BAB III

Semakin aku berpikir, aku semakin tak mengerti. Bahkan sampai sekarang pun, aku masih tak menyangka semua ini akan terjadi.

Pagi ini aku dikagetkan dengan  seseorang yang tidur disampingku. Saat aku membuka mata dan kutengok disamping ranjangku. Terlihat seseorang sedang memandangku dengan senyuman.

Wanita itu tak lain adalah Fenny direkturku di hotel. Aku kaget bukan main saat itu. "Fenny, sedang apa kau disini. Bagaimana kau bisa masuk ke kamarku. Bukankah sudah aku kunci semalam?!". "Ahh.. kau lupa bila wisma pekerja hotel ini ada kunci cadangan ya", ujarnya sembari menunjukkan kunci cadangan itu pada eger.

Eger menghela nafas berfikir sejenak, bodohnya aku, harusnya aku kepikiran untuk membawa kunci cadangan itu bersamaku juga.

"Bila begitu, berikan kunci itu padaku", ujar eger mengulurkan tangannya.

"Heeh, kenapa? Bukankah akan sangat menarik bila aku bisa masuk ke kamarmu setiap saat".

"Oh.. jadi begitu ya di pikiranmu..", Eger membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Didalam kamar mandi eger membasuh seluruh badannya dengan air dari shower yang mengalir.

Ya TUhan... Apa lagi yang harus aku lakukan. Bukannya aku tak suka dengan wanita agresif, ... Aku tak tau mengapa bila dengannya, aku merasa sangat canggung dan segan.

Apa karena dia adalah direktur di tempat aku bekerja?!. bukankah ini kesempatan buatku.. untuk bisa naik jabatan secepatnya!.

Akan tetapi,..

Itu seperti aku bekerja... Sebagai gigolo dong!. Aaah.. aku sangat bingung.

Bila aku berhenti bekerja.. bukankah.. itu tidak keren, masa aku kalah hanya tekanan seperti ini!.

Bukankah aku ini lelaki!

Jadi.... Mungkin aku terima saja ya tantangannya. Lagipula, dia cukup cantik!

Eger mengambil handuk dan menutupi bagian tubuh bawahnya. Sembari mengusapkan rambutnya kearah belakang dia pun keluar kamar mandi.

Di ranjangnya.. Fenny sedang tiduran seakan tak takut apa yang akan terjadi selanjutnya.

Eger menghampiri dan terduduk di ranjang tempat Fenny rebahan.

"Direktur... Jujur saja saat ini aku tidak mengerti. Mengapa kau ada disini dan kenapa kau selalu menemuiku di tempat pribadiku. Terlebih lagi.. aku ini seorang pria, bila kau terus seperti ini. Kaulah yang harus bertanggung jawab. Yah, kau Taulah, ini adalah kamar lelaki. Tempat yang paling berbahaya untuk wanita. Jadi..."

Sebelum eger selesai dengan ucapannya. Fenny menghentikan ucapannya dengan memeluk eger dari belakang.

"Tidak apa ko"

"Lagipula.. aku suka di tempat berbahaya ini!", Sembari memeluk dengan eratnya.

"Kalo begitu.. ini semua salahmu yah direktur!", Balas eger sembari membalikan badannya menghadap Fenny.

"Tentu.. lagipula.. kita sudah sama-sama dewasa kan", ujar Fenny sembari mencium mesra eger tepat di bibirnya.

Di-rek-tur...

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Saat itu aku... Hilang kendali. Seakan bukan diriku yang sebenarnya.

Saat itu pula.. aku... Untuk pertama kalinya..

Aku... Bercinta dengan wanita, awalnya, aku menjaga keperjakaanku hanya untuk Lucia. Wanita yang kuyakini ada dalam hatiku.

Akan tetapi, ...

Tampaknya, cintaku tidaklah sebesar itu. Mungkinkah karena lucia sudah menjadi milik orang lain?. Ataukah karna... Fenny terlalu menggoda imanku saat itu!.

Ntahlah.. aku tak tau lagi apa yang mesti aku pikirkan. Yang jelas mulai saat itu, aku... Telah menjadi miliknya.

Sang direktur cantik nan menggoda yang dapat membuatku pergi ke surga meski untuk sesaat saja.

Satu bulan telah berlalu. Kini aku menjabat sebagai kepala butler bagian management hotel. Bisa dibilang jabatanku yang sekarang bisa membuat semua orang menjadi iri terhadapku. Namun anehnya, tak ada satupun yang tidak puas bahkan mengajukan protes akan keputusan pengangkatanku.

Apakah itu artinya mereka mengakui kehebatan dan loyalitas kerjaku?!. Tidak.. bukan seperti itu yang mereka pikirkan. Hanya saja, keputusan direktur tidak dapat dirubah oleh apapun. Bahkan bila ada yang mengajukan protes sekalipun, maka keesokan harinya akan datang surat pemberhentian langsung dari pihak atasan. Oleh karena itulah mereka tidak ada yang bersuara. Bahkan bila posisi manager diberikan kepadaku. Tak akan ada satupun yang menentangnya.

