Istirahat pun tiba, banyak dari para siswa yang telah keluar dari kelas mereka. Berbeda hal nya dengan XI IPA 1, mereka belum keluar bukan karena pelajaran belum selesai, bukan juga karena mendapat hukuman. Tapi mereka ingin menyempatkan diri untuk bisa berkenalan dengan Athena.
Tak ada yang berani mendekatinya karena Athena kini berada di antara para most wanted AIS.
"Hm... kak, Rye lapar..." rengek Athena pada Satria yang sedari tadi memperhatikannya.
"Yuk, kita ke kantin."
"Iya ayo...."
Saat mereka bersiap untuk pergi, ada seseorang menahan mereka dengan tangan yang lancang menyentuh lengan Athena.
"Stoooppppp...."
Hal itu membuat semuanya mendadak merasakan ketegangan, mendapat tatapan tajam dari tiga laki-laki yang disegani membuat nyalinya menciut. Namun ia tak akan mundur.
"Lepas." Ucapan dari Satria yang begitu dingin menusuk membuat mereka semua terdiam membeku.
"Kakkkkk...."
"Lepas!!!" Tekan Satria seraya menyentak kan tangan dari seseorang yang berani menyentuhnya.
"Iihhh... kakakkkkk..." rengekan Athena membuat semuanya memekik gemas dengan tertahan. Mereka masih tau bagaimana caranya agar tidak membangunkan singa yang sedang tertidur.
"Gu- gu— guee..."
"Ngomong apa sih lo?? Gagu lo?"
Ingatkah kalian sosok Dewa yang sangat jutek pada semua orang? Dewa yang kesal karena waktu makan mereka terhambat, apalagi ia tahu jika Athena kini sedang merasa kelaparan.
"Kak Dewa..." panggilan itu membuat hati sang empunya nama menghangat.
Ia menatap lembut ke arah Athena kemudian mengelus surai indah itu. Namun, lagi-lagi....
Plakkk
"Iissshhh... gila lo!" sungut Dewa saat tangannya kembali di tepis oleh Satria.
"Ada apa kak?"
"Eh.. em.. gue... gue mau kenalan."
"Ohhh... boleh-boleh... nama kakak siapa?" tanya Athena dengan antusiasnya.
"Kenalin nama gue Yuka Driana."
"Hai kak Yuka, aku Athena... senang bisa berkenalan sama kakak."
"Gue juga seneng banget...."
"Udah?? Ayo, kamu harus makan sekarang." Ucap Satria dengan possessive nya merangkul kan tangannya pada pinggang Athena.
"Kak Yuka gabung yuk..."
"Eh.. em.. ta-tapi—"
"Udahhh, yuk!" Athena pun menarik Yuka untuk ikut bersamanya tanpa persetujuan para lelaki yang selalu di sampingnya.
Yuka adalah gadis manis keturunan Jepang yang memiliki mata sipit, bibir tipis dan juga tinggi badan sama dengan Athena. Beda halnya dengan Athena yang memiliki pipi chubby, Yuka memiliki pipi tirus dengan kedua lesung pipi nya.
Banyak juga yang menyukai Yuka karena kepintaran dan juga sikap ramahnya, namun siapa yang menyangka jika Athena memiliki sifat yang membuat semua orang berpaling padanya.
Yuka merasa biasa saja, ia tak apa akan apa yang terjadi saat kedatangan Athena. Ia merasa senang .
"Kak Yuka disini duduknya ya."
"Okey." Yuka menatap Athena dengan pandangan bertanya karena ia kini di apit oleh Satria dan juga Sakha.
"Athena mau pesan apa?"
"Em... panggil Rye aja kak Dewa."
"Eh.. kenapa?"
"Kakak kan sahabatnya kak Liam sama kak Sakha ... itu berarti kak Dewa sahabat Rye juga."
"Ahhh... okeyy... senangnya boleh panggil nama kesayangan."
"Hihi... Kak Yuka juga panggil Rye aja ya."
"Aku juga?"
"Iyaa... kita akan jadi sahabat."
"Ya... sahabat." Senyuman terbit dari bibir mungil Yuka .
"Jadi mau pesan apa?"
