Banyak nya cerita yang telah dialami oleh Athena dan juga keluarga. Mulai dari terror, misi, pembunuhan, penghianatan, hingga dipertemukan nya keluarga yang selama ini hilang.
Kisah menakutkan, sedih, haru dan bahagia membuatnya belajar . Semakin ia tumbuh menjadi dewasa, maka semakin banyak pula campur tangannya pada setiap kehidupan. Ya, ia tak ingin bergantung lagi, ia ingin bisa menjadi pribadi yang mandiri. Namun, semua pasti ada waktunya karena saat ini, ia masih membutuhkan semua itu.
*****
Dering pada ponselnya membuat Athena terbangun dari tidur siang yang membuatnya malas untuk membuka mata.
Tanpa dilihat terlebih dahulu , ia langsung menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
"Hallo." Ucap nya dengan suara serak dan mata yang masih terpejam sempurna.
"Bangun Rye."
"Siapa ini??" Jawabnya yang masih belum tersadar, bahkan saat ini, ia mencari posisi yang lebih nyaman dengan badan yang menungging bak kucing yang mencari kehangatan.
"Kak Liam."
"Oh, kak— Liam?? Kak liam?? Kak Liam yang namanya Satria ?? Anak mommy Faysa sama daddy Ken?"
"Iya ini aku."
"Kok , kakak?" ucap nya dengan panik seraya bangkit dari tidur anehnya, ia dengan segera berbalik badan hingga.
"Ada di sini???? Ahhhh Rye malu, belum mandiiiiii!!" tanpa menghiraukan Satria yang pasti kini tengah mentertawakan nya, ia segera berlari ke kamar mandi.
Brakkkkk
Satria terkekeh geli melihat kelakuan gadis pujaannya yang begitu menggemaskan. Dengan telatennya ia membereskan tempat tidur Athena yang sangat acak-acak kan. Hingga matanya tertuju pada boneka jerapah yang kini masih setia tertidur di samping bantal yang Athena gunakan tadi .
"Ternyata masih di simpan." Satria mengambil boneka itu kemudian diletakkannya pada nakas samping tempat tidur Athena.
Berbeda dengan Athena yang kini tengah memejamkan mata seraya bibir yang tak hentinya berkomat-kamit berharap ini adalah mimpi.
"Wahhhh.. bukan mimpi, Astaga, maluuuuu" Ia menatap pantulan dirinya pada cermin yang kini tepat berada di hadapannya.
"Rambut acak-acakan, mata ada belek nya, hidung merah, pipi perah, bibir, astagaaaaaa!!!!"
Tok tok tok
"Rye, kamu gak apaapa kan?" Ucap Satria dari luar .
"Ah.. a–a.., Rye gapapa kak, Rye mandi dulu ya."
"Iya, kakak tunggu!"
Akhirnya dengan segera ia mencuci muka dan gosok gigi. Tak lupa mengisi bathup dengan air hangat untuk dirinya berendam walau sebentar.
"Ahhhh, ini bukan mimpi, mau ditaruh dimana muka ini??" Ia menepuk kedua pipi nya untuk menyadarkan kegilaannya kali ini.
"Hufftt.. harus cepat, kayaknya kak Liam mau ngajak keluar deh."
Akhirnya ia selesai dan bergegas mengeringkan tubuhnya, "God, lupa!!! Baju gantinya."
Perlahan ia membuka pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalanya sedikit demi sedikit.
"Aman."
Ia langsung berlari menuju walk in closet miliknya mencari baju yang pas untuk hari ini.
Setelah semua siap, ia langsung berlari menuruni tangga.
Di sana terlihat Satria dan Arthur yang tengah tertawa entah membicarakan apa.
"Kak, maaf lama." Athena menghampiri Satria dengan kaos hitam dan celana pendek.
"Sayang, serius kamu pakai celana itu?" Ucap Satria dengan nada dinginnya.
"I..i iya, emangnya kenapa?"
"Ganti ya, pakai yang panjang aja." Nada bicaranya kini mulai melembut tak seperti tadi.