Mereka hanya bisa berbisik dan membicarakan diriku diluar hotel jauh dari tempat kami semua bekerja.

Pukul 20.30 ruangan eger bagian kepala butler.

Tulilit..tulilit...

"Iya hallo"

...

"Ta..tapi sekarang aku masih bekerja"

...

"Baiklah", sembari menutup ponselnya dengan wajah Eger yang tampak lelah.

Rupanya telpon tadi dari Fenny, meski eger sedang bekerja. Dia tak peduli dan tetap menyuruhnya menghampirinya. Mau tidak mau eger hanya bisa menurut meski dalam hatinya sendiri tak menginginkan itu.

Kau tau, ini baru satu bulan berlalu sejak hubunganku dan Fenny berjalan. Pada awalnya aku merasa semua ini akan baik-baik saja. Tetapi.. persis seperti di dalam pikiranku. Aku hanyalah seperti budaknya saja yang harus selalu siap dia panggil.

Yah, bukanya aku tak mau bersama berduaan bersama dengan kekasihku sendiri. Tetapi.. sikapnya yang manja dan pemaksa itulah yang membuatku tidak nyaman.

Apakah dia tidak tau..

Banyak sekali orang-orang diluar sana yang membicarakan tentang hubungan kami. Terutama mengenai diriku yang diangkat sebagai kepala bagian butler di hotel. Setidaknya, aku ingin membuktikan pada semua orang bahwa aku ini pantas menduduki jabatan itu. Aku ingin memberikan kinerja yang bagus untuk perkembangan hotel sebagai eger versi diriku. Bukan karena aku sebagai kekasih dari direktur pemilik hotel!.

eger turun dari mobil yang dia parkir di tempat parkir rumahnya. Dikarenakan sekarang posisinya sebagai kepala bagian, eger memiliki rumah pribadi yang diberikan Perusahaan untuk para pegawai hotel.

"Ahh sayang... Kamu lamaa banget sih", ucap fenny menyambut kedatangan eger dengan pelukan.

"Kau Taulah mengendarai mobil itu kena macet fen, beda sewaktu aku memakai motor", jawabnya.

"Kok mukamu bete begitu? Apa kau tidak senang aku berkunjung?".

"Tidak.. tidak apa-apa ko. Aku hanya capek saja... Mungkin ".

Fenny terdiam sejenak dan berfikir..

Apa ada yang salah denganku yah?

Eger rebahan di sofa sembari memejamkan matanya. Lalu Fenny bersenderan dan memeluk eger dari samping.

"Kau kenapa fen? Aku belum mandi loh", ujar eger sembari menatap fenny yang terdiam dan memeluk dirinya.

"Gak apa-apa ko. Aku tau kamu lelah, aku tau kamu capek seharian bekerja, aku tau kamu sedang sibuk bekerja. Tapi.. meski hanya sebentar, aku tak bisa jauh-jauh darimu!. Meski aku direktur, kita tidak bisa berduaan di hotel karena banyak pengawas dari keluargaku. Maafkan aku.. mungkin sikapku memang menyebalkan.. tapi.. aku.. benar-benar tidak bisa jauh darimu eger", ucapnya sembari menatap wajah eger dari dekat dan mencium bibirnya.

Oh Tuhan... Kenapa iblis wanita ini selalu menggoda imanku. Bahkan di saat lelahku pun, gairah semangatku menjadi bangkit kembali. Bahkan rasa kesalku pun bisa menghilang seketika begini..

Kemudian... Eger pun membalas ciuman Fenny dengan senyuman di wajahnya.

"Begitukah?... Maaf bila aku yang belum bisa memahami kau Fenny. Lain kali akulah yang akan mengatur jadwal kita oke. Jadi selama aku di kantor.. kuharap kau bersabar untuk sementara waktu ini".

"Ahh.. iya.. kurasa.. aku akan mencoba bersabar jika setiap minggunya kita bisa menghabiskan waktu bersama seharian"

"Iya.. aku janji"

Fenny pun tersenyum mendengar ucapan eger tersebut dan kembali memeluknya dengan perasaan bahagia.

Mereka berdua terduduk di sofa dengan mesranya. Fenny memeluk eger dari samping sembari bersandar padanya. Kemudian eger mengelus-elus rambut fenny.

Yah.. aku rasa.. untuk sekarang ini tidak apa-apa begini. Aku akan mencoba memahaminya sebaik mungkin. Sikapnya yang manja dan terkadang membuat kesal bisa dikalahkan oleh sikap manisnya itu. Aku rasa... Aku sedikit mulai mengerti dirinya.

Dia sama sepertiku.. sama-sama tak menginginkan hidup dalam kesendirian!. Oleh karena itu kami bersama untuk melengkapinya.

Tuhan...

Jika memang dia (fenny) yang kau takdir kan untukku.

Semoga aku ..

Bisa menjaganya dan lebih memahaminya lagi.

***