"Rye mau pancake stroberi deh...minumnya susu moka."
"Okey." Dewa pergi begitu saja tanpa bertanya pada Satria, Sakha ataupun Yuka.
"Ck... cari muka doang tuh si dewa." Dengus Sakha dengan kesal ia menatap Yuka dan menanyakan makanan yang ingin ia pesan .
"Kak Liam gak makan??"
"Kakak sudah pesan."
"Hah?, kapan?"
"Tuh!"
Seorang siswa memakai kacamata menghampirinya dengan membawakan cheesecake dan juga green tea pada nampannya.
"Ini kak pesanannya."
"Thanks... nih."
Satria memberikan dua lembar ratusan ribu pada siswa itu.
"Kak, ini."
"Buat lo."
"Makasih kak.. makasih banyakkkk...."
Athena mengerti akan kelakuan Satria, ia bukan mem-bully, melainkan membeli jasa anak itu.
Dengan di beri nya perintah untuk membelikan makanan pesanannya , ia bisa membayar makanan itu dan juga memberi tips padanya.
Tak berapa lama...
"Makanan datanggg..." teriak Sakha dan Dewa bersamaan. Dengan riang Athena menyambut makanannya.
"Uuhhh.. pasti enak nihh."
"Makan sayang... pasti kamu laper kan??"
"Hmmm..."
Mendengar perhatian itu entah mengapa Yuka tak menyukainya. Ia menatap Athena dan juga Sakha berkali-kali.
"Kak Yuka.. dimakan dong... nanti keburu dingin."
"Ah.. iya.... "
Satria melihat itu, ya, Satria melihat tatapan tak suka itu.
Ia harus waspada pada gadis yang kini berada di hadapannya ini.
〰〰〰〰〰
"Laksanakan sekarang."
"Baik."
Mendapat perintah itu ia segera bergegas, akhirnya waktu yang ia nanti nantikan kini telah sampai pada waktunya .
"Aku akan membalasmu..."
Di kantin, banyak yang menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan memuja, dia adalah Nabila.
"Body goals cuyyyy!!!"
"Mantap tuhhh."
"Ck... Paling oplas"
"Macam bitch"
Nabila tak menghiraukan seruan seruan itu, ia tetap melangkahkan kakinya menuju tempat yang ingin ia tuju kali ini.
Hampir sampai, ia mulai berlari kecil dan
"Ryeeeeee....."
Grreeppp
"Wahhhh gue kangen banget sama looooo."
"Kak Nabilllll ... Rye juga kangen, kakak kemarin kemana sih??"
"Gak sekolah hehe... males tau, gue telat bangun dan gak mau dihukum , jadi ya begitu lah hehehe..."
"Ihhh kakak tuh gimana sih... kakak tuh udah kelas dua belas."
"Iya iya... bawel banget sihhhh."
"Hehee.. maaf... sini gabung kak."
"Ogah! ada Sakha, orangnya malesin!"
"Rese banget sih lo Bil... pergi sono!"
"Tuh kan Rye... apa gue bilang... yaudah, gue pergi ya, byee..."
"Byeeee...."
Setelah kepergian Nabila, dengan segera Athena memberondong Sakha karena tak ada bosannya menjahili kakak angkat mereka.
"Kakak... apaan sih?? Kok kayak gitu..."
"Biarin aja dong Ryee... uuhh kok gemes banget sihhh." Sakha pun mencubit kedua pipi Athena dengan kerasnya membuat sang empunya menjerit kesakitan.
"Aahhkk... sakkiiiittttt."
Bbuuggghhh
Pukulan itu melayang begitu saja dengan mulusnya mengenai pipi Sakha.
"Arggghhh... apaan sih lo?"
"Lo denger gak kalau Rye kesakitan hah?"
Sakha melihat kedua pipi Athena yang kini tengah memerah dengan mata berkaca-kacanya.
Mereka tambah menjadi perhatian semua siswa yang berada di kantin saat pemukulan terjadi.
"Sakit ya... i'm sorry sweetie."
Athena menganggukkan kepala pertanda bahwa ia memaafkan Sakha.
Lagi-lagi, Satria menangkap tatapan mata itu.
〰〰〰〰〰