WebNovelSATRIA36.36%

Pesona

Kini waktunya semua siswa melaksanakan pembelajaran kembali setelah dua minggu ini merasakan kebebasan dari para rumus dan juga materi-materi yang membuat otak mereka mengepul.

Satria kini tengah mengendarai motor sport hitam miliknya di atas rata-rata. Okey, kali ini ia terlambat. Huffttt

"Shit... di tutup!"

Umpatnya setelah sampai dan menemukan jika gerbang sekolahnya telah tertutup rapat. Akhirnya ia pun memutar kembali motornya menuju belakang sekolah.

"Ssshhh... tinggi juga." Ia melihat sekeliling dan , "aman."

Ia mengambil ancang-ancang untuk menaiki dinding tinggi sekolahnya.

Satu....

Dua.....

Ti..

"Kak, ikutan."

Satria tau suara ini, dan saat membalikkan badannya ia melihat Athena yang kini sedang memegang sedikit bagian belakang seragamnya.

"Rye? Kamu telat?" Tanya Satria dengan keheranannya.

"Heheh... ia, tadi Rye bangunnya kesiangan, maaf."

"Yaudah... sini kakak bantu."

"Eh...eh.. bantu apa kak?"

"Itu tuh, kita harus panjat itu." Ucap Satria kini seraya menunjuk dinding kokoh dihadapannya.

"Gak perlu kak." Athena mengucapkan itu seraya memberikan seringai kecil miliknya yang entah kenapa di mata Satria itu menggemaskan.

"Hah? Gak perlu ? Terus gimana?"

"Ayo ikut Rye..." Athena pun menggenggam tangan Satria dan mengajaknya ke suatu sudut yang terletak sedikit jauh dari tempat mereka sebelumnya.

"Nah... ini."

"Wow... kamu tau darimana Rye?"

"Bunda." Satria yang mendengar jawaban gadisnya pun terkejut.

"Bunda Ily tau jalan tikus masuk sekolah?"

"Iya... ini pun yang kasih tau bunda om Sean."

"Ohh pantas saja.. kirain bunda Ily yang bolosnya."

"Gak mungkin lah...."

Tangan mereka kini tak tinggal diam dan mulai untuk membuka semak semak yang menutupi akses masuk mereka.

Ssrrekk

Ssreekkk

Ssrreekkk

"Berhasil yeaaayyyy..."

"Ssstttt... kamu mau buat kita ketahuan sayang??"

"Hehe... maaf kak Liam."

"Yuk, kita masuk, kamu kelas mana sayang,?"

"Emm... hehe... gak mungkin kan kasih tau sekarang... lupa."

"Yaudah, kita ke ruang kepala sekolah aja."

"Okey kak."

Mereka pun jalan beriringan dengan saling bercanda satu sama lain. Walau kini para siswa diyakini telah memasuki ruang kelas masing-masing, Satria dan Athena yakin tawa mereka menarik perhatian mereka semua.

Lihat saja, para siswi kini mengeluarkan kepalanya dari jendela dan saling berdesakkan hanya untuk melihat pangeran mereka tertawa.

"Gilllaaaa... tuh cewek siapa sih?"

"Buseett... pangeran gue tampan banget kalau lagi ketawa gitu."

"Cantik."

"Bukan senyum aja yang mengalihkan duniaku... tapi tawanya pun mengalihkan semua dunia hingga dunia lain."

"Pipinya kok bisa gitu ya... lucuuuu!!!"

"Pacarnya bukan sih??"

"Tapi cantik juga sih."

Tak berapa lama, akhirnya mereka pun sampai.

"Yaudah... kak Liam duluan aja, nanti istirahat kita ketemu."

"Tapi kak—" Ucapannya terhenti kala Athena memotong nya.

"Udah... kakak masuk ke kelas aja, Rye pasti di antar guru kok."

"Hmm..okey, bye sayang." Satria mengusap kepala Athena dengan gemas .

"Gih masuk!"

"Okey kak."

Satria pun kini membalikkan badan dan melangkah menuju kelasnya. Mata itu kembali ke semula tajam, dan tak ada senyum di bibirnya. Aura dalam dirinya kembali menjadi menakutkan.

Tok tok tok

Guru yang kini sedang mengajar pun mempersilahkan masuk.

"Satria , kenapa telat?"

"....." tak ada jawaban, Satria langsung melangkah menuju tempat duduknya.

Sang guru yang melihat itu hanya mendengus tak suka akan kelakuan muridnya itu.

Namun apa yang bisa ia lakukan saat mendapat tatapannya saja nyalinya menciut.

"Okey anak-anak... sekarang buka halaman 230, sebagaimana tertera dalam buku...bla bla bla...."

Sakha membalikkan badannya menatap Satria dengan lekat.

"Tumben lo telat?"

"Hm... "

"Ck... masuk lewat mana lo?"

"....."

