WebNovelSATRIA63.64%

Game Over

Tangan itu bergetar hebat seraya merengkuh Athena dalam pelukannya.

"Darah, ini darah, Rye... Rye bangun." Sakha berteriak histeris akan apa yang ia lakukan, sedangkan para anak buah Daisy yang sedari tadi datang langsung menghajar Dewa dan juga Satria.

"Sakha, bawa Rye masuk ke ruangannya." Teriak Ily begitu keras saat melihat keadaan Athena.

Air mata itu kini turun dengan sendirinya saat menatap kembali luka yang telah ia sebabkan.

"Bun..."

Ily tak menghiraukan panggilan dari Sakha, tujuannya kini hanya satu, Athena. Anak satu-satunya yang kini terluka karena kakak angkatnya sendiri. Ily menangis semakin menjadi, dadanya terasa sesak saat melihat dengan mata kepalanya sendiri saat anaknya saling menyakiti.

Bruuukkkk

"Queen... ada apa?? bagaimana Rye?" Ily menggelengkan kepalanya karena memang saat ini kondisi Athena sangat menghawatirkan.

Tae langsung menatap ke arah Sakha dimana tangannya kini masih bersimbah darah akibat menusuk Athena tadi.

Bughh

Bughh

"Gak cukup hah??? Gak cukup buat anak saya menderita??"

Bughh

Bughh

"Kurang apa keluarga saya selama ini yang mengurus dan menyayangi kamu Sakha? Apa ini balasan yang harus kami terima dari semua pengorbanan kami?"

"Cukup!!! Tae, Rye bagaimana?? Cepat panggil dokternyaaa!!!" Teriak Ily saat melihat Athena yang semakin banyak mengeluarkan darah dari luka tusuknya.

Brukkk

Pintu terbuka dengan kasarnya dan muncul lah dokter dan beberapa perawat yang akan menangani Athena.

Akhirnya mereka pun keluar atas perintah dokter yang akan memeriksa Athena. Ternyata keadaan di luar telah selesai di atasi oleh Satria dan juga Dewa. Kedua remaja laki-laki itu mendekat pada Ily dan juga Tae yang sedari tadi saling berpelukan untuk memberikan semangat keduanya.

"Ayah." Satria mencoba menyadarkan Tae yang sedari tadi larut akan kesedihannya. Tae pun menatap sendu ke arah Satria dan ke sisi sebelah kirinya dimana Dewa berdiri.

Senyuman dengan mata berkaca-kaca masih tertahan oleh Dewa saat melihat reaksi suami istri yang ada dihadapannya kini.

"Ayah, Bunda. Perkenalkan, Ini adalah Dewa teman Satria dan juga Rye. Dan, Dewa adalah..."

"Anak kalian yang hilang!" Ucap Faysa yang kini datang dengan sebuah amplop coklat di tangannya.

"Apa??" Ily dan Tae saling bertatapan kemudian menatap haru pada remaja laki-laki yang kini meneteskan air matanya karena tak kuasa lagi menahan perasaan bahagianya.

"Arthur..." keduanya langsung merengkuh Dewa dalam pelukan hangat mereka.

"Ayah, bunda..." Dewa tak kuasa menahan tangis yang sedari tadi ia tahan, akhirnya keluar juga.

"Arthur., anak bunda.. hiks hiks... kamu disini, kamu disini nak." Tangis Ily menatap tak percaya akan remaja lelaki yang kini berada dalam pelukannya.

Tae mengambil hasil tes DNA yang di lakukan Faysa pada Dewa dan juga Tae. Hasil menunjukkan 100% bahwa Dewa adalah anak kandung dari Tae dan juga Ily.

Air mata kebahagiaan yang berbanding terbalik dengan seseorang yang kini menatap mereka dengan tatapan sendunya .

Dulu ialah yang ada diantara mereka, merasakan kehangatan dari sebuah pelukan dan tawa yang mendera menjadi kesenangan pada hatinya. Namun ia tau kesalahannya kali ini yang akan membuat mereka membencinya.

Tapi, ada satu yang hampir ia lupakan. Bosnya alias Daisy akan tetap melancarkan rencana yang telah mereka susun karena target sesungguhnya adalah.

"Bunda!"

Ia langsung menatap sekitar, matanya terus mencari orang-orang yang mencurigakan dan. Itu dia!!!

"BUNDA!!!"

Grreeeppp

Dor

Satria dan Faysa langsung mencari orang itu. Ily merasa pelukan di belakangnya mengendur, dengan wajah shock nya ia berbalik dan menangkap senyuman dari anak laki-laki dihadapannya kini.

"Bunda gapapa kan?"

Ily menggelengkan kepalanya seraya membekap mulutnya menahan jeritan yang ingin keluar dari bibirnya.

"Syukurlah."

Bruukkkk

Sakha akhirnya jatuh karena tak kuasa menahan sakitnya lagi.

"SAKHA!" bukan Ily, melainkan Tae lah yang memanggil Sakha dan segera membawanya ke gendongan punggung lebar seorang ayah.

"Arthur, jaga bunda dan adik kamu!"

"Baik ayah."

Tae langsung meninggalkan mereka , "Ayah," panggil Sakha dengan lemahnya pada Tae yang kini terfokus pada lorong rumah sakit di hadapannya.

"Hm, kamu harus bertahan Kha, kamu tetap akan menjadi anak ayah, kamu adalah anak sulung ayah yang membanggakan."

"Ayah..."

"Maafin Sakha, maaf karena udah buat Rye terluka dan... "

"Cukup, ayah akan maafin kamu kalau kondisi kamu baik-baik saja. Ingat! Kamu tetap anak ayah."

Sakha menatap ayahnya yang selalu melayangkan tatapan dingin padanya padahal menyimpan berjuta-juta kehangatan padanya. Keringat membasahi pelipisnya tak membuat Tae berhenti.

"Dok, dokter... tolong anak saya!"

Dengan segera, dokter dan beberapa perawat datang seraya membawa brankar.

"Selamatkan dia, Dok!"

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin, silahkan tunggu diluar pak."

"Tunggu!"

Tae menyentuh pipi Shaka yang kini tengah terbaring telungkup.

"Kamu kuat, kamu anak ayah, kami akan menunggumu."

Dengan satu anggukan, Sakha memberikan jawaban pada Tae. Ya! Dia akan tetap menjadi keluarga Azfary.

"Terima kasih ayah."

.

.

.

Kini semuanya telah berkumpul di ruangan Athena. Satria dan Faysa pun telah berhasil menangkap pelaku penembakan.

"Rencana kita sukses!"

"Terima kasih Faysa, terima kasih juga ya Satria."

"Ily, kita keluarga, kamu gak perlu sungkan lagi."

"Iya bun, bunda kan kesayangan Satria juga."

"Kamu bisa aja gombalnya..."

"Gimana Rye?? Mau lanjut sandiwaranya,?" Tanya Satria yang kini berada di sebelah Athena.

"Cukup Kak... kasian kak Sakha."

"Okey, kalau begitu, nanti kita jenguk kakak kamu ya."

"Okey, hallo twin."

"Hay, aku kangen, Rye." Dewa langsung menghambur pada pelukan Athena.

"Sama, Rye juga kangen sama kakak."

"Gimana rasanya agar-agar gak di masak dulu dek?" tanya Dewa dengan kerlingan mata jahilnya.

"Aduhhhh... Rye gak mau kayak beginian lagi, rasanya tuh masih anteng di lidah,  nih liat." Athena memperlihatkan lidah dan giginya yang masih berwarna merah dan membuat semua yang ada di ruangan itu tertawa.

〰〰〰〰〰