Ridho lantas bangun dan berdiri sembari membersihkan debu yang menempel dipakainya,

"iya tidak apa-apa, kamu mencium aroma yang menggoda juga kan," tanya ridho.

"Guruu," angguk Harpic.

"mari kita tunggu Arman selesai masak baru kita bisa memakan makanan yang lezat lagi, hehehe," usul ridho, Harpic membalasnya dengan anggukan.

Mereka berdua lantas duduk manis menunggu panggilan sang koki untuk sarapan pagi,

"kruk, kruk, kruk," bunyi suara perut Harpic

"hahaha, ternyata kamu sudah lapar yah Harpic,?" tawa Ridho mendengar suara perut Harpic.

"Guruu!!! ruuu!!!" balas Harpic dengan wajah yang malu karena perutnya berbunyi.

"tenang aja Harpic, tak lama lagi Arman membawa makanan dan kita bisa makan sepuasnya," ungkap ridho.

Tak lama lagi Arman telah selesai memasak makanan untuk mereka, terdapat beberapa buah batu power stone yang Arman temukan ketika dia memotong daging banteng liar, Arman lantas menyimpan semua batu tersebut agar bisa digunakan dikemudian hari atau dijual di guild petualang.

Akhirnya Arman telah selesai memasak, dia lantas memanggil Ridho dan Harpic untuk menikmati sarapan pagi yang telah dia masak.

"KAKAK!!!! HARPIC!!!! kalian sudah bangun kan, ayo lekas kesini, sarapannya sudah selesai," teriak Arman memanggil Ridho dan Harpic.

Mendengar teriakkan Arman, Ridho dan Harpic segera bergegas menuju tempat Arman memasak.

Tercium aroma yang sangat menggoda dari setiap masakan yang Arman buat, Ridho dan Harpic sangat tidak sabar untuk mencicipi masakan Arman,

"wah aroma lezat sekali man, kamu menggunakan daging apa man,?" tanya ridho yang telah tiba.

"ini daging banteng liar yang kemaren kita bunuh kak, bagaimana rasanya kak,?"

"dari aromanya sih kelihatannya lezat man, iya kan Harpic,?" jawab ridho sambil menoleh kearah Harpic namun ternyata Harpic sudah duluan memakan daging panggang yang Arman buat untuknya.

"eh, kamu nyolong start duluan lagi yah, awas kalau kamu menghabiskan makanan lagi seperti semalam," ungkap ridho yang melihat Harpic dengan lahap memakan daging panggang miliknya.

"Guruu, ruuu,!!!" jawab Harpic seraya melindungi daging panggang miliknya, karena takut akan direbut oleh ridho.

"hahaha, tenang saja Harpic, aku masak banyak kok pagi ini,!!!! ayo kita makan juga kak, setelah itu kita lanjutkan perjalanan lagi," ucap Arman sambil menarik tangan ridho untuk duduk di karpet dan memulai sarapan.

"iya man," jawab Ridho yang ikut duduk menikmati masakan Arman.

Mereka bertiga lalu menikmati masakan Arman, pagi itu cuacanya sangat cerah, udara yang dingin ketika malam hari kini berubah menjadi hangat karena adanya sinar matahari.

Terjadi lagi keributan kecil antara Ridho dan Harpic, dimana Harpic ingin mengambil roti gulung isi daging milik ridho lagi.

"awas kamu Harpic, semalam kamu sudah mengambil roti milikku dan pagi ini kamu mau mengambilnya lagi," ungkap Ridho sambil mengambil roti daging miliknya,

"Guruu!!" sedih Harpic dengan menundukkan kepalanya.

"sudah kak, aku buat banyak kok roti gulungnya, ini buat kamu Harpic," ucap Arman sambil mengeluarkan beberapa roti daging dari dalam cincinnya.

"GURUU!!!! RUUU!!!" senang Harpic sambil memeluk Arman.