"Tapi nanti makin lama , kak Liam udah nunggu Rye dari tadi."
"Gapapa, gih, ganti dulu celananya."
"Huftt.. okey!"
Athena memasuki Lift yang tersedia , begitu bodohnya ia tadi hingga melupakan jika rumahnya ini memiliki lift.
Tak berapa lama, ia kembali dengan setelan barunya.
"Ini cukup kan??"
"Good, lebih baik begini"
"Kak Arth, Rye minta ini ya"
"Iya, bawa aja" Atrthur mendekat seraya tersenyum manis pada adik cantiknya ini.
"Hati-hati di jalannya, jangan lupa pakai sabuk pengaman okey."
"Okey kak, eh, kak Sakha mana?"
"Ke kantor , ikut ayah."
"Eumm.. okey, Rye pamit ya, Rye udah izin sama bunda kok."
"Iya, take care sayang!"
Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan mansion Azfary. Satria membuka pintu mobil Athena dan dengan senang hati Athena masuk dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
"Sabuk pengaman sayang." Peringatan Satria pada Athena.
"Oh iya." cengiran khas itu membuat Satria mencubit gemas pipi chubby Athena.
"Mau kemana kak??"
"Em.. rahasia?"
"Yahhh... rahasia, gak asik ah!"
"Uhhh bete , bete, mana liat yang lagi bete??" Tangan jahilnya mulai mencubit pipi Athena bertubi-tubi.
"Apa sih Kak Liam, tangannya nyetir aja, gak usah cubit-cubit!"
"Habisnya pipi kamu bikin gemes sih...."
"Tau ah!" ucapnya seraya menghempaskan badannya pada sandaran kursi dengan kasar.
"Kita ke taman sayang, kakak ada sesuatu buat kamu."
"Okey , let's gooooo!!!!!" Pekikan gembira Athena membuat Satria kembali terkekeh geli.
.
.
.
Taman dengan rumput dan pepohonan hijau yang mampu menjernihkan pikiran membuat siapapun merasa nyaman. Semilir angin yang menerpa , meniupkan anak-anak rambut yang tak ikut terikat pada setiap helaiannya.
Senyum itu mengembang saat jari jemarinya merasakan suatu tangan hangat menggenggam tepat di setiap ruas - ruas jari dengan begitu erat namun membuatnya nyaman.
"Kak Liam!" sahutnya saat menatap laki-laki yang kini tepat berada di sebelahnya .
Tempat yang disediakan Satria terlihat begitu indah, karpet dengan makanan yang telah siap sedia tak lupa banyaknya potret mereka yang bergantungan pada suatu tanaman yang kini berada tepat di samping tempat mereka.
Satria menatap tepat pada kedua tangan yang kini saling menggenggam erat seolah tak ingin terlepas.
"Kadang aku gak bisa lepasin genggaman ini, tau kenapa?"
Athena hanya menjawab dengan gelengan kepalanya . Namun senyum itu tak pernah luntur dari bibirnya.
"Setiap jari-jari mungil ini berada di sela jariku ini , begitu pas ditangan, dan hal itulah yang membuat hatiku menghangat. "
Sebelah tangannya kini terulur pada wajah Athena yang kini tepat dihadapan Satria. Mata itu saling menatap menyelami dalamnya perasaan yang mereka rasakan kali ini.
Jantung ini berdegup kencang, tak lupa dengan kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya membuat Athena semakin merasa gugup.
"Jangan lupakan juga senyum manis inilah yang selalu membuat hariku menjadi lebih berwarna."
"Mata indah ini kadang tak bisa membuat kedua mataku berkedip untuk kedua kalinya karena hanya ingin tetap memandangmu, takutnya saat aku mengedipkan mata , kamu akan hilang dari hadapanku lagi ."
"Cukup lama terpisah membuat hati ini kukuh untuk tetap setia pada satu wanita, yaitu kamu."
"Rye, be my Mine??"
.
.
.
〰〰〰〰〰