"Kok kesel ya???"

"Sabar mas bro, kayak yang gak tau aja ni anak satu." Ucap Dewa salah satu sahabat mereka.

"Lo ninggalin Rye!"

"Hah? Eh , kok lo tau?? Tadi pagi gue izin lebih awal berangkat sekolahnya kan ada rapat penutupan acara MOS."

"Dia telat."

"Hah?? Terus gimana?? Dia di hukum?"

"Bareng gue."

"Hufftt.. syukur kalau begitu, seenggak—"

"Tunggu-tunggu ... kalian bahas siapa sih? Rye siapa? Anjir... cewek lo ya?"

Ucapan Sakha terpotong begitu saja oleh Dewa karena penasaran akan siapa  sebenarnya sosok yang mereka bahas kali ini.

"Bukan!"

"Cewek lo, Sat?" Tanya Dewa pada Satria.

"Bukan."

"Terus siapa sih??"

"Dia itu...."

Tok tok tok

Ketukan di pintu membuat semua terdiam dan memfokuskan pandangannya pada pintu yang kini telah terbuka dari arah luar.

"Selamat pagi Bu, maaf mengganggu acara belajar mengajarnya."

"Ah.. iya bu Diah, ada yang bisa saya bantu?"

"Tidak Bu, saya hanya mengantar murid baru yang akan masuk kelas saya."

"Silahkan, Bu."

Akhirnya bu Diah selaku wali kelas XI IPA 1 pun memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi buuuuu...."

"Hari ini, kalian akan mendapatkan teman baru, silahkan masuk."

Langkah kaki itu mulai memasuki kelasnya. Dengan senyum ceria ia kini berdiri di depan kelas dan memperkenalkan diri.

"Hai semuanyaaa... "

"Hallooooooooo!!!" Seruan para siswa mendominasi salam gadis itu.

"Perkenalkan, namaku Athena Rye A, kalian bisa memanggilku—"

"Duduk!"

Tanpa diduga oleh siapa pun, Satria melangkah maju dan menggenggam tangan Athena membawanya duduk di bangku miliknya.

"Satria, kenapa?" Tanya sang guru saat melihat kelakuan aneh dari muridnya.

"....." tak ada jawaban, melainkan tatapan itu yang membuat sang guru terdiam.

Banyak dari siswa-siswi di kelasnya yang membicarakan hubungan Satria si pangeran ice dengan si anak baru.

Tak banyak pula para siswa yang mendesah kecewa karena murid baru perempuan itu ternyata kenal dengan Satria.

"Siapa nih?" Tanya Dewa saat Athena duduk di bangku milik Satria.

"Haiii.. aku Athena."

"hai.. gue Dewa." Mereka bersalaman dengan mata yang saling mengunci satu sama lain.

Kenapa?

"Lepas! lepas... modus lo!"

"Ck... lo tuh ya, cuma kenalan aja rusuh lo."

"Sayang, kamu kok bisa di kelas ini??" Tanya Sakha yang tak mengerti mengapa sang adik berada di kelasnya.

"Rye aksel kak." Athena memberikan cengiran khas nya untuk menghindari tatapan tajam dari Sakha.

"Kenapa gak bilang hm?"

"Kan kejutan kak .... kak Liam  sama kak Sakha gak marah kan?"

"Enggak kok... tuh... dia tuh." Kini Satria menunjuk Sakha dengan dagunya.

Athena menatap Sakha yang kini tengah cemberut ke arahnya.

"Maaf ya kak." Athena mengecup pipi Sakha sebagai permintaan maaf. Dan hal itu menjadi pemicu sorakan yang keluar dari para murid yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Sayang, kamu...." Sontak, hal tersebut menjadi persepsi berbeda untuk para teman mereka .

Pacaran??

Dewa pun tak pernah mengalihkan perhatiannya pada Athena.

Ia terus menatap dengan lekat wajah Athena, hingga tak sadar jika tangannya kini terulur menyentuh pipi chubby milik Athena hingga membuat sang empunya terkejut akan apa yang Dewa lakukan.

Plakkkk

"Aaarrgghh... gila ya, tepisan lo... kasar amat sih Sat!"

"Jangan sentuh!"

"Iya iya... ck... posesif amat sih lo."

Pelajaran pun dimulai kembali.

"Pantas aja gak mau di anter ya..." Satria pun berbisik memulai obrolannya terlebih dahulu pada Athena.

"Heheh... maaf yaa... kan Rye pengen buat kejutan kak."

"Iya, gak apa apa. Berarti selama dua hari sebelum ini , kamu ikut tes aksel?"

"Yup... Rye ngerjainnya di ruang kepala sekolah."

"Pantas aja..."

"Hihi... maaf ya kakakku sayangggg." Athena menatap ke arah papan tulis dimana sang guru kini tengah menerangkan materinya sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Satria .

〰〰〰〰〰