"sudah, sudah,!!!!! kamu makan saja dulu sana, setelah itu kita lanjutkan perjalanan," perintah Arman,

"Guruu!!!" ucap Harpic sambil hormat kepada arman, setelah itu dia lantas segera memakan roti daging tersebut namun sebelum itu dia sempat melirik ke ridho serta menjulurkan lidah ke Ridho.

Mereka kini berada tidak jauh dari pintu keluar hutan terlarang, kini mereka berjarak sekitar 10 kilometer, jarak itu mereka bisa tempuh sekitar 2-3 jam jika berlari.

Akhirnya mereka telah selesai makan, kini giliran Arman untuk membersihkan sisa-sisa makanan dan mencuci peralatan lainnya.

"sebaiknya kita segera berangkat man, aku tidak ingin berada lebih lama lagi didalam hutan terlarang ini," ungkap ridho sambil mengelus-elus perutnya yang kekenyangan sehabis sarapan tadi.

"iya kak, aku juga tidak ingin berlama-lama lagi didalam hutan ini,"

"baiklah kalau gitu, setelah semuanya rapi kita sebaiknya langsung berangkat," usul ridho.

"siap kak, tunggu sebentar lagi, aku ingin membereskan peralatan masak lainnya dulu," jawab Arman yang segera memasukkan peralatan masak miliknya kedalam cincin penyimpanannya.

"semuanya sudah beres kak, kita bisa berangkat sekarang," ajak Arman kepada ridho.

"baiklah kalau gitu, kita berangkat sekarang,"

Arman lalu memanggil Harpic yang masih berbaring malas karena kekenyangan, "ayo Harpic kita berangkat,"

"Guruu,!!!" melas Harpic, namun dengan sigap dia segera berdiri serta mengikuti Arman dan ridho dari belakang.

Kini mereka tidak berlari lagi seperti malam sebelumnya, itu dikarenakan mereka sudah tidak khawatir lagi dengan monster atau hewan buas karena Harpic bersama mereka yang merupakan hewan buas atau monster tipe A.

Setelah berjalan beberapa kilometer Ridho mengeluh dan meminta untuk beristirahat dulu sejenak,

"aku capek man,!!!! kita istrahat dulu yah, tadi aku makan terlalu banyak juga, jadi kekenyangan,"

"yah sudah kalau gitu kak, kita lebih baik beristirahat dulu sejenak, eh gimana kalau kita istirahatnya dibawa batu karang itu,

"di samping kita bisa berteduh, kita juga bisa memantau kedatangan monster yang datang menyerang," usul Arman.

"baiklah kalau gitu," setuju ridho.

"Guruu,"

Mereka lantas menuju kearah batu karang tersebut untuk beristirahat sejenak sambil meluruskan kaki setelah berjalan jauh.

"Harpic bukannya kamu bisa terbang kan,?" tanya Ridho.

"GURUU RUU!!!!" ucap Harpic seraya membusungkan dadanya.

"dasar sombong,!!!!!" sindir Ridho.

"benarkah kamu bisa terbang kawan,??? bisakah kita melewati hutan ini dengan naik diatas punggungmu,?" tanya Arman yang penasaran, dia sangat lelah jika berjalan lagi.

"Guruu," jawab Harpic dengan mengedipkan mantap, dia lantas duduk untuk memudahkan Arman dan ridho naik ke atas punggungnya.

"kenapa kamu tidak memberitahu kami tadi, andaikan dari awal kita tidak perlu berjalan jauh," protes Ridho yang jengkel dengan Harpic karena tidak memberitahu mereka bahwa dia bisa terbang sambil membawa mereka.

"Guruu, ruuu, ruuu, (kalian tidak menanyakan tentang hal itu)" protes Harpic dengan membuang wajahnya.

"maaf, maaf dong, jangan marah begitu, kami minta maaf yah Harpic,!!!!" bujuk ridho sambil mengelus kepala Harpic.

"Guruu, ruuu, (baiklah kalau begitu)" ucap Harpic tersenyum kembali.

Mereka berdua lantas naik keatas punggung Harpic, Arman mengambil posisi duduk didepan dan Ridho dibelakangnya. Harpic lantas loncat dan mulai terbang meninggalkan Hutan Terlarang.